5. Melepas Rindu

8.2K 650 37
                                    

Prilly yang mendengar ucapan Ali langsung memeluk Ali menumpahkan seluruh rasa rindunya. Walau ucapan Ali terdengar pelan tapi mesih terdengar di indra pendengarannya.

"Giliran aku tanya sama kamu, siapa ayah Nata yang sebenernya?" tanya Ali, "Kalau Naufal aku gak percaya karna Nata usianya sekitar 4 atau 5 tahun sama seperti beberapa tahun aku ninggalin kamu, please Prill jujur sama aku," sambung Ali lagi sambil menangkup wajah Prilly.

"Nata memang benar adalah anak kandung kamu," ucap Prilly sambil menundukan mukanya setelah berhasil melepaskan tangan Ali di wajahnya sedangkan Ali hanya diam dengan raut wajah terkejut.

"Tapi please Li, biarlah Nata tinggal bersamaku, biar Naufal gak curiga nanti kalau situasi udah aman kamu kalau mau ngambil hak asuh dia silahkan jika kamu ingin kita bercerai Li," ucap Prilly dengan wajah memelas.

"Hey, kamu ini ngomong apa? Kok ngelantur sih? Enggak, aku gak bakalan ambil hak asuh Nata dari kamu." Ali menangkup pipi Prilly, kini kedua manik mata mereka bertemu. Prilly memeluk Ali kembali. Rasanya rindu ini belum cukup di bayar hanya dengan pelukan saja.

"Kamu kemana aja selama ini, Li? Kamu gak tau betapa tersiksanya aku waktu kehilangan kamu dulu. Mengandung, melahirkan, dan membesarkan Nata tanpa di temani kamu, aku hampir putus asa, Li!" Tangis Prilly makin menjadi-jadi di pelukan Ali. Ia keluarkan semua isi yang ada di dalam hatinya. "Aku kangen kamu, Ali. Aku mau kamu selalu ada di samping aku mulai detik ini! Itu janji kamu dulu yang pernah kamu ingkari!"

Ali hanya diam. Hatinya berkata untuk kembali bersama Prilly, tetapi Ali mengingat Naufal yang sekarang menjadi suami Prilly. Bagaimana ini? Ia bingung untuk memutuskannya.

"A-aku... gak bisa Prilly!" Tegas Ali. Prilly menatap Ali tak percaya, bukan ini jawaban yang Prilly mau.

"Kenapa? Apa kamu udah gak cinta sama aku? Apa kamu udah punya perempuan lain yang mengisi hari-hari kamu selain aku? Jawab, Li?!" Kata Prilly tak sabar. Hatinya sesak mendengar penolakan dari Ali.

"Bagaimana dengan Naufal? Bukan kah dia sudah menjadi suami kamu? Dia yang sudah menggantikan posisi aku di hati kamu."

Prilly di tampar dengan ucapannya sendiri. Dia diam menatap Ali yang juga menatapnya dengan penuh pertanyaan.

"Aku cuma cinta sama kamu, Ali," lirih Prilly.

"Pikirkan Naufal, Prill! Jangan egois!" Tegas Ali.

"Enggak! Aku akan ceraikan Naufal secepatnya dan kita akan hidup bersama."

Ali memijit pelilisnya. Prilly sangat keras kepala dan tak terbantahkan. Bagaimana Ali memberi penjelasan pada Prilly jika begini. Ali juga sebenarnya berharap akan bersatu kembali dengan Prilly. Semua hanya di sulitkan oleh kehadiran Naufal.

Ali memegang pundak Prilly. "Prill, dengerin aku. Kamu gak bisa segampang itu menceraikan Naufal tanpa sebab. Naufal orang baik-baik, Prill. Apa kamu tega menceraikan orang yang sudah menemani kamu saat aku gak ada?" Tanya Ali lembut.

"Ali... aku cuma pengen kita kayak dulu lagi. Aku gak peduli sama Naufal, aku cuma mau kamu!"

"Aku ta--"

"Stop! Aku gak mau denger ucapan kamu lagi tentang Naufal. Apa kamu gak kangen sama aku?"

"Iya, tap--"

"Biar seperti ini dulu, Li. Anggap aja untuk saat ini Naufal gak pernah ada. Yang ada cuma aku dan kamu!"

Ali hanya pasrah. Prilly benar, biarkan mereka berdua menikmati kebersamaan terlebih dahulu tanpa harus memikirkan masalah yang sedang mereka hadapi. Untuk sementara saja.

Takdir [CBD Season 2]✔️Where stories live. Discover now