Eleven

83 11 0
                                    

Salah publish gaes. Mianhae :""

happy reading

"Jadi tujuan aku kesini memanggil kalian karna ada suatu tugas mendadak untuk kalian"

"Apa itu?"

"Kalian akan menjadi dokter umum dadakan"

"APA?!"

"Maafkan aku, tapi kalian akan menjadi dokter umum dadakan. Karna itu aku memanggil kalian berempat . Karna hanya ada 4 orang yang membutuhkan bantuan dari kalian"

"Tapi.. bagaimana bisa? Kita kan bukan dokter umum! Bahkan Suzy pun dokter mata! Bukan maksud meremehkan. Namun dari sekian banyak nya dokter disini mengapa kita yang dipilih!!" Protes Nayeon yang mewakili isi pikiran semua orang yang dipanggil oleh Minho ke ruangannya.

"Maafkan aku. Tapi ini adalah keputusan final dari Seoul Hospital. Jadi... mau tidak mau kalian harus melakukannya"

"Baiklah jika itu sudah keputusan. Kami akan dipindahkan kemana?"

"Ada yang di klinik desa, ada yang di klinik kota, ada yang khusus dokter kantor, dan ada yang menjadi dokter pribadi" Jelas Minho dengan tenang sambil melihat kertas-kertas putih yang berisikan data-data mereka.

*^^*

"Hahhh aku tak menyangka. Memamg kita apa? Se enaknya menyuruh kita" Omelan Suzy.

"Aish ingin rasanya aku balik saja" Timpal Nayeon.

"Sudahlah jalankan saja. Omong-omong aku penasaran, akan di mana kita berada nanti dan alasan mengapa kita harus melakukan?"

"Yah.. ujung-ujungnya pun kau penasaran kan?"

"Umm begitulah.."

"Sama aku juga"

"Baiklah kawan-kawan kita harus menikmati pekerjaan ini dengan santai. Jangan iri kepada mereka yang mendapat pekerjaan sesuai bidangnya. Kita lewati ini dengan senyum, ikhlas, ceria dan semangat. Siapa tahu kita dapat jodohkan? Jadi SEMANGAT" Nayeon menyemangati mereka dan juga dirinya sendiri dengan panjang lebar disertai senyum yang lebar dan kepalan tangan yang di angkat ke udara.

"SEMANGAT" Jawab mereka kompak.

"Omong-omong Im Nayeon. Kau dapat kata-kata itu dari mana?"

"YAK!!"

"Hahahahaha"

*^^*

2 orang namja tampan sedang duduk di bangku cafe dekat kantornya. Untuk menghilangkan penat sejenak, mereka memilih untuk meminum kopi bersama terlebih dahulu.

"Jimin-ah hari ini kita akan kedatangan dokter baru diperusahaa. Ada 2 katanya. Ah aku harap keduanya wanita. Atau salah satunya juga tak apa" Kata Bobby pada Jimin yang sebenarnya sudah tau.

"Ya.. kuharap" Balas Jimin dengan senyum kecilnya yang menghiasi wajahnya.

"Oh ya, umm.. sebenernya aku tak tahu ini benar apa tidak. Tapi yaa.. aku akan mendengar nya langsung dari mu"

"Apa?"

"Benarkah kau dekat dengan adik tirinya Cho Sajangnim?" Jimin menaikan satu alisnya.

"Dari mana kau tahu?"

"Gadis-gadis yang bergosip saat mereka sedang makan?" Bobby memiringkan kepalanya.

Oh tuhan. Naeun nuna. Dia benar-benar -Jimin

"Ya.. begitulah" Jawab Jimin jujur pada akhirnya.

"Jadi benar? Wahh kau berani sekali mendekati adik boss. Aku saja yang ingin mendekati adik sepupunya masih ragu" Bobby berdecak bangga pada Jimin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Pakai sihir apa kau?" Tanya Bobby penasaran.

"Kau pikir aku pakai sihir? Jika ia kau sungguh konyol. Aku hanya mendekatinya dengan berani dan mencoba berbaur dengannya. Tidak seperti kau, pengecut" Bobby memelototkan matanya mendengar kalimat terakhir Jimin. Dan tanpa aba-aba Bobby melayangkan tepukan di kepala Jimin yang lumayan keras.

"Ckk. Aku bukan pengecut. Hanya saja aku bingung mulai dari mana. Aku tak mau dia merasa terganggu dengan kehadiran ku yang begitu tiba-tiba. Dan pasti dia akan menghindariku. Juga aku takut tak kuat jika melihatnya nanti. Kau tau kan aku bagaimana?" Jelas Bobby panjang lebar dengan muka yang melas.

Jimin hanya dia mendengarkannya sambil menyadari suatu hal. 'Merasa terganggu? Apa aku begitu mengganggu ya?'. Ia terus memikirkan beberapa hal mengenai hubungannya dengan Nayeon. Ah bahkan ia tak mempunyai hubungan dengan gadis itu.

Sedangkan Bobby yang merasa 'terkacangi' pun menjentikkan tangannya di hadapan Jimin.

"Jimin"

"..."

"Hey Jimin"

"..."

"Yak Park Jimin"

"..."

"YAK"

"YAK WAE" Jimin yang kaget pun malah teriak balik ke Bobby. Sedangkan Bobby yang kesal pun menggeplak kepala Jimin -lagi.

"Kau ini memikirkan apa, ha? Aku sedang curhat, kau malah diamkan. Hah dasar bantet" Ambek Bobby.

"Yak, Siapa yang kau bilang bantet? Lagi pula, kau harusnya mencoba. Jangan hanya berdiam seperti pengecut saja. Bagaimana kalau dia diambil orang?" Omel Jimin.

"Sudah ku bilang aku hanya takut tidak bisa menahan nafsu ku. Bukan tidak berani" Elak Bobby.

"Alah sama saja! Memang siapa sih?"

"Jeon Somi" Jimin membulatkan matanya "MWO? JINJJA? Eyy termyata kau pedofil juga. Ck"

"Yaa bukanlah"

"Bohong"

"Terserah"

"Aish.. baiklah-baiklah. Siapa dia?"

"Kau akan tau nanti. Sudahlah ayo kita ke ruang meeting" Bobby pun berjalan menuju ke ruang meeting meninggalkan Jimin yang masih duduk manis.

"Bilang saja kau mau menghindari pertanyaan ku" Jimin mendegus sebal lalu berjalan ke ruang meeting menyusul Bobby.

TBC

SALAH PUBLISH EUNGH MIANHAEEEEE TT. Saking semangatnya ini tuh wkwk 😂😂😂.Jangan lupa vote ya bebeb qu
Sarangeeee

Fire (ON HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang