Three

281 29 3
                                    

Mulmed : Beautiful Desaigner of Ochein
-Oh Hayoung-

Happy Reading !!

Tangan itu masih bertautan dan mata itu masih saling menatap. Sampai... "Eukhmm"
Deheman Hayoung membuat mereka melepaskan tautan tangan mereka. Dan jadilah, pipi Nayeon bersemu merah. Aishh apa-apaan aku tadi. Dumal Nayeon.

"Maafkan aku. Umm silahkan duduk. Aku akan mengobatimu Jimin-ssi. Dan.. Hayoung-ssi pipimu.. agak membengkak?" Sontak Hayoung memegang pipinya. Dan Jimin menoleh ke arah Hayoung. Itu lebam! Bukan merah akibat tamparan.

Seketika Jimin mengeraskan rahangnya. "Katakan padaku ia.. meninjumu kan?" Hayoung diam menunduk sambil menautkan kedua tangannya. "JAWAB AKU OH HAYOUNG" Bentakan Jimin membuat Hayoung kaget. Begitu juga Nayeon. Omo.. apa pria ini tidak tau etika rumah sakit ya?. Nayeon mencibir Jimin sambil memberikan tatapan tidak sukanya. Ingin sekali ia menampar mulut pria ini. Namun ia siapanya?

"Ndee op-oppa. Aku.. tidak ingin oppa khilaf. Aku takut jika oppa marah. Jadi aku hanya menyebutnya tamparan" Hayoung tampak gemetar. Sedangkan Jimin bersumpah serapah jika ia akan melaporkan pria itu pada pihak berwajib atas pemerkosaan dan kekerasan.

"Ckk. Sudahlah Jimin-ssi. Kau tidak lihat? Adikmu itu sudah bergemetar takut. Kasihan dia. Sudah lebih baik aku mengobatimu" Nayeon meraih rahang Jimin dan menghadapkan wajah Jimin ke arah dirinya.

Degdeg degdeg
Aissh aku ini kenapa?

Nayeon mengambil sebuah kapas dan alkohol. Lalu membasahi kapas itu dengan alkohol. Dan diusapkan ke luka lebam yang ada pada Jimin. Jimin meringis kecil ketika lukanya di bersihkan. Namun sambil meringis ia juga memperhatikan Nayeon dari jarak dekat. Kalau dilihat-lihat dokter ini cantik juga. Kata Jimin dalam hati.

"Kau dokter bedah?" Tanya Jimin. Nayeon berhenti mengobati Jimin sejenak. Lalu melanjutkannya kembali. "Ya. Aku memang dokter bedah"

"Lalu mengapa kau mengobatiku?"

"Kenapa? Ini hanya mengobati biasa. Bukan melahirkan ataupun operasi plastik. Jadi buatku ini tidak masalah juga tidak sulit."

Hayoung yang mendengar itu tertawa. Jimin meliriknya "Diam kau Oh Hayoung. Urusanmu dengan ku belum selesai" Nayeon berhenti tertawa dan bermain handphonenya kembali.

Nayeon terkekeh kecil kearah Jimin. "Kau itu galak ya. Dengan adikmu" Kata Nayeon sambil memakaikan salep padanya. "Tidak juga. Tadi ada masalah. Jadi aku marah padanya"

"Umm. Selesai. Sekarang kau Oh Hayoung. Lukamu juga harus segera diobati" Jimin bangkit. Dan menju tempat duduk dimana Hayoung duduk sebelumnya.

Hayoung berlari kecil ke arah Nayeon. Sepertinya Hayoung senang sekali dengan Nayeon. Nayeon melakukan Apa yang dilakukan dirinya terhadap Jimin tadi.

"Eonnie. Sudah berapa lama kau jadi dokter?" Tanya Hayoung.

"Umm kira-kira, Baru satu tahun ini. Kenapa?"

"Ahh tidak aku hanya penasaran saja. Aahh appo" Hayoung meringis kecil karena luka itu agak ditekan oleh Dokter muda dan cantik itu. Nayeon tersenyum. "Kau temannya Yerin ya?"

Hayoung tersenyum "Ahh benar eonnie. Kami satu sekolah dulu. Namun sekarang kami mengejar cita-cita kami masing-masing. Aku sebagai Desaigner dan Yerin sebagai Dokter Spesialis Anak." Nayeon mengulum senyumnya dan menganggukan kepalanya.

"Sudah malam. Ayo kita pulang Hayoung" Jimin memotong pembicaraan mereka. "Ya. Aku juga sudah ngantuk. Kajja oppa. Eonnie aku pamit ya. Annyeong"
Hayoung hendak menarik tangan Jimin. Hingga deringan telfon yang berasal dari Handphone Hayoung itu berbunyi. Lalu Hayoung izin keluar untuk menerima telfon itu dulu.

Fire (ON HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang