4 × Kedua Kali

13.5K 1.1K 2
                                    

Nara mematut dirinya dicermin, hari ini ia sedang malas berdandan sehingga hanya polesan lipstik yang ia kenakan. Persetan dengan mata sembabnya Nara tidak peduli apa tanggapan orang toh Nara sebagai staff accounting di kantornya tidak pernah berinteraksi langsung dengan orang banyak.

Nara keluar kamar kosnya menuju mobil.

"Pagi mbak Nara, sarapan mbak." sapa satpam kos Nara yang bernama Pak Mahmud yang kini sedang menyantap bubur ayamnya. Nara tersenyum bahkan ia lupa kapan terakhirnya ia sarapan karena hal itu memang tidak pernah Nara lakukan.

"Iya Pak," jawab Nara ramah.

"Oh iya mbak, ini ada titipan dari orang. Cowok mbak tapi saya ngga tahu siapa, semalem mau saya kasih mbak tapi karena udah jam 11 malam saya urungin niatnya takut menganggu mbak." Pak Mahmud menyerahkan tote bag kepada Nara, Nara langsung memasukannya ke dalam mobil lalu berpamitan pada Pak Mahmud.

Didalam mobil Nara kembali menyalakan radionya lalu menatap tote bag yang ia letakan di bangku penumpang sampingnya, udah ketebak banget paling itu dari Pras karena siapa lagi yang tahu kosnya kecuali Pras dan Kila. Nara mengeluarkan isinya saat lampu merah menyala, menurut Nara isinya sangat mewakili Pras ia semakin yakin jika semua makanan ringan ini dari Pras tapi ada satu hal yang sangat menyentil bagi Nara, apa Pras juga mengetahui jika Nara suka brownies kacang sedangkan hanya Bharga yang paham akan hal itu. Ah Bharga lagi, Bharga lagi kenapa pikirannya tidak menutup semua yang berhubungan dengan Bharga. Ah masa bodo, mungkin Pras hanya asal ambil kalaupun dia mengetahuinya ya tidak apa karena Pras pun kemarin mengirim makan padang favoritnya.

Nara tersenyum karena untuk pertama kalinya ia tiba dikantor pukul setengah 8 dan hari ini ia mendapat parkir yang dekat dengan gedung sehingga ia tidak perlu berjalan jauh untuk pulang dengan si biyu.

Setelah tiba dimejanya, Nara mengeluarkan beberapa dokumen yang harus ia kerjakan tidak lupa ia memesan teh hangat pada seorang OB. Nara memang tidak pernah sarapan tapi teh hangat harus selalu ada ditiap paginya.

"Nara!"

Nara kenal betul dengan suara itu, kini ia membalikkan badan menatap Bu Ina yang sudah berada di pintu ruangannya. Kalau Bu Ina memanggil itu artinya orang yang di panggilnya harus masuk ke ruangannya itu sebab mengapa kini Nara bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruangan Bu Ina.

"Nar, kamu ibu tugaskan untuk mengaudit keuangan di kantor cabang kita yang di Sukabumi ya."

Asik! Jelong-jelong pikir Nara dengan senyumannya.

"Kata Pras sih cuma dua hari berhubung kamu dan Pras karyawan baik jadi Ibu kasih bonus dua hari untuk liburan disana, gimana?" kata Bu Ina dengan senyum simpulnya berbeda dengan Nara yang kaget, jadi ia akan pergi dengan Pras selama 4 hari? Mana tahan mending Nara disuruh pulang ke Garut bolak-balik pake mobil di hari libur panjang, ngga apa-apa deh sakit pinggang yang penting ngga sama Pras.

"Jadi, saya sama Pras Bu?" tanya Nara untuk meyakinkan dirinya. Bu Ina mengangguk. Benar-benar sama Pras? Nara menepuk jidatnya pelan.

"Saya yakin kamu seseorang yang bertanggungjawab Nar, kamu ngga akan menolak ini setelah mengetahui Pras akan menjadi partner kamu kan? Karena kamu orang yang bertanggungjawab.

"Saya tahu Nar kamu orangnya teledor dan Pras yang bisa ngimbangin kamu." kata Bu Ina yang semakin membuat Nara frustrasi. Nara hanya menangguk-angguk saja.

"Besok kamu berangkat, pakai mobil sama supir kantor pokoknya kalian jangan ada yang bawa mobil ya. Jam 6 harus sudah sampai kantor."

Bah! Apa-apaan ini bangun jam setengah tujuh aja Nara susah payah apalagi ini yang mengharuskan ia bangun jam 5 mungkin untuk mempersiapkan keperluannya besok.

"Mobilnya ngga bisa langsung jemput saya aja di kosan gitu Bu?" tanya Nara yang membuat Bu Ina menatapnya tajam-tajam, tahu sebentar lagi ia akan di terkam Nara memutuskan untuk keluar dari ruangan Bu Ina tanpa pamit dan segera berlari menuju meja kerjanya.

Nara menenangkan dirinya, pandangannya terarah ke gelas bergambar planet-planet itu, gelas yang selalu ia gunakan untuk minum teh sudah dibawa oleh OB segera saja Nara mengambilnya dan ingin segera ia sesap namun mengapa gelasnya terasa ringan, aneh pikir Nara.

Saat bibirnya sudah menyatu dengan gelasnya Nara tidak mendapati apapun, gelasnya sudah kosong, tehnya sudah diminum oleh orang? Orang? Nara bertanya dalam hati sedangkan tidak ada orang disini apa hantu? Mana mungkin hantu minum teh hangat pagi-pagi. Bukan... Bukan... Nara tahu siapa orangnya.

"Praaaaaaaaasssssssssssss~" teriaknya bagai lolongan serigala begitu kencang bahkan sampai membuat Bu Ina menongolkan kepalanya dipintu, Nara yang tahu akan hal itu langsung tersenyum, salah tingkah dan malu tentu saja.

Kedua KaliWhere stories live. Discover now