1 × Kedua Kali

21.6K 1.6K 7
                                    

Jam istirahat sudah tiba, itu artinya Nara bersiap untuk bertemu dengan mie instan ditambah telur, sayuran serta cabe rawit karena hanya itu yang bisa ia bayar di akhir bulan. Nara meneguk air di botol yang memang selalu ia bawa dari kos.

"Nar, diapain lo sama Bu Ina?" selidik Kila, sahabat Nara.

"Dikasih perhatian gue sama dia," balas Nara sambil memainkan Handphonenya.

"Whuust parah-parah, bahasa lo men berat banget." kata Kila sambil tertawa riang namun tidak dengan Nara yang masih fokus dengan handphonenya.

"Ki, liat deh ini ko lucu amat ya?" tanya Nara sambil memperlihatkan foto tas berwarna merah maroon. Kila hanya berdeham lalu kembali melahap gado-gadonya.

"Ulang tahun gue 3 bulan lagi Ki, tolong dikondisikan yah." ucap Nara yang membuat Kila terbatuk-batuk mendengarnya.

Tidak lama dari itu akhirnya mie instan yang dipesan Nara tiba dengan tergesa-gesa Nara langsung menikmatinya tidak lupa ia tambahkan saus bermerek yang sering ia bawa ditasnya.

Teng!

Baru sesuap Nara memakan mienya ia kembali ke handphonenya yang kini memberi tanda bahwa ada sebuah pesan disana.

Prasraya Maheswara : Nar, jangan makan mie mulu.

Nara tersenyum, Pras memang selalu ngingetin supaya Nara mengurangi makan mie instant diakhir bulan tapi lagi-lagi larangan mamahnya saja selalu Nara langgar apalagi Pras. Narapun memutuskan untuk melanjutkan makannya.

Dddrrttt ddrrtt

Pras memanggil...........

Ngapain sih. Desis Nara.

"Nara! Sumpah ya nurutan juga kucing gue daripada lo. Lo pasti lagi makan mie kan? Susah banget sih dibilanginnya. Bagi dua mienya sama Kila!"

Nara yang mendengarnya langsung menjauhkan handphonenya kupingnya tak kuat mendengar ocehan Pras yang melebihi emak-emak.

"Pras, gue cuma makan mie jangan bikin gue seolah-olah gue makan ganja deh. Emang sa–"

"Jelas salah, lo tau ganja tuh bikin ketagihan? Sama kaya makan mie dan lo sering banget makan mie. Nar! Kasian lambung lo."

"Bagi dua sama Kila. Untung gue lagi ada acara diluar kalau ngga abis lo sama gue! Kali ini gue maafin besok-besok ngga ada lagi pokoknya!"

Nara langsung menutup teleponnya karena kalau tidak Pras akan terus berbicara dan itu membuat Nara nyuekin mienya.

"Pras?" tanya Kila yang kini sudah menghabisi gado-gadonya. Nara hanya mengangguk lalu Kila tersenyum.

"Kata dia, 'nar, sumpah nurutan juga kucing gue daripada lo' masa gue disamain sama kucing," kata Nara dengan nada sebalnya yang justru membuat Kila tertawa terbahak-bahak.

"Lagian lo sih, dibilangin susah banget ya wajarlah dia bikin perumpaan gitu."

"Kila, perintah mamah gue aja suka gue langgar apalagi si Pras."

Nara menyudahi acara makannya selain karena memang sudah kenyang ia juga kehilangan nafsu makan karena dengar suara Pras.

Nara kembali ke pekerjaannya, untunglah pekerjaannya tidak terlalu menumpuk karena ia sudah mengejar deadline-deadline yang ia punya seminggu yang lalu.

"Mbak Nara, ada bingkisan." seorang OB menghampiri meja kerja Nara dan langsung menaruh plastik dengan logo restaurant padang ternama diatas mejanya.

"Eh eh ngapain di taro disitu? Nanti kalo isinya bom terus meledak karena kesenggol saya gimana?" tanya Nara yang membuat OB itu sedikit panik dan langsung mengambil plastik itu lagi ketangannya.

Nara tertawa, "Taruh aja pak saya bercanda hehe. Dari siapa memangnya?"

OB itu kembali meletakan plastik dimeja Nara, "Ah mbak Nara bikin kaget aja sih, ngga tahu mbak soalnya tadi juga diantar sama Gojek."

"Yaudah, makasih ya Pak Maman." kata Nara. OB yang bernama Pak Maman itu mengacungkan jempolnya lalu ia pamit dari tempat kerja Nara.

Nara membuka plastik itu, dilihat kotak makanan yang berisi rendang dan kawan-kawannya. Sejujurnya Nara suka sekali dengan masakan padang dan melihat ada seseorang yang mengirim paket makanan ini membuat Nara terenyuh dan merasa di perhatikan.

Teng!

Prasraya Maheswara : selamat makan padangan yah.

Jadi, ini dari Pras? Kalau gitu Nara harus mikir-mikir dulu deh dengan ucapannya yang tadi.

Kedua KaliWhere stories live. Discover now