4 : Kembali ke awal

91 8 1
                                    

"Sampai jumpa Aurora"

"Sampai jumpa bu guru."

Anna melambai pada Aurora sampai gadis cilik itu masuk ke mobil ibunya. Gadis itu selalu menjadi yang terakhir di jemput karena Ibunya seorang single parent. Ibunya bekerja sampai jam 5 dan tidak ada pembantu yang menjemput karena itulah Anna selalu pulang setelah Aurora pergi.

Ibu Aurora pernah menawarkannya uang terimakasih karena Anna menjaga Aurora lebih dari jam kerja tapi Anna menolak. Dia tidak punya kegiatan lain di apartemen jadi daripada sendirian, dia lebih suka bersama Aurora.

"Selamat sore Bu Anna" sapa Pak Hendri ayah dari Harry, salah satu anak di kelas Anna.

Anna tersenyum sopan, "Selamat sore Pak Hendri. Tumben belum pulang."

"Saya ingin berbicara dengan anda."

"Oh. Tentang apa?" tanya Anna bingung karena selama ini dia tidak pernah memberikan panggilan kepada Hendri.

"Apa anda baik-baik saja?"

"Maksud bapak?"

"Mata anda masih bengkak. Bertengkar dengan pacar?"

"Ah, bukan...."sangkal Anna. Dia tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui orang lain.

Kenapa ya Pak Hendri sampai tanya masalah itu? Apa mataku emang kelihatan bengkak? Apa Harry tadi ngomong ke Pak Hendri kalau mataku yang bengkak bikin dia nggak nyaman?

"Maaf Pak, apa Harry bercerita kalau hari ini dia merasa nggak nyaman? Maksud saya, masalah mata saya?"

Hendri tersenyum, menggeleng "Tidak. Dia selalu bilang kalau anda sangat baik dan cantik." Pipi Anna bersemu "Saya mendengar dari guru lain. Saya penasaran karena biasanya pacar anda sudah menunggu di depan."

Anna menunduk, meremas ujung bajunya "Maaf Pak, tapi itu masalah pribadi saya."

"Saya akan jujur pada anda Bu. Saya tertarik dengan anda, dengan kepribadian anda dan paras anda. Apakah pertengkaran anda ini membuka peluang untuk saya?"

Anna ingin mengatakan 'Woaaa...' dengan keterus terangan Hendri yang tanpa basa-basi. Di novel-novel yang dia baca, biasanya lelaki mendekati wanita yang baru patah hati dengan tenang dan penuh perhatian. Bukannya langsung menembak seperti ini.

"Uh..." Anna bergumam dan sibuk memikirkan cara untuk menjawab. Tapi belum sempat dia menemukan jawabannya, Hendri sudah menembak lagi.

"Mendengar keraguan Anda, saya menebak kalian bukan hanya sedang bertengkar tapi putus?"

Pipi Anna semakin memerah. Malu sekali saat orang asing bisa menebak dengan benar.

"Kalau begitu, saya punya kesempatan, kan?"

"Tunggu Pak!" kata Anna cepat. Dia tidak ingin ketinggalan di pembicaraan ini. Dia merasa Hendri seperti memojokkannya dan tidak memberikan kesempatan padanya untuk mengatakan hal lain "Saya memang putus dengan pacar saya dan mungkin tidak akan kembali lagi, tapi saya tidak siap dengan hubungan lain. Saya jujur pada anda"

Anna merasa malu saat mengatakan itu semua tapi dia jujur. Dia putus dengan Damian masih menyisakan luka dan trauma. Apalagi jika orang lain tahu alasan mereka putus karena Damian berselingkuh. Kepercayaan dirinya akan hancur lagi. Sekarang saja, dia sudah merasa tidak percaya diri.

Meskipun dia tahu Damian tidak mencintainya tapi dia selalu bertanya-tanya, kenapa Damian berselingkuh? Kenapa Damian tidak mencintainya? Apakah dia kurang cantik? Apakah dia tidak menarik? Apakah dia bukan Belle?

AnnaBelleOnde as histórias ganham vida. Descobre agora