2 : Anna - Belle

175 6 0
                                    


Anna hanya bisa tersenyum dan setuju saat Mama mengajaknya berkeliling ke Wedding Fair. Mama sangat bersemangat, menanyakan detail ini dan itu sampai membuat para pemilik stand merasa di PHP begitu tahu kalau mereka belum menentukan tanggal pernikahan.

"Memangnya salah ya kalau belum menentukan tanggal pernikahan tapi cari-cari informasi?" Protes Mama sambil menghitung lagi brosur yang sudah dikumpulkan.

"Mama habis ini mau kemana lagi??" Tanya Anna mencoba mengalihkan topik.

"Kita makan malam aja di slizzy, kamu hubungi Damian ya, biar Mama hubungi Papa."

Anna menurut dengan segera menelepon nomor Damian. Lelaki itu tidak mengangkat teleponnya tapi setelah panggilannya terputus, Damian mengirim SMS.

'Maaf, Anna. Aku sedang rapat. Nanti aku telepon lagi kalau sudah selesai. Love you.'

Anna tersenyum, mengirim SMS lagi'Nggak papa. Love you too.'

"Ma, Damian sedang rapat. Nanti dia telepon kalau sudah selesai."

Mama mendecak, "Papa juga. Dasar lelaki-lelaki sok sibuk. Sudah jam pulang kantor juga masih kerja."

Anna terkekeh, "Mereka kan kerja buat Mama."

"Papa yang kerja buat Mama, kalau Damian kan kerja buat kamu."

Pipi Anna bersemu merah. Meski dia memiliki warisan tapi selama ini, Damian yang bertanggung jawab dengan semua pengeluarannya. Merasa seperti mereka sudah menikah.

"Kamu gampang banget merah pipinya, seharusnya Belle juga ya. Tapi kenapa dia nggak pernah merah menggemaskan kayak kamu begini?"

Anna tersenyum kecil, menyembunyikan rasa cemburu pada Belle. Cemburu pada dirinya di masa lalu sangat menggelikan tapi itulah yang dia rasakan. Apakah Mama juga menyayanginya karena Belle? Apakah Mama menyayangi Anna?

"Ya sudah lah. Mama kesal sama Papa, jadi kita nyalon aja dulu. Kita pakai uang para lelaki itu untuk kesenangan kita." Tekat Mama.

"Uh.. Anna nunggu aja ya Ma." Anna tidak nyaman kalau harus menghabiskan uang Damian untuk hal-hal yang tidak terlalu penting.

"Anna, kamu harus ikut. Belle nggak akan ragu nguras uang Damian, jadi Damian sudah biasa. Ayo."

Tapi Anna bukan Belle, Ma.

Berkali-kali Anna ingin mengatakan kalimat itu pada Damian, Mama dan Papa tapi akhirnya dia tidak berani. Dari awal, bukan dirinya yang diharapkan oleh mereka.

---------------------------------------------------------------------------

Papa mencium pipi Mama begitu bergabung di meja mereka. Damian melakukan hal yang sama pada Anna setelah dia duduk di sebelahnya. Damian menyentuh rambut Anna yang lebih berkilau dari biasanya.

Anna mendekatkan tubuhnya agar bisa berbisik pada Damian "Maaf aku tadi pergi ke salon sama Mama memakai uangmu."

Damian tersenyum geli, "It's okay. Setidaknya aku menikmati hasilnya. Belle pernah memakai uangku untuk membeli barang-barang aneh yang nggak aku suka."

"Barang aneh?"

"Totem pole dari papua itu?" Tanya Papa yang mencoba mengingat.

"Iya, Pa. Papa dapat satu kan? Dia beli bukan Cuma buat oleh-oleh tapi juga koleksi."

Papa tertawa, "Memang aneh, tapi Papa suka. Belle tahu sekali soal benda-benda artistik. Tamu Papa selalu mengomentari totem pole itu."

Damian memutar bola mata, "Bukan masalah artistik. Papa memang selalu membela Belle."

AnnaBelleWhere stories live. Discover now