Perjalanan Pulang Odisseus

Mulai dari awal
                                    

Ketika Polifemos mengeluarkan hewan ternaknya untuk digembalakan di padang rumput, Odisseus sudah mengikatkan anak buahnya pada perut domba-domba Polifemos. Sementara dia sendiri menggantungkan badannya pada seekor domba. Polifemos yang buta tidak tahu bahwa Odisseus dan kawan-kawannya berlindung di domba-dombanya. Setelah berada di luar gua Polifemos, Odisseus dan anak buhanya berlarian menuju kapal.

Ketika kapal mulai berlayar, Odisseus, yang marah karena anak buahnya dimakan, berteriak pada Polifemos, Odisseus berseru dengan keras bahwa yang telah membutakan mata Polifemos adalah dia, Odisseus. Polifemos kemudian teringat pada suatu ramalan bahwa bahwa dia akan kehilangan matanya oleh seorang pahlawan. Polifemos mengira bahwa pahlawan itu akan berukuran besar.

Polifemos marah dan melempar baru pada kapal Odisseus, yang terus berlayar ke laut lepas. Polifemos akhirnya akhirnya berdoa pada ayahnya, Poseidon. Polifemos memohon supaya Odisseus dihukum. Mengetahui putranya dibutakan, Poseidon marah dan membuat Odisseus harus berkelana selama sepuluh tahun sebelum dapat pulang ke Ithaka.

Dalam Aeneid, diceritakan bahwa pahlawan Troya, Aineias, di kemudian hari datang ke pulau tersebut dan menyelamatkan Akhaimenides, anak buah Odisseus yang tertinggal di sana.

- Aiolos

Odisseus tiba di pulau Aiolia, yang dipimpin oleh Aiolos, dewa angin. Di sana Odisseus menjadi tamu sang dewa selama beberapa hari. Aiolos hidup di pulau itu bersama istrinya, serta enam pasang putra-putri. Masing-masing putranya dinikahkan dengan putrinya.

Ketika Odisseus hendak berangkat dari pulau itu, Aiolos memberinya sebuah kantung dari kulit lembu dan melarangnya untuk membukanya. Kantung tersebut berisi sesuatu.

Odisseus terus berlayar selama sembilan hari tanpa tidur. Angin saat itu tenang dan Odisseus sudah melihat pulau Ithaka dari kejauhan. Merasa lelah, Odisseus pun pergi tidur. Anak buahnya penasaran apa isi kantung pemberian dewa Aiolos. Mereka pikir isinya pasti harta, jadi mereka membukanya. Ternyata kantung itu berisi angin kencang, yang mengombang-ambingkan kapal Odisses sampai dia terdampar kembali di pulau Aiolia. Dewa Aiolos sadar bahwa Odisseus pasti dikutuk oleh seorang dewa, dan dia menolak memberi bantuan lagi padanya.

Berdasarkan Parthenios, Odisseus berhubungan seksual dengan putri Aiolos yang bernama Polimela. Ketika Aiolos tahu, dia marah dan hendak menghukum Odisseus. Namun ternyata Odisseus sudah pergi dari pulaunya, jadi Aiolos berniat menghukum Polimela. Akan tetapi, Dores, putra Aiolos, ikut campur dan memohon supaya Polimela diampuni dan dinikahkan dengannya.

- Kaum Laistrigones

Setelah berlayar selama tujuh hari, armada Odisseus tiba di kota Telepylos yang dihuni oleh kaum Laistrigones. Kota itu memiliki pelabuhan yang bagus, tertutup oleh tebing dan memiliki jalan masuk yang kecil. Kaum Laistrigones sendiri adalah ras raksasa yang dipimpin oleh seorang raja bernama Antifates, namun hal tidak diketahui oleh Odisseus dan kawan-kawannya.

Semua kapal, kecuali kapal Odisseus, memasuki pelabuhan. Sekelompok kecil kru dikirim untuk menyelidiki apakah penduduk lokal baik atau tidak. Mereka pertama-tama bertemu dengan anak perempuan Antifates, yang memandu jalan menuju istana ayahnya. Si gadis berukuran layaknya manusia sehingga mereka mengira bahwa kota itu hanyalah kota biasa. Namun mereka kemudian bertemu istri Antifates alias ibu sang gadis, yang ternyata seorang raksasa. Mereka menjadi ketakutan. Sang istri memanggil suaminya, Antifates, yang langsung menyerang anak buah Odisseus. Dia juga memakan sebagian dari mereka. Hanya dua orang yang berhasil kembali ke kapal. Odisseus memerintahkan semua kapalnya untuk pergi. Namun ketika itu seluruh kota telah berdatangan ke pelabuhan. Ribuan raksasa Laistrigones memenuhi tebing-tebing dan mengepung kapal-kapal Odisseus. Tempat itu menjadi perangkap maut.

Kaum Laistrigones melemparkan batu-batu besar ke armada Odisseus. Mereka menghancurkan dan menenggelamkan sebelas kapal yang ada di pelabuhan. Para Laistrigones juga menggunakan tombak panjang dan menusuk kru kapal Odisseus. Kru yang tertangkap menjadi santapan para raksasa itu. Sementara itu Odisseus tidak berdaya ketika melihat kapal-kapalnya diserang secara brutal oleh para raksasa. Kapal-kapal yang selamat akhirnya meneruskan perjalanan.

Mitologi YunaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang