Papa dan Mama tertawa mendengar Damian merajuk. Anna hanya bisa tersenyum. Dia selalu merasa asing disaat seperti ini. Anna tidak menyalahkan mereka. Mereka tidak menyadari karena mereka sedang membicarakan dirinya.

"Anna pintar memilih barang-barang diskon lho." Kata Mama antusias "Dia juga nggak mengeluh kalau diajak belanja muter-muter"

Papa mengangguk mengerti, "Anna memang lebih feminim daripada Belle. Aku nggak pernah menyangka suatu saat akan melihat Belle memakai rok dan memanjangkan rambutnya."

"Belle cantik kok pakai kaos dan celana." Bela Damian.

Anna menatap lelaki itu dengan sedih. Damian tidak akan pernah melupakan Belle. Bukan salahnya, Belle sudah mengisi hari-hari Damian sejak mereka bayi sedangkan dirinya baru muncul empat yang lalu.

"Sudahlah. Kalau diteruskan nggak akan ada habisnya. Mama sayang Anna dan Belle." Mama memberikan padangan lembut yang membuat Anna ingin menangis.

"Anna juga sayang Mama dan Papa." Anna menarik nafas panjang, "Anna nggak tahu seperti apa Belle tapi Anna yakin, Belle sayang Mama dan Papa juga."

"Oh, kamu manis sekali, Anna." Mama meraih tangan Anna dan meremasnya sayang.

---------------------------------------------------------------------------

Anna menahan tangan Damian saat lelaki itu hendak pulang. Damian meraih pipi Anna, mengelusnya lembut.

"Kenapa?"

Anna menarik nafas dalam. Selama tiga tahun mencintai Damian, dia selalu ingin bertanya. "Damian, kapan.... kapan kita akan menikah?"

Tangan Damian terhenti, "Me.. menikah?"

Ekspresi horror Damian membuat Anna terhenyak, "Kamu nggak ingin menikah denganku?"

"Bukan. Bukan begitu. Tentu aku mau menikah denganmu. Aku Cuma kaget. Kita masih muda jadi aku berfikir kita menikah beberapa tahun lagi."

Anna menghela nafas lega. Dia sekilas berfikir kalau Damian tidak berniat menikahinya sama sekali, "Satu tahun lagi? Katanya kalau hamil di atas umur 30 tahun, akan sangat sulit."

"Bagaimana kalau dua tahun lagi?" Usul Damian "Satu tahun itu sangat cepat, Anna."

"Oke. Dua tahun lagi."

Damian mencium cepat dahi Anna, "Aku pulang ya."

"Hati-hati."

Anna tersenyum senang. Sekarang dia lega karena punya kepastian. Oh, dia harus memberitahu Mama tentang rencana mereka. Setidaknya kalau Mama pergi ke wedding fair, Mama tahu kapan pernikahan mereka.

"Hai sayang, ada apa?"

"Ma, aku dan Damian baru saja bicara, kami akan menikah dua tahun lagi." Kata Anna semangat. Saat Mama tidak menjerit senang atau hanya mengatakan selamat, Anna bertanya "Mama kaget?"

"Ah. Iya sayang, Mama kaget sekali. Syukurlah kalau kalian sudah menentukan kapan akan menikah. Kita harus segera membuat time table. Untung saja kan tadi Mama banyak bertanya."

Anna terkekeh mendengar Mama yang sangat bersemangat mempersiapkan semuanya. Mama baru berhenti saat Damian sampai di rumah.

Anna menarik nafas bahagia. Jika nanti dia sudah menikah dengan Damian, dia akan tinggal bersama Mama dan Papa. Betapa menyenangkannya itu.

--------------------------------------------------------------------------

Wajah Damian pucat, dia mengusap rambutnya ke belakang berkali-kali.

"Anna baru saja menelepon Mama. Dia bilang kalian akan menikah dua tahun lagi."

Damian menghela nafas berat, "Apa yang harus aku lakukan, Ma? Bagaimana kalau Belle belum kembali saat dua tahun itu habis?"

Papa meletakkan gelas tehnya di meja "Menikah dengan Anna. Dia memang sangat berbeda dari Belle tapi dia tetap Belle."

"Papa tahu aku nggak bisa."

Mama berdiri, menghampiri Damian dan meremas pundaknya "Damian, apa setelah empat tahun ini kamu nggak ada rasa pada Anna?"

"Aku hanya ingin Belle kembali, Ma."

"Kalau begitu, katakan yang sejujurnya pada Anna."

"Bagaimana kalau sampai Anna melakukan hal nekatseperti Belle? Aku nggak bisa kehilangan Belle untuk kedua kalinya."

"Menurut Papa, Anna nggak akan melakukan itu. Dia mungkin lebih feminim dari Belle tapi dia lebih dewasa."

"Apa Papa bisa mengambil resiko?" Tanya Damian kesal.

"Lalu apa kamu mau membohongi Anna terus? Kalau akhirnya kamu nggak ingin bersama Anna, biarkan dia punya pilihan lain."

Damian mengatupkan bibirnya. Dia tahu Papa benar tapi dia tidak bisa melepaskan Anna karena itu sama saja seperti melepaskan Belle.

Belle, kembalilah.Aku rindu kamu.

AnnaBelleWhere stories live. Discover now