II. Bunda dan Ketiga Teman Milki

73 7 0
                                    

selamat membaca!

Milki mengambil bola basketnya yang terus-terusan terpantul dari ujung ring atau pun sekadar airball. Dirinya nyaris naik pitam saat dia sadar mengapa pelatihnya tidak memasukkannya dalam tim inti. Cadangan adalah makanan sehari-harinya. Bukan berarti itu membuatnya malas latihan. Tetapi, mendapat bagian di tim inti merupakan penanda kemajuan skill-nya.

"Milki, bukannya mau lihat band-nya anaknya Bu Aryo?" tanya bunda tiba-tiba dari ujung pintu.

"Si Brian, bun?" Milki balik bertanya sambil sekali-kali mencoba behind the back dribble.

"Iya, itu temen-temen kamu sudah nunggu." ucap bunda sambil berjalan ke arah Milki dan mengambil bola di tangan Milki, "Kasihan itu udah nunggu."

"Tiga kali shooting. Sekali alley oop." mohon Milki yang tangannya berusaha merebut bola di tangan bundanya.

Bunda menatapnya denga tatapan anak-bunda-kok-nantang-ya dan membuat Milki makin merajuk, "Shooting tiga kali deh. Satu." ucapnya saat berhasil merebut bola dari bunda dan langsung melemparkanya.

Blung! clean shot.

"Tuh, masuk, kan, bun!" ucap Milki sambil berlari kecil mengambil bola yang tergelinding ke arah teras.

Bunda berkacak pinggang, "Kalau gak masuk, langsung mandi."

Brak! Bola terpantul keluar ring.

"Mandi."

Milki berjalan ke arah bola yang terus menggelinding hingga berhenti saat bertemu dengan permukaan dinding garasi. Lalu,  kembali berjalan menuju ring dan melemparkan bola under ring.

"Milkita. Mandi. Sekarang." Milki meringis dan berlari masuk.

"Enak Hershey's-nya?" tanya Milki di ujung pintu sambil melipat tangan di dadanya saat melihat teman-temannya sudah duduk manis di kamar tidurnya. Duduk manis sambil makan cokelat, sambil main ponsel, sambil buka-buka meja rias milik Milki.

"Mil," panggil Kantya yang rambut hitamnya sudah tertata rapi, membuat Milki menoleh ke arah Kantya yang sedang duduk di kursi meja riasnya, "ini meja rias tapi cuma ada minyak kayu putih, bedak badan bayi, sunblock, sama sisir?"

"Sunblock-nya disuruh pakai sama nyokap gue." balas Milki seadanya walau Milki jelas tahu kalau bukan itu yang dimaksud oleh Kantya.

Mela menambahkan walau matanya terfokus mengganti saluran televisi kabel, "Maksud si Kantya itu, kenapa lo gak beli alat make up?"

"Kita kan masih SMA kelas dua, lagian gue gak bisa pakai make up." jawab Milki seadanya.

"Ya, belajar situ sama si Resha." balas Kantya yang memutar posisinya ke arah Milki.

Milki memutar bola matanya dan berjalan menuju lemari. Dirinya paling malas kalau melihat temannya berusaha mendandaninya dan memang jujur saja, dirinya tidak bisa bermain dengan make up.

Pernah suatu saat dia mencoba menebalkan alisnya dengan sebuah pensil eye liner. Bunda cuma bisa mengambil make up remover dan menghapus eye liner tersebut sampai kulit daerah alis menjadi kemerah-merahan. Alasan Milki hanya, "Ya, aku pikir eye liner itu cuma ada yang cair, bun. Kalau kayak pensil, pasti pensil alis. Tanya point guard-nya Cavaliers siapa deh, aku pasti tahu. Atau rumus dinamika gerak. Milki bisa."

"Gue gak ikut-ikut kalau Milki marah." jawab Resha yang membuang bungkus cokelat yang sudah ia makan ke tempat sampah dekat meja rias Milki.

"Sudah, sudah. Gue kayaknya gak ikut. Gue capek. Tiketnya ada di dompet gue. Ambil aja. Nanti gue bilang si Brian." ketus Milki sambil menyelempangkan piyama bergambar Pikachu di atas bahunya.

Resha melempar bantal kecil yang berada di dekatnya ke arah Kantya dan berjalan ke arah Milki, "Lo sih ngeselin. Tapi, kalau gak ada Milki, siapa yang ngelucu jayus?"

Centing.

Milki langsung mengambil ponsel yang ada di kantong celananya. Ada pesan masuk. Ternyata itu Brian.

18.49
Brian A: mil
Brian A: gw mau check sound nih

Milki: trs

18.50
Brian A: lo udah di dalem sm resha?

18.51
Milki: gw ga jadi
Milki: capek
Milki: resha dkk otw

18.53
Brian A: ayolah
Brian A: yakin lu??
Brian A sent a photo!

Tiba-tiba perut Milki terasa seperti berputar dan entah apa yang membuat pipinya terasa panas seperti saat dirinya menyesal tidak memakai sunblock saat matahari mulai bertengger saat latihan sabtu pagi.

Apakah ini efek zat endorfin? atau norepinefrin dan feniletilamin?

Sialnya, kemarin, Milki ikut ujian remedi Kimia. Jadi, jangan tanya.

"Mil, jadi, ya? Gue mohon. Demi gue sama Brian. Gak usah dengerin dua bocah sirik ini." kata Resha sambil melempar sunblock ke arah Kantya dan piyama di bahu Milka ke Mela.

18.55
Milki: liat nanti deh

Brian A: nah gitu dong:-)
Brian A: cepet mandi
Brian A: gw tahu lo belum mandi

(read)

"Iya, jadi."

s a l a m — s q u a c k

Mengejar SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang