9. Haeun-Open My Heart

1.8K 262 9
                                    

Dunia terasa gelap sekali. Aku merasa tubuhku sulit untuk digerakkan. Beberapa kali aku mengalami mimpi buruk, sehingga tidurku tidak begitu nyenyak. Perasaanku juga tidak enak, yang artinya aku pasti sakit.

Karena keadaan yang tidak memungkinkan aku untuk terus tidur, aku berusaha membuka mataku. Pancaran lampu sangat menyilaukan sekali. Tanpa tahu bagaimana caranya, aku ternyata sudah berada di kamar dan tengah berbaring di atas kasur. Siapa yang telah memindahkanku?

"In Haeun, kau sudah sadar."

"Oppa. Apa yang terjadi padaku?"

Sekilas aku melihat wajah Kihyun yang menyiratkan kekhawatiran. Tapi semua itu tidak begitu jelas karena penglihatanku buram.

"Kau pingsan, Haeun. Kau pingsan saat memasak di dapur."

Lalu aku mengingat-ingat apa yang terakhir kali kulakukan. Aku sedang memasak seperti biasa untuk makan malam. Dan tiba-tiba semua menjadi gelap. Memang dari pagi aku sudah merasa tidak enak badan.

Kucoba untuk bangun dari tidurku, namun Kihyun menahan apa yang kulakukan.

"Jangan bergerak. Kau harus tetap tiduran."

Aku pun menurut. Mau melawan perkataannya pun tidak bisa, aku tidak punya tenaga.

"Kau harus minum obat. Tapi perutmu tidak boleh kosong. Aku buatkan bubur ya?"

"Baiklah."

"Kalau begitu kubuatkan bubur dulu."

Kihyun bangkit berdiri dan hendak keluar kamar sebelum aku menahan tangannya.

"Oppa. Kau belum berganti pakaian? Apa sejak pulang tadi kau belum mandi?" tanyaku padanya.

"Belum."

"Kenapa?"

Ia tersenyum padaku. "Kalau aku pergi mandi, siapa yang akan menjagamu?

Entah mengapa, perkataannya itu sepertinya membuat pipiku bersemu.

***

Aku kembali terbangun untuk yang kesekian kalinya. Namun, kali ini benar-benar terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Hari sudah menjelang pagi. Setelah makan dan minum obat semalam, aku kembali terlelap walaupun bukan tidur yang benar-benar nyenyak.

Kulihat kasur di sampingku kosong, pertanda Kihyun sudah bangun sejak tadi. Aku merasa sudah enakan dan tidak begitu lemas seperti kemarin malam. Aku coba bangun dari tidurku dan perlahan melangkah keluar kamar.

Keadaan rumah masih gelap, tidak begitu banyak cahaya. Sepertinya sekarang baru saja jam setengah 6 pagi. Aku mencium sesuatu dari arah dapur dan aku mengikutinya.

Benar saja, di sana Kihyun sedang menyiapkan suatu makanan, tapi aku tidak tahu apa itu.

"Selamat pagi." ucapku membuat ia terkejut.

"Haeun-ah, kau sudah bangun? Bagaimana perasaanmu? Sudah lebih baik?" Ia menghampiriku dengan berbagai macam pertanyaannya.

"Sudah lebih baik, Oppa."

"Duduklah, jangan terlalu lama berdiri." Lalu ia menuntunku untuk duduk di kursi meja makan.

"Apa yang sedang kau masak, Oppa?"

"Kau lihat saja nanti. Kau pasti suka."

"Oppa tidak siap-siap untuk berangkat kerja?" tanyaku.

"Tidak. Aku sudah meminta izin untuk tidak masuk selama beberapa hari ke depan, sampai kau benar-benar sembuh."

"Apa yang kau lakukan? Kau harus tetap bekerja."

"Dan meninggalkanmu sendirian? Tidak mungkin. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu."

"Tapi, Oppa..."

"Tidak ada bantahan." Lalu ia tersenyum padaku. "Sudah menjadi tugasku untuk merawat In Haeun sampai sembuh, oke?"

Setelahnya ia kembali menuju dapur dan aku menunggunya selesai memasak.

"Makanan telah siap. Aku buat ini khusus untukmu."

Ia memberikanku semangkuk sup RUMPUT LAUT! Ya ampun, bagaimana ia bisa tahu makanan kesukaanku?

"Sup rumput laut! Aku sangat menyukainya, Oppa."

"Kalau begitu ayo dimakan. Agar kau juga bisa cepat sembuh."

Dengan cepat, aku mencoba masakan sup rumput laut buatan Kihyun. Rasanya sangat luar biasa! Mengingatkanku akan sup rumput laut buatan Eomma.

"Ini enak sekali, Oppa. Kau tahu, aku suka sekali sup rumput laut. Tapi aku tidak suka mencoba buatanku sendiri. Aku lebih suka mencoba buatan orang lain, terutama Eomma. Hmm, aku jadi rindu masakan Eomma."

Ia tersenyum menatapku. Sepertinya ia tidak pernah tidak tersenyum padaku. Bukankah begitu?

"Jangan khawatir. Kalau kau mau, akan kubuatkan sup rumput laut untukmu setiap hari."

Mataku membulat mendengarnya, dengan refleks. "Benarkah, Oppa?"

"Tentu saja. Kenapa tidak?"

Aku tersenyum bahagia. Aku merasa sangat bahagia. Kihyun selalu membuatku merasa bahagia. "Terima kasih. Aku dengan senang hati akan memakannya. Setiap hari. Tanpa bosan."

"Sama-sama, Haeun-ah. Aku akan melakukan apapun untukmu." katanya pelan. Setelah itu ia meraih puncak kepalaku dan mencium keningku lembut. "Cepat sembuh ya, In Haeun."

Perlakuannya membuatku terkejut. Dan mungkin aku merasakan ada sesuatu yang aneh dalam perutku. Rasanya seperti ada yang beterbangan di sana.

Inilah akibatnya bila kau telah mencoba untuk membuka hati pada seseorang. Segala yang ia lakukan padamu akan menimbulkan banyak reaksi tertentu pada tubuhmu, sehingga kau tidak bisa membedakan lagi, apakah kau masih sehat atau tidak?

TBC~

Falling Slowly | Yoo Kihyun (Monsta X)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang