(28) End for start!

Mulai dari awal
                                    

"Ini yang pertama. Jika ada yang tidak memuaskan, Anda bisa langsung komplen kepada kami." ujar pelayan yang mendampingi Aelke. Aelke tersenyum melihat gaun selutut berwarna jingga dengan hiasan casual di bagian kerahnya. Baju yang akan Morgan pakai juga berwarna jingga dan celana pendeknya berwarna hitam, kostum itu akan diabadikan saat matahari tenggelam sore ini. Kostum lainnya sudah terpampang rapi di hadapannya. Yang paling ia suka adalah gaun panjang yang bagian kakinya lumayan menggelembung berwarna putih dengan hiasan merah di bagian kerahnya dan motif bunga mawar di lingkaran lehernya.

"Kostum untuk pernikahan masih dalam proses, Aelke. Morgan tidak kemari?" seseorang yang merupakan pemilik butik kepercayaan keluarga Aelke muncul dan mendekati Aelke.

"Gak apa-apa. Morgan kebetulan udah ke lokasi duluan," jawab Aelke tersenyum.

"Oh, gitu. Gimana? Kostumnya memuaskan?" tanya pemilik butik.

"Sangat. Keren dan sesuai pesanan, hehe..." ujar Aelke, sang pemilik tersenyum puas karena rancangannya tidak mengecewakan.

"Aku mau ke toilet dulu, ya, mbak." ujar Aelke, pemilik butik tersebut mempersilahkan Aelke ke kamar mandi.

Seorang gadis memasuki butik. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan butik.

"Mbak!" panggilnya. Seorang pelayan menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan ramah. Gadis tersebut mengangguk.

"Gaun ini saya suka, bisa dibungkuskan?" ujar gadis tersebut menyentuh gaun yang masih berada di manniquin.

"Maaf, nona. Ini gaun pesanan, Anda bisa memilih yang lain." ujar pelayan tersebut.

"Saya bisa membayar 4 kali lipat gaun ini dari harga pemesan aslinya. Please!" ujar gadis tersebut.

"Maaf, tidak bisa, silahkan pilih gaun yang lain. Ini brand terbaru dari kami." Ujar pelayan sambil memperlihatkan gaun yang lain. Gadis itu menggelang. "Saya maunya ini!" keukeuhnya.

"Jangan yang ini, nona. Pemesannya ada disini." ujar pelayan sudah mulai pusing.

"Saya gak peduli, mau yang ini!" gadis tersebut mencoba melepaskan gaun tersebut dari patung manniquin dan pelayan langsung mencegahnya.

"Aduh, nona, jangan!" pelayan tersebut menghentikan aksi sang gadis yang ingin membeli gaun tersebut.

"Ada ribut-ribut apa ini?" tanya pemilik butik, gadis itu langsung melepaskan gaun yang ia coba lepaskan dari patungnya, namun saat itu juga terdengar suara 'Breeeeekk....'

Pelayan dan pemilik butik membolakan matanya saat gaun pesanan langganan mereka robek di bagian atasnya dan robekannya acak-acakan. Gadis tersebut tersenyum miring.

"Aduh, nona. Ini gaun pesanan, kenapa Anda merusaknya!" ujar pemilik butik lumayan panik karena gaun tersebut milik Aelke dan akan dikenakan sore ini juga.

"Ya saya gak sengaja. Nih, cek kosong, isi aja berapapun kalian mau buat ganti kerusakannya." ujar gadis tersebut dengan sombongnya.

"Ada apa, Mbak...?" Aelke yang baru saja keluar dari toilet menatap apa yang terjadi. Ia lalu mengerutkan keningnya saat mengenali seorang gadis di hadapannya.

"Irma?" tukas Aelke. Gadis tadi memang Irma yang sebenarnya sudah membututi Aelke dan Morgan sejak tadi. Ia juga sudah tahu rencana pernikahan mereka.

Irma tersenyum menatap Aelke, tapi entah senyuman apa yang ia lengkungkan.

"Hai, Ael-ke. Sedang apa disini?" tanyanya santai.

"Maaf, nona. Aelke yang sudah memesan gaun yang tidak sengaja Anda robek." jelas pemilik butik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BABY TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang