Part 16

36 5 0
                                    

"Ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir, aku mau kita putus". kata Sehun tanpa memandangku .

"Putus" kata ini adalah kata yang paling menyakitkan. Dimana kata ini yg membuat air mataku jatuh di depan Sehun. Dimana hubunganku bersama Sehun akan berakhir pada hari ini dan semuanya hanya akan menjadi kenangan.

Aku berusaha menenangkan diriku dulu sebelum berbicara,"Putus? emangnya sejak kapan kita berdua pacaran?" kataku berusaha tegar. 

Mendengar jawabanku, Sehun yang awalnya tidak melihat ke arahku, menjadi melihat ke arahku dengan muka yang begitu kaget. "apa maksudmu?" tanya Sehun.

tak tahan lagi, aku pergi dari tempat itu meninggalkan Sehun tanpa menjawab pertanyaannya. Jika aku berlama-lama disitu air mataku akan semakin deras. Aku berjalan...menangis...tidak perduli dengan keadaan sekitarku. 
Namun, tiba-tiba seseorang menarik tanganku dan menyadarkanku.

Aku pun dengan keadaan lemah melihat siapa yang menarik tanganku. Aku kaget.. aku telah melupakan dia. Melupakan janjiku dengannya Mark.

"Kenapa kamu tidak angkat teleponku?" Tanya Mark dengan muka panik. Melihat mukanya membuatku menangis dengan derasnya lagi. Mark pun bingung apa yang sebenarnya terjadi dan hanya memelukku.
"Tenanglah...ada aku disini" katanya yang memelukku dan sambil mengelus kepalaku.
Kata-katanya membuatku ingin menangis lebih lama. Dan membuatku berpikir kalau seandainya Sehun lah yang memelukku saat ini.

(1 bulan kemudian...)

"MAAARKKK!" teriakku dari gerbang sekolah.

Markpun menoleh dan menghampiriku,"ada apa sih teriak-teriak?" Tanyanya agak kesal.

Jarang-jarang liat Mark marah huhuu gemess banget.

"Kok ga bangunin ak..." percakapanku terpotong ketika melihat Sehun dan Dae hee bergandengan tangan. Kenapa sih aku harus melihat mereka berdua.

(Author POV)
Mark menyadari apa yang terjadi dan langsung memegang tangan Riri dan membawanya pergi dari tempat itu.

Namun, ketika melewati Sehun dan Dae Hee, Sehun dan Riri saling melihat satu sama yang lain.

(#throwback at cafe)
Sehun POV

Pada saat aku sampai di cafe, segera aku mencari tempat duduk. Seorang pelayan segera memberikan buku menu restaurant mereka dan siap menulis pesananku. Melihat-lihat menu yang tersedia, namun mataku hanya tertuju di minuman tiramisu. Dimana tiramisu merupakan minuman favorite Riri. Segera aku memesan tiramisu buat Riri dan orange juice buatku.
Sambil menunggu pesanan, terpikirkan lagi "apakah aku menyerah saja dengan Dae hee?" Karna aku tidak mau putus dengan Riri. Aku masih mencintai Riri. Tapi... di sisi lain, aku juga masih ingin bersama dengan Dae hee. Sial! Aku benci dengan diriku sendiri.

Tidak lama kemudian, Riri datang. Riri terlihat berbeda hari ini, dia terlihat cantik hari ini. "maafkan aku lama.. sudah lama disini?" tanyanya sambil duduk di depanku. Pandanganku tidak bisa lepas darinya sehingga membuatnya kebingungan.
"ehm, kamu kenapa?" tanyanya yang menyadarkanku. "ah, tidak.. hanya saja kamu terlihat cantik hari ini" balesku tidak sadar dengan apa yang ku bilang.

"permisi, ini minuman anda... silahkan" tiba-tiba pelayan cafe membawakan dua minum pesananku.

"maafkan aku, aku sudah memesan punya kamu. tiramisu tidak apa-apa kan?" tanyaku. "iya, makasih" jawab Riri.

Setelah beberapa menit kita saling bertatapan dan hanya minum minuman masing-masing, aku memutuskan untuk mengatakannya, "Ri..." panggilku.
Ia pun melihatku dan membuatku makin gugup, "ya?" Balasnya.

Aku ga tau lagi, akan ku bilang padanya, "maafkan aku Ri.." kataku menggantung. Kulihat mukanya Riri tiba-tiba berubah menjadi khawatir dan membuatku tidak kuat untuk melihatnya.
"Ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir, aku mau kita putus" kataku tanpa melihatnya.

"Dasar bego! Apa yang kamu katakan Sehun?" Kataku dalam hati. Maafkan aku Ri, aku pun tidak tau harus bagaimana. Aku tidak tau apakah aku sebenarnya masih mencintai Dae hee atau hanya merasa kasihan sama dia.

"Putus? emangnya sejak kapan kita berdua pacaran?" Katanya tiba-tiba yang membuatku kaget dan berani melihatnya. "Apa maksudmu?" Balasku.

Jadi, selama ini dia tidak menganggapku sebagai pacarnya? Ngga mungkin. Aku sangat mencintainya.

Menunggu penjelasan dari dia.. tapi,.. dia pergi meninggalkanku. Sekarang aku menyesal telah mengatakan itu. Aku benar-benar bodoh. Tanpa sadar, aku menangis.

#endofthrowback

Sekarang aku melihatnya bergandengan tangan dengan seorang cowok yang seharusnya yang memegang tangannya dia itu adalah aku.

Satu hal yang sekarang baru aku sadari...

Aku mencintai Riri, bukan Dae Hee.

THE END

**********************************

FINALLY!
Fanfic ini selesai 🎉🎉🎉

Terima kasih banyak buat teman-teman yang masih menunggu fanfic ini.
(Bow) (bow) (bow)

Sengaja aku bikin sad ending, karena emang dari awal bikin fanfic ini aku pengen sad ending. Jadi, maaf yah yang berharap ini bakal jadi happy ending. (Sorry) (sorry)

Aku minta maaf juga kalo cara menceritakannya masih kurang jelas. Karena, aku masih belum master dalam membuat cerita 😂
Jadi, kalo ada comment dan suggestion, dengan sangat berterima kasih aku akan menerimanya. Dengan bantuan klian, aku bisa berkembang dalam membuat fanfic yang baik dan benar.

TERIMA KASIH BANYAK.


If My Life Was A MovieWhere stories live. Discover now