#17 Confession

1.7K 153 26
                                    

Author POV

          Seperti biasanya, bandara selalu penuh sesak dengan orang - orang yang akan pergi atau baru saja datang. Selain mereka, ada juga orang - orang yang mengantarkan kepergian sanak saudaranya, maupun menunggu kepulangan mereka.

           Awan kelabu memenuhi langit pagi itu. Seorang yeoja masih menunggu kedatangan seseorang yang harusnya datang menjemputnya. Ini tidak seperti bayangannya. Dia sudah menghayalkan wajah bahagia Jungkook yang menantinya di depan pintu kedatangan. Setelah itu mereka akan bercanda tawa, dan sesekali Jungkook akan menggodanya dan membuat pipinya memerah. Tapi, ini berbanding terbalik dengan khayalannya. Bukan senyum mengembang yang menyapanya, melainkan kekosongan dan kehampaan. Walaupun suasana bandara penuh sesak dengan orang orang yang sibuk dengan urusannya masing masing, tapi ia merasa hampa karena Jungkook yang diharapkannya tidak datang menjemputnya.

    Awalnya Seolhyun berfikir positif, dan menyangka Jungkook sedang terkena macetmakanya namja itu datang terlambat. Tapi ini sudah dua jam dia menunggu Jungkook, dan namja yang ditunggunya tidak juga menampakan batang hidungnya. Akhirnya Seolhyun memutuskan untuk pulang kerumahnya dengan menaiki taksi. Sepanjang perjalanan ia hanya memandangi jalan tanpa bersuara.

           "Aghassi.. Aghassi.." supir taksi memanggil Seolhyun berkali - kali karena mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tapi, yang dipanggil tidak juga merespon.

             "Permisi aghassi.." setelah berulang kali memanggil Seolhyun, akhirnya yeoja itu merespon.

               "Ne ?"

                "Kita sudah sampai.." ucap supir taksi itu ramah.

                 "Ah.. Ne.." Seolhyun mnjawab dengan kikuk. Lalu ia memberikan ongkos taksi kepada supir taksi yang menyambut uang yang ia berikan dengan senyum hangat. Jangan salahkan Seolhyun yang tidak mendengar panggilan berkali - kali dari supir taksi, salahkan saja Jungkook yang membuat Seolhyun melamun memikirkan yeoja itu.

          Tanpa sadar Seolhyun melangkahkan kakinya kearah kafe Manggo, tempat Jungkook bekerja. Ia masuk kedalam kafe mencari namja yang memenuhi pikirannya. Baru saja ia membuka pintu kafe, ia sudah disuguhkan dengan pemandangan yang tidak mengenakkan. Namja yang ditunggunya sedang bersenda gurau dengan seorang yeoja berkaca mata. Dari raut wajahnya, jelas sekali ia sedang bahagia seperti tidak memikirkan Seolhyun yang mungkin saja masih berada dibandara menunggu kedatangannya. Kesal dengan yang dilihatnya. Seolhyun langsung melepas sepatu sport yang digunakannya lalu melemparkan sepatu itu kearah Jungkook.

             Nice Shoot !!!

             Sepatu itu tepat mengenai kepala Jungkook, membuat orang yang terkena lemparan sepatu meringis sakit. Namja itu segera membalikkan tubuhnya dan melihat orang yang sudah berani melempar kepalanya dengan sepatu. Detik berikutnya, mata Jungkook membulat melihat orang yang sudah melempar sepatu kearahnya.

          "Kau.." ucap Jungkook terkejut.

      "Dasar menyebalkan !" Seolhyun berjalan keluar dari kafe diikuti Jungkook yang mengejarnya dari belakang. Jungkook mempercepat langkahnya untuk mengejar yeoja didepannya. Ia segera meraih tangan Seolhyun yang membuat yeoja itu membalikan badan menghadap Jungkook.

           "Lepaskan !" Seolhyun memberontak drai genggaman Jungkook.

            "Tidak akan. Aku tidak akan melepaskan tanganmu sampai kau mau memberitahu alasanmu ada di Korea." ucap Jungkook. Seolhyun berdecih.

           "Berhenti berpura - pura. Aku mengerti.. Ini sudah satu tahun sejak aku pergi. Dan kau mungkin tertarik dengan yeoja lain. Tapi, bukankah kau keterlaluan ? Setidaknya kau bisa membalas pesanku dan memberitahu kalau kau sudah menyukai orang lain !. Hah.. Aku terlihat seperti orang bodoh." Seolhyun meremas untaian rambutnya dengan tangan kirinya. Jujur, dia sedih dan kesal saat mengetahui Jungkook yang sudah menyukai orang lain, walau itu belum terbukti kebenarannya.

Blind Is LoveWhere stories live. Discover now