#8 Happiness

1.1K 131 16
                                    

Yonghwa POV

Diakhir waktu makan kami, Shinhye mengatakan hal yang membuatku terkejut dan tak dapat ku percaya. Itu mengenai kekasih.. Kekasih bohongan yang saat itu begitu saja kuucapkan. Yeoja itu bertanya seperti apa kekasihku.

"Dia yeoja yang sangat ceria, senyumnya cantik dan tawanya menggembirakan. Ia tidak pantang menyerah, tapi sedikit manja. Dia sering memintaku untuk mengantarnya atau menemaninya. Akhir - akhir ini aku baru mengetahuinya, dia.. Sangat jahil." entah mendapat ide darimana, aku mendeskripsikan Shinhye untuk kujadikan jawaban dari pertanyaan Shinhye. Apa sekarang aku sedang menganggap Shinhye sebagai kekasihku ? Lucu sekali.

"Dia terdengar sangat baik dan menyenangkan. Kau pasti sangat bahagia memiliki dia disampingmu." ucap Shinhye.

"Ya.. Kuakui aku senang memiliki dia disampingku. Setelah sekian lama, kini aku kembali dapat merasakan kebahagiaan karenanya." aku jujur. Aku sangat bahagia saat ini. Kau membuat duniaku kembali bersinar Park Shinhye. Terima kasih.

"Apa kau sangat mencintainya ?" Shinhye bertanya dengan senyum diwajahnya. Apa aku mencintainya ? Aku tidak tahu. Mungkinkah aku mencintaimu Shinhye-ah ?.

"Jujur.. Aku takut mengatakan perasaanku yang sebenarnya. Aku takut jika aku mengatakan aku mencintainya, suatu saat nanti entah aku atau dia.. Salah satu diantara kita akan terluka." ya.. Aku takut. Aku tidak dapat percaya pada cinta karena aku takut merasakannya. Aku takut dilukai dan melukai orang yang aku cintai.

"Aku juga.. Sempat takut mencintai seseorang. Ini pertama kalinya aku memutuskan untuk mencintai seseorang. Aku juga sadar rasa sakit dan luka yang mungkin akan kudapat nantinya, tapi aku berfikir itu adalah resiko yang memang harus kita tanggung." ucapnya, dapat kulihat kesungguhan ucapannya dari matanya.

"Apa ada pilihan untuk menghindari rasa sakit itu ?" ucapku. Aku tak dapat menghitung seberapa banya rahasia yang sudah kuceritakan pada Shinhye. Padahal aku baru mengenalnya dalam kurun waktu seminggu, bukankah ini terlalu cepat ?.

"Ada.. Kau bisa menghindari rasa sakit itu dengan menahan perasaanmu. Menahan untuk mencintainya terlalu dalam, dan menahannya untuk mencintaimu terlalu dalam.." Shinhye menghentikan ucapannya sebentar kemudian melanjutkannya lagi "..tapi jika kau sudah mulai mencintai orang itu, mungkin akan sulit untuk menahan perasaanmu."

"Ternyata benar.. Cinta itu tidak cocok untukku."

"Menurutku semua orang berhak merasakan itu.." aku mengangguk menyetujuinya. Ya.. Semua orang berhak. Kecuali aku.

☆☆☆☆☆☆☆

Author POV

Menembus hembusan angin dingin yang menusuk tubuh, diterpa rintik hujan yang terus turun tanpa henti ia terus berjalan. Oh Sehun tidak terlihat sedikitpun ingin menghentikan langkahnya meskipun dingin hujan menerpa tubuhnya. Pandangannya kosong, raga itu seolah tak lagi berjiwa. Satu langkah, dua langkah, ia terus berjalan hingga tiba didepan apartementnya dengan tubuh basah kuyup. Seperti jiwanya yang menghilang dari raganya, ingatannya pun ikut bermasalah untuk mengingat password pintu apartement yang tak penah ia ganti sejak pertama kali ia membeli apartement itu. Akhirnya Sehun memutuskan membunyikan bel apartement menunggu sang penghuni keluar dan membukakan pintu untuknya.

"Sehun ? Kenapa kau membunyikan bel...nya." Yonghwa terkejut sesaat setelah membuka pintu. Pasalnya ia mendapati Sehun yang basah kuyup dan kini namja itu terjatuh menimpa tubuhnya. Untung saja Yonghwa dapat menahannya sehingga mereka berdua tidak terjatuh ke lantai.

"Ada apa denganmu ? Yak ! Yak ! Jawab aku Oh Sehun !" Yonghwa berulangkali memanggil nama Sehun untuk menyadarkan namja itu. Tapi usahanya tidak mendapatkan hasil sama sekali. Namja yang terus dipanggilnya tidak bersuara sedikitpun.

Blind Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang