peri kecil ku

548 79 11
                                    

      Soo hyun pov...

Terus ku pandangi wajah yeoja di hadapan ku ini...
Senyum manis nya yang bisa menghangatkan udara di sekitar ku... Lama tak ku lihat wajahmu shin hye ku... Ya! Dia miliku, tentu saja...

Tiba tiba, tubuhku melemas seketika melihat senyum man yang terlukis indah di wajah nya. Aku yakin, sangat yakin... Tuhan sedang tersenyum saat mencinptakan yeoja yang satu ini. Apa aku terlalu egois untuk hanya berniat memiliki nya seutuhnya? Apa kah itu bisa disebut egois? Ah! Masa bodo! Aku sudah tak sabar merengkuh tubuh mungil itu.

"Emm... Maaf... Anda ingin bertemu saya?" pertahanan ku hancur saat suara yang selembut sutra itu kembali terdengar.
Aku hanya dapat mematung dan berusaha menahan diri.

"Maaf tuan..."
Aku masih terdiam... Membiarkan suara itu memenuhi indra pendengaran ku. Aku tersadar saat seorang menepuk bahu ku...

'Aiissh... Mengganggu saja...'

Saat aku berbalik...
"Sedang apa kau?" luhan... Itulah nama namja berbibir tipis itu.
"Ikut dengan ku..." dia menarik lengan ku dan membawaku menjauh dari peri kecil ku.

Dia menarik ku sampai di depan mobil ku. "Apa? Kau mengganggu moment itu. Bisakah sekali saja kau membiarkan ku merasakan debaran nya?" kataku... "Berdebarlah sesuka mu nanti. Tapi saat ini kau harus mendengarkan ku. Jika terlambat sedikit saja, aku tak yakin kau bisa berdebar lagi..."
Wajah mu mulai serius, aku pun serius menanggapi nya... "Ada apa?"... " ikut aku..."

Soo hyun pov end.

Luhan membawa soo hyun ke sebuah kafe yang cukup besar dan mahal tentunya.

"Ada apa?" untuk kali kedua soo hyun menanyakan hal yang sama. Tapi luhan tak kunjung menjawab nya. Dia hanya menunjuk ke arah sebuah bangku kafe yang sudah diduduki seorang yeoja dengan rambut tergerai panjang.
"Itu jawaban dari semua pertanyaan mu tadi..." singkat dan padat, setelah itu luhan meninggalkan soo hyun yang masih bingung dengan yeoja itu.

Lalu soo hyun pun menghampirinya...

Dan... Damn!!

"Soo eun? Sedang apa kau?" tanpa nada gemetar sedikit pun, soo hyun bertanya pada gadis yang sudah mengejar nya sejak jaman kuliah dulu...
"Hai! Lama tak bertemu... Duduk lah..." soo hyun pun duduk.
"Mau apa kau kembali?" tanya soo hyun sinis. "Setelah 5 tahun, kau masih sinis juga padaku ya... Tapi sekarang kau sudah berubah. Menjadi lebih tampan.." mendebgar kata kata menjijikan itu, soo hyun berdecih pelan. "Langsung pada intinya saja... Apa yang kau ingin kan? Aku tak ada banyak waktu untuk meladeni mur*han seperti mu..." merasa pembicaraan ini sia sia, soo hyun hendaj berdiri dan pergi... Tapi...
"Aku tau waktu mu itu hanya untuk peri kecil mu kan?"

Damn!

Soo hyun berhenti melangkah. Kata kata soo eun serasa mendengung di kepalanya. Apa maksud nya?
"Kau pasti ingin tau darimana aku tau tentang peri kecil mu itu kan? Aku akan jelaskan, tapi duduklah sebentar..." nada yang diucapkan soo eun terdengar sangat menjijikan ditelinga soo hyun. Mau tidak mau, dia kembali terduduk.

"Baiklah aku tau kau tak suka basa basi, aku hanya ingin bertanya..." dia menggantung kan kata kata nya... "Apa?"
"Apa kau benar benar menyukai peri kecil mu itu?" soo eun menekan kan nada bicara nya pada kata 'peri kecil'...

"Kau tau tentang dia?"
"Aku tak sebodoh yang kau kira, kim soo hyun..."... " apa maumu?" tanya ku kesekian kalinya.
"Aku ingin kau jawab pertanyaan ku tadi... Apa kau benar menyukai gadis itu?"...
Soo hyun hanya terkekeh pelan menanggapi pertanyaan aneh soo eun. " aku? Seorang CEO muda, menyukai gadis itu? Hah! Kau bercanda nona kim..." kata soo hyun meremehkan pertanyaan soo eun. Soo eun pun ikut terkekeh merutuki kebodohannya, karena dalam hati, soo eun yakin bila soo hyun hanya mempermainkan gadis yang menurutnya bodoh itu.

"Hah! Kau benar soo hyun. Sudah ku duga kau tak akan---"

"Aku mencintai nya..."

Belum selesai mengatakan kalimatnya, soo hyun sudah menyambar nya. Tawa yang ada di bibir soo eun hilang seketika mendengar pengakuan dari mulut namja tampan itu.
"Ya! Aku mencintai peri kecil ku. Bagus... Jika kau sudah menduga hal itu. Jadi aku tak perlu memberitahu mu lagi..." dengan membenarkan jas hitam lekat yang ia pakai, soo hyun beranjak dan pergi dari kafe itu, meninggalkan soo eun yang masih terjebak dalam dilema nya.

"Hah... Jadi kau sungguh mencintai nya ya? Hah... Baiklah bila itu mau mu. Maaf kan aku soo hyun, bila gadis kecil itu hancur di tangan ku..." geram soo eun.
.

.

.

"Jimin!!!"

Shin hye mengagetkan sahabat kecil nya itu yang tengah membaca buku dengan serius.
"Dasar chicken! Jantung ku hampir lepas! Kebiasaan mu tak berubah ya..." kata jimin.
"Beri satu aku alasan, kenapa aku harus berubah?" tanya shin hye dengan polos nya.
"Karena kau sudah dewasa. Kau tak mau ada namja yang mencintai mu suatu saat nanti?" goda jimin. "Bila tak ada namja yang mencintai ku, kan ada kau..." hah... Gadis polos. Bahkan ia tak mengerti arti cinta sama sekali. Jimin dengan santai nya merangkul pundak shin hye yang tengah terduduk di samping nya. "Tadi, aku dengar ada seorang namja yang mencari mu, siapa?" tanya jimin. "Entahlah... Aku juga tidak mengenalnya..." jawab shin hye. "Tapi kenapa namja tampan itu mencari yeoja chiken seperti mu..." ledek jimin... "Dasar anak babi..." shin hye menarik hidung jimin hingga berwarna merah.
"Kurang ajar! Hei chiken jelek! Kemari kau! Jangan coba lari!!" dan terjadilah adegan saling kejar dan meledek. Sungguh! Mereka lebih pantas disebut anak umur 5 tahun.

    Tanpa jimin dan shin hye sadari, sedari tadi ada sepasang mata elang yang memperhatikan mereka sedari tadi. Tangan nya mengepal hingga buku buku jari nya terlihat berwarna putih.
Ingin rasanya ia menjadi namja itu, namja yang bisa menjadi alasan yeoja kesayangan nya itu tertawa. Tapi apa yang telah soo hyun berikan pada shin hye?
Selain luka, penderitaan, atau tangisan...
Ya... Setidaknya soo hyun berusaha memperbaiki kesalahan nya...

Namja tampan yang sedari tadi memegang pundak soo hyun terus menahan sahabatnya itu untuk tidak kehilangan kendali.
"Lihat namja itu... Namja yang pernah ku pukuli sebanyak 2 kali. Sekarang dia sudah besar ya? Apakah sekarang aku boleh memukul nya lagi?" desis soo hyun pada dirinya sendiri.
"Ya... Itu namja yang dulu kau pukuli. Andai hari itu kau bisa lebih mengendalikan dirimu, mungkin yeoja cantik itu sedang bersama mu hari ini dan memanggil mu oppa..." balas luhan. "Itu bukan salah ku. Namja itu yang memancing ku melakukan nya..." luhan tau, soo hyun tak pernah mau disalahkam untuk apapun. Hal terbaik yang bisa luhan lakukan adalah diam.

"Lihat saja... Yeoja cantik itu akan menjadi miliku..."
"Kapan?" tanya luhan
"Pasti... Secepatnya. Suatu hari nanti." yakin soo hyun
"Aku hanya ingin bilang, kendalikan dirimu lebih baik. Karena kemarahan mu hanya akan memperburuk keadaan." pesan luhan pada sahabatnya itu.
"Aku tak dapat berjanji. Aku selalu kehilangan kendali saat berada di dekatnya. Aku tak yakin bisa mengendalikan diriku sendiri..." lagi lagi soo hyun bertingkah menyebalkan.
"Sudah lah... Aku bisa gila terus disini. Ayo pulang..." kata luhan.
"Aku sudah gila semenjak bertemu dengan nya. Oh! Aku benar benar gila..."
'Ternyata benar dia gila...' batin luhan sambil bergidik ngeri...

'Besok aku akan memulai pertemuan kita dari awal. Jadi persiapkan dirimu... Park shin hye... Karena saat sekali aku sudah bertemu dengan mu, aku tak bisa melepaskan mu lagi. Kau bagai candu ku. Sekali aku melihat senyumu, aku tak tau caranya untuk berhenti...'----

Tbc...

Hai...
*singkat amat?
Lagi gak semangat para readers. Kayaknya akhir akhir ini dukungan para readers berkurang...
-_-... Jadi gak semangat.
Sori kalok jelek ya...

Bersamaan dengan ff ini, kayaknya aku bakal hiatus.
Gak tau sampe kapan, pokoknya sampe para readers gak PJ lagi ma ff ku...

Maaf kalok agak egois.
Aku nyadar kalok ff ku gak sebagus ff kakak kakak senior lainnya di luar sana. Tapi aku cuma minta dukungan kalian aja. Seenggaknya hargain usaha tangan ku yang pegel pegelan.

Makasih -_-

CRUEL FATE {Stopped Loved Me} (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang