tu-ju be-las [17]

2.7K 379 51
                                    

"DOR!"

Jaehyun tertawa puas saat melihat perempuan di hadapannya kini tengah terkejut kemudian memasang wajah kesalnya. Mungkin setelah ini Jaehyun akan kena omel oleh perempuan itu.

"Kak Jae hobi ngagetin orang, ih. Untung aku lagi ga bawa sesuatu, kalo aku lagi bawa sesuatu, udah hancur barangnya di tanah."

"Hehehe, maaf maaf. Lagian kamu daritadi ngapain main hp mulu sih? Dari bibi kamu?"

Rose menggeleng sembari tersenyum ke arah Jaehyun.

"Bukan dari bibi kok. Ini nih, selama kak Jae pergi, ada orang yang ngirimin aku pesan terus. Namanya, 'Blue Moon'. Tapi ga mungkin kan itu nama aslinya? Sayangnya dia ga mau ngasih tahu aku siapa nama dia yang asli." kata Rose sambil mengehela nafas berat. Rose menatap Jaehyun aneh karena Jaehyun tiba-tiba menunjukkan ekspresi terkejutnya.

"Kak Jae... tahu siapa itu 'Blue Moon'?" Jaehyun menggeleng dengan cepat.

"E-Enggak. Aku ga kenal. Tapi namanya unik aja yang dipilih, kenapa harus 'Blue Moon' ya gak? Kan bisa aja Green Moon atau Red Moon mungkin?" Rose lalu tertawa kecil dan diikuti oleh Jaehyun.

***

Dua pria berseragam SMA itu kini sedang tiduran bersama di atap. Mereka sedang memandang langit malam.

"Pas gue liat di film adek gue, bintang sama bulan itu warnanya kuning. Tapi pas dilihat langsung ternyata warnanya putih ya? Baru tau gue,"

"Apa sih yang lo tau? Haha. Gue pernah mimpi kalo bulan warnanya biru malah."

"Eh tapi bulan warna biru emang ada. Nama fenomenanya, 'Blue Moon'. Gue pernah baca di artikel mana gitu, tapi gue belum pernah liat secara langsung."

"Beneran lo? Gimana jadinya tuh, gue penasaran masa. Pengen liat beneran, tapi palingan juga gue ga bisa liat fenomena itu, gue udah mati duluan."

"Lo ngomong yang baik dikit napa? Omongan itu doa. Jangan coba-coba ngomong yang ga baik. Kalo lo emang mau liat fenomena itu, lo gabung aja di klub astronomi. Mereka tahu tentang blue moon. Termasuk waktu-waktu terjadinya juga,"

"Ogah. Masuk ke sana isinya orang-orang suka makan buku. Pinter-pinter semua gila, gue kalah saing otak. Lagian gue cuma mau tahu tentang Blue Moon aja ga lebih,"

"Makanya, jangan suka bolos mulu kalo pas pelajaran Fisika. Eh, lo masih nyebat?"

"Masih lah. Kenapa? Mau minta lo?"

Pria di sebelahnya hanya menyengir mendengar perkataan temannya itu. Ia lalu mengambil rokok yang ada di jas sekolah temannya.

"Baru kali ini gue liat lo nyebat. Tumben aja, anak yang biasanya dipuji puji guru tiba-tiba nyebat."

"Elah sekali-kali jadi anak nakal. Gue juga pengen ngrasain rasanya nakal."

"Kalo bisa sih jangan, gue nakal karena gue punya alesan sendiri. Hidup gue cuma sebentar, jadi gue harus bisa buat hidup gue jadi lebih punya makna & terkesan menyenangkan. Gue ga mau punya hidup yang bosenin, gitu-gitu aja. Jadi gue putusin buat jadi nakal."

"Ada yang kurang..."

"Hah? Apaan?"

"Mamah curhat dong-nya mana? Haha"

"Sialan lo Jaehyun!"

***

"Jun, kamu sebenernya nganggep aku pacar gak sih?"

June yang berada di hadapan Yeri hanya bisa mendecak kesal sambil memutar bola matanya malas-malasan.

"Udah keberapa kalinya kamu nanyain aku itu, Yer? Terus berapa kali juga aku harus jawab pertanyaan kamu?"

"Jun, tapi aku bener-bener ga yakin sama jawaban kamu yang dulu. Kamu bahkan ga pernah manggil aku 'sayang'. Ga pernah nanyain 'udah makan belom?'. Ga pernah ngucapin 'good night, good morning,'. Ga pernah tanya apa yang lagi aku lakuin, aku lagi dimana. Itu namanya pacar?"

June cuma diam.

"Aku mau kita putus aja, Jun." ucap Yeri tiba-tiba. June menunduk dan diam. Dia seperti seorang pengecut yang membiarkan kekasihnya pergi meninggalkannya begitu saja. Tapi, yang pergi hanyalah kekasihnya bukan orang yang dicintainya.

Yeri bangkit hendak pergi. 

'Ayo, Jun. Lo harus hentiin dia dan minta dia buat kembali lagi sama lo.'  batin June.

"Yer." panggi June sambil menahan tangan Yeri yang hendak pergi.

'Berhasil. Sekarang bilang ke Yeri kalo lo ga mau putus dan lo mau dia balik lagi jadi pacar lo. Ayo Jun!' 

"Lo... Lo tetep jadi sahabat gue kan?" tiba-tiba saja kalimat itu terlontar dari mulut June. Yeri hanya tersenyum.

"Kayanya gue emang lebih cocok jadi sahabat lo, Jun. Yaudah gue pulang duluan ya!" ucap Yeri sambil melambaikan tangan ke arah June. June membalas lambaian tangan Yeri dengan sedikit ragu dan takut, takut perkataannya tadi melukai perasaan Yeri.

Setelah melihat senyuman Yeri terakhir tadi, June sedikit merasa lega. Walaupun ia tak tahu apa yang ada di dalam hati Yeri. Siapa tahu apa yang Yeri tampilkan di depan June itu hanyalah palsu? Dan nyatanya, ia membenci June yang menurutnya mempermainkan perasaannya.

TBC

peach orange | junhoe rose✔Where stories live. Discover now