--dia?--

57 5 1
                                    

"Loh loh, kalian udah saling kenal?" Tanya Daniel kepada mereka berdua.
Namun mereka berdua malah mengabaikan Kevin yang berbicara. Mereka berdua malah bertengkar di UKS.

"Eh lo. Gara gara lo baju gue kotor tau gak! Bentak Divani kepada Jinyoung dengan mata melotot, wajah merah, juga dahinya yang berkerut.

"Lu masih aja marah sama gue. Padahal gue udah minta maaf sama lu!" Jinyoung pun berbicara penuh kekesalan kepada Divani.

"Sssss aw. Kepala gue.." Divani memegang kepalanya yang masih terasa sakit karena bola yang mengenainya.

"Udah div, jangan marah marah, kepala lo masih sakit kan? Ucap Rezi yang merasa khawatir dengan kepala Divani.

"Tunggu tunggu, ini kalian berdua ada masalah apa sih sebenernya?" Tanya Daniel.

"Ka, dia yang udah bikin baju saya kotor kayak gini!" Dengan penuh amarah Divani menjawab pertanyaan Daniel.

"Broo, lo kan laki laki.. mendingan lo minta maaf aja, minta maaf yang ikhlas, biar suasanannya damai.." menepuk pundak jinyoung sambil berbisik.

"ishh....." pasrah Jinyoung karena dia sudah malas bertengkar dengan Divani.

"Weh, maafin gue ya, tadi pagi gue nggak sengaja" Jinyoung pun minta maaf kepada Divani , namun dengan wajah jutek permanennya

"Gue juga mau minta maaf ya Div, gara gara gue lo jadi pingsan hehe"

"Iya, gue maafin kalian kok" jawab divani.
"Tetep aja gua kesel sama lo jinyoung!" Ucap dalam hatinya yang rasanya masih tidak ikhlas untuk memaafkan Jinyoung.

"Eh kak Daniel, tadi lu dicariin sama pak Catur. Katanya lu suruh ngapaiin... gitu. Gue lupa"

"Ah yang bener lu? Trus kalo gue ke ruang guru, Divani sama siapa? yang ngobatin siapa?" Tanya Daniel yang masih khawatir dengan keadaan Divani.

"Kan ada Kak Jinyoung....." ucap Rezi dengan matanya yang berkedip kedip seperti menggoda Jinyoung.

"Gue? Tap..tap tappii-" belom selesai Jinyoung melanjutkan perkataannya Rezi buru buru pergi dan cepat cepat menarik keluar Daniel dari dalam UKS.

"Kalo lu gak mau ngobatin gua.. lu keluar aja." Ucap divani dengan wajah melasnya sambil masih memegang kepalanya yang memar. Lalu Divani meraih perban serta betadin yang berada sampingnya.

Jinyoung juga punya perasaan. Makin lama ia tak tega melihat Divani yang mengobati dirinya sendiri.

"Sini gue obatin" ucap Jinyoung dengan suara juteknya. Jinyoung merebut perban serta betadin yang ada ditangan Divani. "Tiduran gc" perintah Jinyoung yang menyuruh Divani tiduran karena ia kesulitan menuangkan betadin kekepala Divani jika duduk.

"Tiduran? Lo mau ngapain?"
"Jangan jangan dia mau....". Fikir Divani dalam hatinya.

"Ya mau nuangin betadin lah"

Lalu Jinyoung menuangkan betadin ke kepala Divani sambil meniup-niup jidat Divani yang masih memar. Lama kelamaan bola mata Jinyoung yang tadi melihat luka dikepala Divani menjadi kearah mata Divani yang sedang memenjamkan matanya menahan sakit. Entah kenapa Jinyoung tersenyum saat melihat wajah Divani.
Tiba tiba Divani membuka matanya dan.... sebuah tatapan terjadi. Johan berhenti meniup niup kepala Divani. Jantung Divani berdetang cepat begitupun sebaliknya.

TENG TENG TENG....!!!

bel masuk pun berbunyi. Tatapan mereka berdua langsung terhenti. "Sini gue perban kepala lo" Johan tinggal memberi perban ke kepala Divani. "I iya".

"Selesai... kalo gitu gue kekelas dulu ya div"
"Iya"
Johan berjalan pergi dari UKS
"Ih kok gue gak tega ninggalin Divani sendiri di UKS ya?" Ucapnya dalam. Ia masih berjalan menuju kelasnya. lama lama hatinya makin gelisah meninggalkan Divani sendirian di UKS. Tinggal selangkah lagi ia memasuki kelasnya. Tiba-tiba saja ia langsung kembali ke UKS.

Who Is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang