Ilusi: | Delapan Belas |

91 10 0
                                    

Kau makan dengan lahap.

Aku terus memandang wajahmu. Kau tahu, pipimu bertambah gembul saat kau makan dengan terburu-buru. Apalagi wajahmu yang memerah karena tersedak. Padahal aku ingin memberimu segelas aie kemudian membersihkan sudut bibirmu yang penuh sisa saos spaghettimu. Tapi aku hanya bayangan yang tidak bisa apa-apa tanpamu.

Tapi aku cukup menikmati hari-hari kita, ralat, hanya aku yang merasakan hari-hari kita. Kau tidak pernah sadar hadirku bukan?

'Aku mencintaimu. Sungguh'

Aku ingin kata-kata itu kuucapkan di depanmu, lantas kau memelukku, menciumku dan mengucapkan kata balasan 'ya, aku lebih mencintaimu' hanya itu yang kumau. Tapi rasanya sungguh susah.

Ekspetasi-ekspetasi yang sedari dulu kubayangkan. Ekspetasi yang kukira akan berubah menjadi realita. Nyatanya apa? Sampai saat ini tidak ada kata cinta darimu, tidak ada sapaan darimu, tidak ada morning kiss darinu padahal aku yang ada di depanmu saat kau baru membuka mata, tidak ada peluk hangatmu, tidak ada tanganmu yang menghapus air mataku ketika mereka jatuh begitu saja tanpa peduli.

Jadi, kapan ekspetasiku akan berubah menjadi kenyataan?




22 November 2016

Ilusi [COMPLETE]Where stories live. Discover now