3- Double jleb!

54 8 0
                                    

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ibaratnya begitu yang dialami Pinka sekarang. Sudah salah memasukkan surat, malah jadian sama orang nggak dikenal.

Jadian? Batin Pinka menangis tersedu-sedu. Sirna sudah impiannya menjadi pacar Fatih.

Oh Fatih... Pinka mendesah.

Sia-sia sudah usahanya selama ini menjadi stalker. Sepertinya busur panah sang cupid sekali lagi salah sasaran. Dewi cinta mungkin benar-benar enggan bersahabat dengannya.

"Dosa apa sih aku? Kemarin Adlan, sekarang Fatih. Duh gusti... " Pinka menggigit bibir bawahnya gemas.

Cewek berambut sebahu itu melirik jam tangannya. Masih jam dua lewat, dan mata kuliahnya sudah selesai untuk hari ini.

Pinka Nadla
Kamu dimana Ra?

Pinka akhirnya memutuskan untuk mengirimi sahabatnya itu pesan. Saat ini dia butuh hiburan, semacam jalan-jalan  ke mall gitu.

Fara Harin
Masih dikantin gue, nyomot somay bang boy bareng Biru

Pinka Nadla
Jangan kemana-mana, tungguin ya!

Pinka melangkahkan kakinya memutar balik arah ke kantin. Salah satu mengembalikan mood yang sedang buruk adalah nongkrong bareng teman. Apalagi ada Biru, cowok sibuk satu itu jarang-jarang bisa diajak nongkrong.

Awan Biru namanya. Jurusan kedokteran, masih semester empat. Nggak tampan sih, cuma lebih ke... macho. Idolanya para junior sefakultas jurusannya.

Langkah Pinka melambat saat matanya tak sengaja menangkap pemandangan yang bikin hatinya tambah dongkol. Tak jauh dari tempatnya sekarang, cowok yang baru beberapa menit lalu berstatus sebagai pacarnya sedang berjalan dengan seorang cewek. Bukan cuma itu, tangan si cewek tersebut dengan indahnya bergelayut manja dilengan Qori. Ya, itu Qori.

Pinka mendengus. "Dasar buaya!" buru-buru dia berjalan menuju kantin. Hatinya yang sedang panas butuh didinginkan!

Untungnya jarak antara kantin dan taman kampus tidak begitu jauh. Fara dan Biru yang melihat tampang kusut Pinka dari kejauhan sudah geleng-geleng kepala.

"Kenapa tuh sohib lo?" Fara melirik Biru yang hanya menatap cewek berkacamata itu datar.

"Bukannya kamu lebih tau ketimbang aku?"

Fara mengendikkan bahu cuek. "Kali aja"

"Kesel! Kesel! Kesel! Ih!!" seru Pinka kesal begitu sampai dimeja kedua sahabatnya. Tanpa rasa bersalah tangannya meraih satu gelas jus jeruk dihadapan Biru dan meneguknya hingga tandas.

Fara yang duduk disebelah cewek itu sampai terbengong-bengong. Tangannya menyentuh dahi Pinka. "Lo demam? Kagak ya kan ya?"

Pinka menepis tangan Fara yang masih nangkring didahinya. "Alhamdulillah ya aku masih sehat!"

"Ohh gue tau nih" Fara tersenyum jahil. Biru yang sedari tadi menjadi penonton hanya menatap Fara datar. "Hati lo kan ya yang lagi nggak sehat?"

"Demi Tina Toon yang doyan nyanyi bolo-bolo, maksud loo?" Pinka menatap Fara judes.

Fara hanya cengengesan. Tangannya mengelus punggung Pinka pelan. "Sabar. Pinka sabar disayang gebetan. Coba cerita sama kita-kita"

Belum lagi cerita, mata Pinka sudah berkaca-kaca. Dia menunduk lesu saat ingatannya melayang pada kejadian setengah jam yang lalu.

"Tarik nafas dulu, Pink" Biru mulai bersuara.

Pinka mengikuti perintah Biru. Menarik nafas dan membuangnya perlahan sampai beberapa kali.

"Udah?" Biru mengangkat sebelah alisnya dan dijawab dengan anggukan oleh Pinka. "Nah, mulai ceritanya"

"Jadi tadi tuh aku..." Pinka mulai menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya barusan. Dimulai dari suratnya yang salah kirim sampai masalah jadiannya dengan Qori. Nggak ada yang ditambah-tambahin dan nggak ada yang dikurang-kurangin.

Apalagi saat dia menceritakan soal Qori jalan bersama cewek dengan mesranya. Fara dan Biru bisa merasakan aura api yang mengelilingi Pinka.

"Kali aja adiknya" celetuk Fara.

"Nggak mungkin adik. Mesra banget gitu" balas Pinka tak mau kalah.

"Nggak boleh suudzon" sela Biru sembari menyomot somay milik Fara. Tak perduli dengan tatapan sinis cewek itu.

"Aku nggak suudzon lho"

"Jadi begitu toh ceritanya" ujar Fara.

Pinka mengangguk lesu.

Fara tersenyum lebar. "Selamat yaaa"

"Kok selamat?" kedua alis Pinka menyatu.

"Iya soalnya lo udah nggak jomblo lagi. Itu artinya lo nggak bakalan galau-galauin cowok-cowok gaje lo itu"

Pinka menggeplak lengan Fara kesal. "Sembarangan kamu"

Bukannya marah, Fara malah tertawa heboh. Sampai-sampai satu kantin menatap kearahnya penasaran.

"Ish!" Pinka menatap Biru. "Cewek kamu nih dijinakin dulu, Ru"

Tawa Fara mendadak surut. Dia menatap Pinka tak suka. "Gue bukan pacarnya siapa-siapa ya" ketusnya.

"Eleuh-eleuh gitu aja marah"

Fara tidak menjawab. Entah kenapa, hatinya terlalu sensitive tiap kali dirinya selalu dikait-kaitkan dengan Biru. Cowok itu... entah lah.

Biru yang sedari tadi hanya melihat perdebatan kedua cewek itu mendadak berdiri. Cowok itu menyampirkan tasnya dibahu, lalu menatap Fara dan Pinka.

"Aku duluan ya"

Pinka menatap Biru bingung. "Loh loh mau kemana?"

"Mau ke lab. Ada urusan"

Fara yang sedang entah merasakan apa lebih memilih meminum jus tomatnya. Sebelum benar-benar pergi, Biru melirik cewek itu dan tersenyum kearah Pinka.

"Jangan galau-galau terus ya" tangan Biru mengusap puncak kepala Pinka.

Seperginya Biru, suasana menjadi terasa horor bagi Pinka. Fara yang usil mendadak diem dan sibuk dengan dunianya sendiri.  Pinka jadi merasa bersalah dan tak enak hati.

Gerimis malam ini...

Kelabunya cintaku...

Kau memilih dirinya...

Sebagai teman hidupmu...

Suara milik Vetty Vera yang mengalun lewat radio milik bang boy memenuhi kantin. Sudah beberapa menit hanya keheningan yang mengisi diantara keduanya.

Pinka menyesali mulutnya yang kadang suka nggak sinkron dengan keadaan. Harusnya dia kesini menyelesaikan masalah, bukannya menambah masalah seperti ini.

"Ra... aku minta maaf yaa" Pinka merubah sedikit posisi duduknya agar bisa melihat wajah Fara.

"Its oke. Lo nggak salah kok"

"Tapi––"

"Gue yang salah. Salah masih menyimpan perasaan dan luka ini. Harusnya gue kubur dalam-dalam perasaan ini tapi––" Fara menatap Pinka yang menatapnya sedih. "Udah ah. Gue nggak mau inget-inget lagi"

Pinka memeluk Fara erat. "Jangan sedih ya, Ra"

Fara terkekeh. "Harusnya gue yang ngomong gitu ke elo. Kan elo lagi ngerasain double jleb"

"Double jleb?" Pinka mengurai pelukannya dan menatap Fara bingung. "Maksudnya?"

"Abis jadian malah liat si doi jalan ama cewek lain"

Pinka malah terkekeh. "Udah nasib aku kali Ra"

"Dasar jones" Fara tertawa meledek.

"Lo juga!" balas Pinka tak mau kalah.

To be continue...

Oh Pinka!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora