Side By Side 2

42 11 1
                                    

Jika kekuatan sihir itu ada, Cessia ingin memilikinya. Bukan tanpa alasan ia harus mempunyai kekuatan itu. Karena dengan hasil yang diberikannyalah ia bisa mendapatkan apapun. Entah itu harta, kekuasaan, mobil mewah, pangeran tampan, atau kecerdasan sekalipun. Itu bisa terwujud semuanya apabila ia memilki kekuatan sihir.

Imajinasi. Mungkin semua itu hanya akan terwujud dalam dunia khayalnya. Semua hanya sebatas imajinasinya saja yang ingin seperti tokoh kartun yang selalu ditontonnya sewaktu kecil dan mungkin sampai sekarang ia masih menyaksikannya. Bagaikan idola, kartun itulah telah menjadi figur harapan dalam hidupnya.

Tapi, dari semua yang disebutkan di atas, itu semua bukanlah keinginannya, melainkan hanya satu yang benar-benar ia inginkan. Kecerdasan. Ia ingin lebih bersinar dari orang lain. Ia juga ingin bisa menjelajah waktu. Cessia tak perlu memberitahukan alasan mengapa ia ingin memutar waktu yang telah berlalu. Karena mereka yang nanti mengetahui keinginannya pun tak akan mampu mengabulkannya. Dan itu percuma saja, hanya menjadi hal yang sia-sia.

Cessia Alianka Frederick, salah satu anak yang beruntung dilahirkan dari keluarga yang berada. Keluarga yang mapan dengan harta yang selalu menemaninya. Ia adalah keturunan kedua dari keluarga bermarga Frederick, setelah sebelumnya ada Reinan Azka Frederick yang menempati posisi pertama. Walaupun mereka tak sedarah, tapi mereka merupakan kedua insan manusia yang dipertemukan dalam ikatan keluarga.

Cessia memang sangat beruntung, tapi bukan berarti semua yang kalian lihat dari luar itu sama seperti di dalamnya. Kadang pengakuan terasa lebih baik dibandingkan dengan kenyataan yang kadang menyakitkan. Itulah yang Cessia rasakan selama ini. Kalian tahu apa yang ia rasakan? Terabaikan, tak terlihat, dan menyedihkan pada kenyataannya. Namun, kalian memang tak seharusnya mengetahui itu semua. Kalian hanya perlu diam memerhatikan segala yang berlalu, terkadang diamnya seseorang mampu membuat siapa saja merasa percaya pada apa yang dimiliki.

Seperti biasa Cessia akan terbangun di pagi buta seperti ini. Ia memang sudah menjalani hal tersebut dengan rutin. Tidur pada pukul 20.00 malam dan bangun pada pukul 03.30 pagi. Pada jam yang menunjukkan angka 3 siapa orang yang akan bangun di pagi buta selain dirinya? Mungkin hanya beberapa yang melakukan hal tersebut bagi seorang siswa.

Cessia menyibakkan selimutnya, beranjak dari ranjang kesayangannya kemudian beralih ke meja belajarnya. Ia duduk di sana, lalu memasang headset yang telah terpatri di atas meja. Ini memang yang biasa ia lakukan ketika hendak belajar, memasang headset dan kadang lebih sering berkutat dengan ponselnya.

Ia terus berada di kursi belajar kesayangannya, sampai waktu menunjukkan bahwa sang surya telah terbit dari sangkarnya, barulah ia menyelesaikannya. Cessia meregangkan otot-otot tangan yang terasa pegal. Kemudian ia melepaskan headset-nya serta merapihkan semua barang yang hendak ia bawa ke sekolah.

Ketika ia sedang berkemas, tiba-tiba terdengar suara ketukan halus dari balik pintu kamarnya.

"Cessia. Apa kau sudah bangun? Kau masih tidur Sayang?"

Cessia yang hendak menjawab pun berhenti sebelum berucap. Ibunya masuk ke kamarnya dengan senyum yang biasa seorang Ibu perlihatkan kepada seorang anak. "Kau memang anak pintar, tanpa Ibu bangunkan kau sudah terlebih dahulu membuka matamu," ucap Eriska. Ia mendekati Cessia, lalu ia hendak mengecup kening Cessia sebagai tanda kasih sayang seorang Ibu. Namun, Cessia menghindar dari perlakuan Eriska.

"Ibu, aku sudah besar. Bukan saatnya lagi Ibu membangunkanku, kemudian mengecupku di pagi hari, atau bahkan menata rambutku. Itu bukan keharusanmu lagi, Bu." Cessia berusaha menjelaskan keresahan hatinya atas tingkah Eriska.

Eriska menundukkan kepalanya, mencoba meredam pilu pada hatinya. Ucapan anaknya mampu membuat hatinya dipenuhi rasa sesak. Rasanya ia ingin menangis sekarang juga, namun ia mencoba untuk menahannya. Apakah mungkin yang telah dilakukannya saat ini berlebihan?

(Pain)ting Voice (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang