5

22K 1.4K 46
                                    

“Alice, bangun.”

Mataku langsung saja terbuka begitu mendengar seseorang memanggilku untuk bangun. Pasalnya, malam ini kami akan mengadakan pesta barbecue kecil-kecilan mengingat Mr. Josh sudah pulang dari luar kota.

Sebenarnya aku ingin membantu Emma dan yang lainnya, namun ternyata aku malah ketiduran di sofa. Tiba-tiba saja Davis ada dihadapanku sekarang ini untuk membangunkanku.

“Kukira kau akan tidur berhari-hari lagi.” Davis terkekeh. “Kau tidur lama sekali.”

“Tenang saja, aku sudah tidur hampir 24 jam kemarin.” Kataku. Kami akhirnya tertawa.

Aku melirik jam yang ada di dinding. Jam 7 malam. Berarti aku tidur hampir 6 jam sejak tadi siang.

Aku kembali menatap Davis dengan menyesal. “Aku tidak membantu sama sekali. Maaf.”

Davis justru mengacak rambutku pelan. “It’s ok, bahkan semuanya sudah selesai. Oh, Dad sudah ada dirumah sejak tadi sore. Dia kaget melihatmu belum pulang.”

Aku mendengus. “Tentu saja. Siapa yang tidak kunjung mengantarku pulang, hah?!”

Davis tak menjawab pertanyaanku—malahan dia tertawa. Dia menawarkan tangannya padaku. “Ayo. Semua sudah menunggu.”

Kali ini, ketika aku memegang tangannya untuk berdiri, aku merasa wajahku panas, mungkin saja sudah merah seperti kepiting yang direbus.

“Ya Tuhan, ini enak!”

Emma lagi-lagi tertawa mendengar komentarku. Saat ini kami sudah berkumpul di halaman. Ada Davis dan ayahnya, Emma, dan Sammy—adiknya Emma yang berumur 5 tahun. Entah sudah berapa tusuk daging dan sosis yang kumakan saat ini. aku benar-benar lapar.

Tak lama kemudian kami mendengar suara klakson mobil. Davis membuka pagar dan mobil itu masuk. Lalu muncullah David—cowok sinting—yang matanya langsung berbinar ketika dia melihatku.

Nafsu makanku hilang seketika.

Hey, sweetie.” Sapanya riang. Aku menjawab sekedarnya, “Hey.”  

David menyapa semua orang yang ada disana satu persatu. Bahkan ia juga menyapa Katty, kucing peliharaan Emma yang ia bawa malam ini.

Dia benar-benar aneh.

“Alice, kenapa kau belum pulang?” Mr. Josh bertanya sambil memasukkan potongan daging ke mulutnya. “Apa Davis tak mau mengantarmu?”

Aku yang sudah tidak nafsu makan yang kini tengah mengelus bulu-bulu Katty yang super lembut menatap Davis yang sedang makan dengan sengit. Begitu dia sadar akan tatapanku, ia langsung tersedak.

Davis terlihat berpikir sejenak sebelum berkata dengan tenang, “Bukan begitu Dad, ada pertandingan basket yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat dan Alice ingin menontonnya. Jadi dia tidak ingin pulang dulu.”

Mataku melotot seketika mendengarnya. Apa-apaan itu?!

 “Whoa benarkah? Kau akan datang, sweetie?” Aku mendelik ketika mendengar suara David yang kini menatapku makin berbinar.

Rasanya, aku ingin tidur sekarang juga.

Mr. Josh langsung percaya dan mengangguk beberapa kali mendengarkan penjelasan Davis. Oh, God, bahkan aku sama sekali belum mengatakan apapun.

Aku tidak mau! Aku ingin pulang! Aku ingin tidur dengan nyaman!

Sammy datang sambil membawa bola basket dari dalam rumah—mungkin dari kamar Davis. Davis langsung menawarkan diri untuk bermain bersama bocah berusia 5 tahun itu. Oh, yang benar saja, bermain basket malam hari? Davis memang pintar melarikan diri dari situasi seperti ini.

My Sleeping BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang