My Sleeping Beauty

76.6K 2.1K 59
                                    

-Alice-

***

Dari aku lahir hingga sekarang, Mom memang mudah panik. Tapi aku tak pernah melihatnya sepanik ini seumur hidupku. Sejak tadi aku selalu bertanya apa yang terjadi, tapi Mom tidak menjawab apa-apa,  Mom terus melajukan mobilnya dan tetap memandang lurus kedepan.

Aku benar-benar tak mengerti apa yang terjadi. Yang kuingat sekitar  2 jam yang lalu adalah; aku bangun tidur, merasa lapar dan bau, kemudian mandi dan pergi ke dapur mencari makanan sisa pesta ulang tahunku—yang kuingat berlangsung tadi malam. Tapi aku tidak menemukan berbagai makanan yang seharusnya, hanya ada roti dan selai, sisanya buah, sayuran, dan minuman botol.

Aku  terpaksa memakan roti meskipun rasa laparku tidak hilang sepenuhnya. Setelah itu, aku pindah ke ruang tv, dan menonton hingga bosan. Tidak ada orang dirumah. Tidak ada Dad, Mom, dan Jane si tukang gossip. Yang terlintas dipikiranku saat itu adalah mereka sedang keluar rumah dan berlibur dipantai karena saat ini liburan musim panas. Dan aku sudah berencana untuk menghancurkan isi rumah ketika mereka datang .

 Lalu Mom  datang sambil membawa dua kantong belanjaan yang cukup besar, menutup pintu rumah dengan kakinya dan berjalan melewati ruang tv dimana aku berada. Hanya tiga langkah setelah melewatiku, tiba-tiba Mom menjatuhkan semua kantong belanjaanya dan menatapku kaget. Matanya melotot dan kulitnya pucat pasi. Kemudian dengan panik ia menarikku ke mobil dan melajukan mobilnya.

Dan akhirnya aku duduk di mobil ini dengan segala kebingungan yang  menggerogoti pikiranku.

“Mom, sebenarnya ada apa?” tanyaku untuk sekian kalinya. Dan Mom tetap tidak menjawab.

Demi Tuhan, ini membuatku frustasi!

“Alice, turun.” Suara Mom membuatku mendongak. Mobil kami sudah berhenti dan berada di parkiran. Aku menoleh kekanan dan kekiri untuk memastikan tempat yang kami datangi, sampai aku melihat bangunan di samping kananku yang bertuliskan,

Saint Mary’s Medical Center.

“Mom, apa maksudnya ini? Aku tidak sakit!” pekikku setengah mati. Kali ini Mom menatapku garang, “Tidak, Alice. Kau sakit. Ada yang tidak beres denganmu.”

“Aku tidak mengerti.”

Mom memijat pelipisnya, matanya mulai merah dan berair. Aku bisa melihat kekhawatiran disana. “Kau tidak bangun hampir sebulan ini, Alice!”

Apa?

“Itu tidak benar! Bahkan pestaku baru berlangsung tadi malam.”

“Ya, itu benar!” Mom mengambil handphonenya dengan frustasi dan memberikannya padaku. Dan tanggal hari ini benar-benar hampir sebulan setelah pesta ulang tahunku.

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Skakmat.

“ Kau benar-benar  membuatku khawatir. Ada  yang tidak beres denganmu semenjak 3 bulan ini, sayang. Dan kita harus mencari tahu itu.” Suaranya melemah. Mom memegang pipiku, mengelusnya seakan dia takut kehilanganku, sampai aku tidak tahu harus berkata apa melihat raut wajahnya yang sesedih itu.

“Sekarang, ayo turun, Alice.”

Aku menurut saja. Benar. Ada yang tidak beres denganku saat ini.

Rasanya aku hampir tidak percaya aku bisa tidur sampai selama itu. Aku memang sering tidur selama lebih dari 24 jam dalam 3 bulan ini. Dan kurasa, ini adalah rekor terbaru untukku.

Sejak 3 bulan lalu, aku merasa segala yang kulakukan  terlalu melelahkan. Aku malas melakukan apapun.  Bahkan mungkin aku sudah absen dari sekolah hampir 2 bulan. Dan pada saat tertentu aku merasa sangat pusing dan mengantuk. Mataku berat dan aku tidak bisa menahannya bahkan meskipun aku meminum kopi sekalipun. Ketika aku bangun, Mom dan Jane memberitahu bahwa aku tertidur selama beberapa hari.

Mom dan aku duduk diruangan Dokter John sambil berharap cemas. Dokter John mulai membuka berkas hasil pemeriksaanku dan menyamankan duduknya, kemudian menatap kami bergantian.

“Ini langka. Alice mengalami Syndrom Kleine-Levin.”

Aku dan Mom saling pandang dan mengerutkan dahi. “Apa itu?

“Sindrom Putri Tidur. Hanya terjadi pada 1000 orang di dunia. Dan well, kau salah satunya. Penderita bisa tertidur dalam jangka waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Jadi, biar kutanya, apakah ketika kau tidur, kau hanya bangun untuk makan dan kekamar mandi?”

Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang aku lakukan ketika aku tidur, jadi aku melirik Mom yang dengan cepat berkata, “Ya.”

“Apa dia susah berkonsentrasi dan mulai pelupa?”

“Ya.” Mom menjawab lagi. Aku jadi ingat ketika aku salah masuk kamar dan berjalan menuju kamar Jane. Lalu saat aku membuka loker milik Anna disekolah, padahal  lokerku sebenarnya berada disebelahnya.

“Apa dia mulai berperilaku seperti anak kecil?”

“Ya. Bahkan ketika dia bersikeras tidak ingin bersekolah, dia menghentak-hentakkan kakinya dan bersembunyi dibawah kolong meja.” Mom terkikik, Aku menatapnya sambil mengkerucutkan bibirku. “Tidak lucu, Mom.”

***

Mom bilang dia harus menebus obat stimulan yang bernama modafinil agar aku tetap terjaga selama mungkin. Namun, aku sudah sangat lelah bahkan untuk duduk sekalipun. Jadi aku menuju parkiran tanpa menunggu Mom.

Mataku sudah sangat berat dan aku tidak bisa menemukan mobil kami. Aku bingung. Aku ingin kembali, tapi terlalu lelah untuk berjalan ke dalam rumah sakit. Aku berusaha memfokuskan mataku, sampai akhirnya aku melihat mobil berwarna merah yang tadi kami gunakan tadi.

Tanpa pikir panjang, aku langsung membuka pintu mobil di jok belakang dan berbaring disana.

Bahkan ketika aku merasakan mobil kami mulai berjalan, aku sudah tidak peduli suara-suara asing yang terdengar seperti bukan Mom disekitarku. Aku ingin memeriksanya, tapi aku benar-benar tak bisa bangkit. Aku butuh tidur.

My Sleeping BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang