FN~4

2.5K 208 12
                                    

• Penampilan yang berubah
Tapi sifat atau pun kelakuan tak akan ikut berubah •

“Toilet dimana ya ?” tanya Delia polos.

“Oh toilet, kamu jalan lurus saja dari sini, terus belok kiri, disitu tempatnya,” ujar Thina menahan kesal. Nih anak, kalau nanyanya yang gak penting gak usah masang tampang serius juga kali, batin Thina kesal.

“Oh, makasih, kalau gitu aku ke toilet dulu,” ujar Delia dan langsung segera melesat menuju tempat yang diarahkan tanpa menunggu persetujuan dari Thina maupun Drestina.

“Tuh anak ya,” gerutu Drestina kesal. Sedangkan Thina hanya tersenyum maklum. “Udahlah, biarin saja, lagian 'kan udah biasa dia kayak gitu.”

“Yayaya, terserah deh,” ujar Drestina yang masih kesal. Diam, Thina lebih memilih diam daripada menyahut.

“Nana mana sih ? Gak biasanya dia lama kayak gini,” ujar Thina. Menatap kearah Thina, Drestina menyahut, “Betul juga, tumben-tumbenan dia lama kayak begini.”

“Atau jangan-jangan…” terdiam, Thina baru saja mengingat sesuatu yang hampir dirinya lupakan. Sedangkan Drestina menatap Thina penasaran akan kelanjutan perkataan Thina yang belum selesai.

Menarik napas, Thina menatap kearah Drestina dan melanjutkan perkataan yang ditundanya, “… dia dibully.”

Terdiam, sekarang giliran Drestina yang terdiam, dia baru saja melupakan yang satu itu. Berdiri, Drestina segera beranjak dari tempatnya diikuti Thina dari belakang. “Jangan sampai sih Lily tahu,” gumamnya yang dapat didengar Thina. Mengangguk, Thina menyutujui gumaman Drestina. Bisa gawat kalau dia sampai tahu, batinnya cemas

“Menurutmu dia ada dimana?” tanya Thina sambil berusaha menyamakan langkahnya dengan Drestina. Berhenti, Drestina lupa kalau dirinya tak tahu mereka membawah Rasvyda kemana.

Menggaruk belakang kepalanya, Drestina menghadap kearah Thina dan nyegir tak berdosa kemudian menjawab, “Hehehe… gue gak tahu."

Kesal, Thina lebih mengabaikan Drestina dan mulai berpikir tempat-tempat yang biasa mereka pakai untuk membully gadis nerd seperti dirinya dan sahabat-sahabatnya.

“Kemungkinan sih di toilet, atau gak di gudang belakang sekolah,” kata Thina. Drestina mengangguk. “Bisa jadi disana. Bagaimana kalau kita mencar ? Kamu cari di gudang belakang sekolah, dan gue cari di toilet.”

“Gak, gue gak setuju, lebih baik kita cari sama-sama saja. Firasat gue mengatakan Nana di toilet.”

Pasrah, Drestina lebih memilih mengangguk. Mereka pun dengan cepat menuju kearah toilet.

Berhenti, mendadak tubuh mereka membeku melihat hal yang menurut mereka adalah mimpi buruk.

Disana, mereka melihat Delia yang memeluk Rasvyda dan baju Delia yang basah karena menyelamatkan Rasvyda. Bukan, bukan itu yang membuat mereka takut, melainkan ketika melihat telur dan terigu yang dipegang oleh mereka.

“Va, cepatan elu manggil kepsek!” panik Thina. Drestina mengangguk dan segera berlari menuju ruang kepala sekolah.

Drestina berlari secepat yang dia bisa, tak sengaja dirinya menabrak salah satu teman-temannya, tapi dirinya tak peduli, yang dirinya pedulikan adalah Delia dan Rasvyda, itu saja.

Sesampainya diruang kepala sekolah, dengan tidak kurang ajarnya, dirinya menendang ruang kepala sekolah sampai rusak. Membuat Varel yang sedang bersantai tersentak kaget.

2. Fake Nerd [SEMI-HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang