Gadhra mengangguk paham. Mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Enda. Via pasti masih marah besar kepadanya. Namun, bagaimanapun caranya dia harus tetap berusaha untuk mendapatkan maaf dari perempuan itu, seperti yang dilakukan oleh Via kepadanya dulu.

"Dengerin gue," kata Enda pelan.

"Just do your best effort." lanjutnya. "Sisanya lo pasrahin sama dia."

****

"Vi?"

Suara Adel yang baru saja masuk ke kamarnya membuat Via yang tadinya membenamkan seluruh tubuhnya di dalam selimut langsung bangun dari tempatnya dan bergerak memeluk Adel yang sudah duduk di sebelahnya.

"Del..," kata Via lirih.

"Tell me what just happened."

Adel yang mendapat telepon dari Via pagi ini dengan cepat langsung bergegas pergi ke rumah temannya itu saat mendengar suara Via yang parau dan menyuruhnya untuk datang. Tidak butuh waktu lama bagi Adel untuk sampai di rumah Via, mengingat rumah mereka tidak terlalu jauh.

Sekitar satu jam ke depan digunakan oleh Via untuk menceritakan semuanya. Mulai dari masa lalunya dengan Gadhra, hingga kejadian kemarin yang membuat Reon benar-benar terlihat kecewa dengannya. Tidak ada tanggapan sedikitpun dari Adel, dia tetap mendengarkan dengan seksama sampai pada akhirnya Via benar-benar selesai bercerita.

"Wow..,"

Satu kata itu yang baru mampu diucapkan oleh Adel setelah mendengar cerita Via.

"Gue ga nyangka hubungan lo sama cowo yang namanya Gadhra itu ternyata pernah sedalem itu," kata Adel.

Adel bergerak membuka tirai di kamar Via terlebih dahulu, agar kamar perempuan itu terlihat lebih segar dengan cahaya yang masuk ke dalam kamarnya, sebelum ia duduk kembali di samping Via.

"Gini ya Vi," Adel kembali membuka suaranya. "Apa yang dilakukan Ka Reon sekarang ini sangat wajar mengingat di sini dia pihak yang tersakiti. Dan dia bahkan belum tau kan kalo saat itu Gadhra yang tiba-tiba nyium elo?"

Via mengangguk. Perempuan itu mengatakan bahwa Reon belum mau mendengarkan satu katapun penjelasan dari dia.

"Lo kalo jadi Ka Reon emang bakal percaya di saat masih emosi kaya gini?" tanya Adel lagi. "Bahkan menurut gue ya, butuh proses untuk dia percaya dengan penjelasan lo nanti. Ngerti ga? I mean, meskipun lo bilang saat itu lo disosor sama Gadhra, tapi kan Ka Reon liat sendiri. Dan dia pasti bakal lebih percaya dengan apa yang dia lihat dibandingkan dengan apa yang lo jelasin."

Perkataan Adel sukses membuat air mata Via kembali mengalir. Sepertinya butuh waktu yang lama agar hubungannya dengan Reon dapat kembali seperti semula, dan semoga saja memang dapat kembali seperti semula.

Tangan Adel bergerak menghapus air mata Via yang sudah terisak di hadapannya. Perempuan itu memeluk Via, berusaha memberikan ketenangan yang mendalam untuk temannya itu. Sampai pada akhirnya Adel melepaskan pelukannya saat Via sudah mulai tenang.

"Tapi Del,"

"Kenapa?"

"Gapapa."

"Tapi apaan anjir?!"

"Gapapa buset kenapa lo ngegas?"

Adel tertawa. Tangannya bergerak mengelus pundak Via yang terlihat jelas sedang tidak baik-baik saja.

"Ka Reon pantes diperjuangin Vi," kata Adel pelan. "He loves you so much."

****

Senin pagi ini, Reon melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Seketika langkahnya terhenti saat dia lupa dengan jadwal kelasnya. Dengan cepat laki-laki itu merogoh ponselnya dan mengecek jadwal kuliahnya, di lantai empat ternyata.

Karena terlalu malas untuk naik tangga, Reon berjalan menuju lift kampusnya. Sedikit penyesalan dirasakan oleh laki-laki itu saat ketua jurusan dan beberapa petinggi kampus ikut masuk ke dalam lift. Memilih untuk tidak mempedulikan rasa canggungnya di dalam lift, kini Reon sudah melangkahkan kakinya di lantai empat.

Kedua bola mata Reon melihat Via yang sudah duduk di depan kelasnya. Perempuan itu langsung berdiri dengan cepat saat melihat Reon datang.

Reon menghela nafasnya, semoga apapun yang akan terjadi setelah ini adalah yang terbaik. Sakit yang dirasakan Reon saat ini masih sama dengan dua hari yang lalu, tidak berkurang sama sekali.

Jantung Reon berdegup kencang saat melihat Via berjalan menghampirinya. Entah kenapa perasaan yang muncul dari dalam dirinya berbeda dari biasanya. Via tetap terlihat cantik dengan baju lengan panjang yang digunakannya, dan rambutnya yang terurai indah. Tapi entah kenapa, saat ini Reon belum mau menemui perempuan itu.

"Yon..,"

Suara Via menyadarkan Reon dari pikirannya. Bola mata Reon bergerak memperhatikan perempuan di hadapannya, dan saat itu juga dia tau, Via sedang tidak baik-baik saja.

Reon mengangkat kedua alisnya, membentuk gerakan tubuh untuk menanyakan ada apa.

"Reon kita ngomong yuk..,"

Reon tertawa kecil. "Aku belum bisa Vi," katanya. "Maaf."

Sesaat setelah Reon berjalan melewati Via, perempuan itu menggenggam tangan Reon. "Yon."

Tangan Reon yang satunya bergerak melepaskan genggaman Via.

"Vi, please. Nanti aku bakal dengerin penjelasan kamu, tapi ga sekarang." kata laki-laki itu. "Sumpah, sekarang aku bener-bener ga mau ketemu kamu dulu."

Kalimat Reon yang terakhir sukses menohok hati perempuan di hadapannya. Kedua bola mata Via masih menatap Reon penuh harap. Reon menghela nafasnya sebentar sebelum ia tersenyum kecil kepada Via, mengelus kepala perempuan itu pelan, dan berjalan meninggalkan Via yang sudah mulai mengeluarkan air matanya.

Dengan cepat Via berjalan menuju kantin untuk menemui Adel yang sudah menunggunya. Via memeluk Adel yang sedang menuangkan kreativitas-nya di selembar kertas binder.

Reflek Adel langsung meletakkan pensil yang dipegangnya, dan bergerak memeluk Via. Perempuan itu membenarkan posisi duduknya agar Via dapat menangis dengan nyaman di pundaknya. Sesekali dia mengelus pundak Via, berusaha memberikan ketenangan untuk sahabatnya itu.

"Gue takut Del," kata Via di sela tangisnya.

"Gue takut berjuang untuk orang yang gue sayang lagi, kalo pada akhirnya orang itu juga akan nyuruh gue pergi...."

----⛔----

Feel you far away so close
I'm holding on but you let go
You let go

Nothing left to say now
Every word is worn out
You and I are almost gone
Fading like a broken song

----⛔----

Hello!
Aku mau makasihh banyak lagi buat kalian yang udah baca ceritaku sampe sini! Hehe.
Asli words cant describe how much i love u all❤ jangan bosen2 yaa bacanya :'')

Tinggalkan votes dan comments kalian sebanyak mungkin yukk soalnya yang Kaya gitu bener2 bikin semangat lulz!

See ya on next chapter everyone!

xoxo

T R A P P E DDonde viven las historias. Descúbrelo ahora