Chapter [23]

13.9K 1.2K 99
                                    

Boys Like Girls - Thunder

Suara alarm yang berbunyi membuat Reon terbangun dari tidurnya. Tangannya bergerak meraba-raba meja kecil di samping kasurnya, untuk mencari ponselnya. Digesernya layar ponselnya ke kanan untuk mematikan alarm yang berbunyi.

Masih dengan posisi tiduran, pandangan laki-laki itu mengarah pada langit-langit di kamarnya. Hari ini Reon tidak ada jadwal kuliah, tetapi ia tetap harus ke kampus untuk bertemu dengan Via. Berharap apa pun yang akan dilakukannya pagi ini dan seterusnya adalah yang terbaik untuk Via.

Reon membuka selimutnya dan duduk di pinggir kasur, mengusap wajahnya sebentar, sebelum berdiri dan mengambil handuk yang menggantung di kamarnya.

Sekitar 15 menit laki-laki itu berkutat di kamar mandi, Reon sudah keluar dengan keadaan rapih dan wangi. Kaos abu-abu polos dan celana jeans gelap yang digunakannya merupakan outfit yang paling Via senangi dari dirinya.

"Suka liat kamu pake baju ini," kata Via sambil memegang lengan Reon. "Pacarku ganteng."

Mengingat hal itu membuat bibir Reon menyunggingkan senyuman kecil. Laki-laki itu bergerak mengambil ponsel dan dompetnya sebelum ia berjalan keluar dari kamarnya.

Reon membuka kembali pintu kamarnya dan berjalan masuk ke dalam untuk mengambil tas di lemarinya. Sontak ia menghentikan aktivitasnya saat membuka pintu lemarinya.

"Si goblok," katanya pelan. "Kan gue ga ngampus."

Sesuai dengan info yang diberikan oleh Adel kemarin, hari ini mereka ada jadwal kelas dari jam tujuh pagi. Sekitar jam setengah tujuh Reon sudah sampai di depan kelas Via yang masih sepi, hanya sekitar dua sampai tiga orang di dalamnya.

Reon memilih untuk duduk di bangku yang berada tepat di depan kelas Via. Sesekali ia membalas sapaan orang-orang yang menyapanya, saat menunggu Via datang.

Setelah cukup lama ia menunggu di depan kelas, bola matanya menangkap sosok orang yang ditunggunya sedang berjalan menuju kelas bersama Adel.

Senyum kecil mengembang di bibir Reon saat menyadari Via menggunakan sweater miliknya, yang kemarin dipinjamkannya saat di puncak.

Reon berdiri dari bangku tempat dia duduk, menghela nafasnya pelan dan berjalan menuju Via yang terlihat kaget saat menyadari keberadaan Reon.

"Vi...," panggil Reon pelan.

Sontak Via menghentikan langkahnya. Perempuan itu mencoba berjalan mendahului Reon yang reflek memegang lengannya.

"Dengerin aku Vi," kata Reon.

Tangan Via yang satunya bergerak melepas genggaman Reon. Kedua bola matanya menatap wajah Reon lekat-lekat, diam-diam perempuan itu menikmati apa yang sedang dilihatnya saat ini.

Namun apa yang ada di hati Via saat ini sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di kepalanya. Alih-alih mengeluarkan suara, Via memilih untuk melangkahkan kakinya meninggalkan Reon.

Berulang kali Reon memanggil nama Via, tidak ada respon sama sekali dari perempuan itu. Adel yang masih berada di hadapan Reon mengangkat kedua bahunya saat Reon melihatnya.

"Gue masuk dulu ya Kak," kata Adel.

Reon mengacungkan jempolnya dan tersenyum kecil kepada Adel. Sesaat setelah Adel masuk ke dalam kelas, Reon melanglahkan kakinya menuju jendela kelas Via untuk memastikan keadaan perempuan itu.

Mata Via menangkap sosok Reon yang sedang memperhatikannya melalui jendela kelas. Ingin rasanya ia menghampiri Reon ke luar kelas seperti biasanya, menggenggam tangannya, dan menunggu Reon mengelus rambutnya pelan sambil mengajaknya ke kantin.

T R A P P E DWhere stories live. Discover now