14.

2.6K 119 3
                                    

Primrose membawa Odeya pergi berjalan-jalan di korea, karna ini adalah hari terakhirnya berada di sini, sebelum besok pagi dia kembali ke London.

" Aku sangat senang berada disini selama beberapa hari. Banyak hal baru yang aku rasakan," ujar Deya seraya menyuap sesendok ice cream mango.

" Lalu kenapa kau harus kembali ke London dengan terburu-buru? Aku suka kau disini," kata prim.

" Aku tidak bisa berlama-lama disini, ada banyak hal yang harus aku lakukan disana."

" Jack ya? Kenapa kau tidak mau menceritakannya kepadaku tentang hubungan kalian? "

" Hubungan? Semuanya rumit Primrose, kadang kita bersama layaknya sepasang kekasih lalu saling melepaskan seperti tak pernah ada apapun,"

" Apa kau mencintainya?,"

" Aku sangat mencintainya. Dia segalanya bagiku, banyak hal yang aku lewati untuk bisa bersamanya. Mendapat cacian dari temanku sendiri,"

" Ceritakan semuanya padaku dari awal, aku mohon. Aku tahu kau tidak akan bisa menanggung semuanya sendirian,"

" Ayolah aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja oke? Lupakan tentang kisah cintaku yang tak menarik."

Pandangan Primrose menjadi tidak fokus pada Deya lagi sekarang. Dia memandang ke arah pintu caffe di sebrang jalanan yang tempatnya tak jauh dari caffe tempat dia berada sekarang.

" Bukankah itu kai?," ucap Primrose dan berdiri lalu menunjuk ke arah caffe tersebut.

" Siapa gadis yang bersamanya? Kenapa mereka tampak mesra sekali?," tanyanya pada Odeya yang masih diam. " Aku harus kesana! "

" Umm Prim tunggu, mungkin saja itu bukan Kai. Kau tahu orang Korea punya wajah yang mirip, itu pasti orang lain."

" Tidak aku yakin itu kkamjong, lihatlah. Apa yang dia lakukan dengan gadis itu? Kenapa dia mencium kening gadis itu?! "

" Kau salah orang, dia bukan Kai."

" Tapi dia mirip sekali dengan Kai,"

" Sudah ayo duduk dan kembali makan ice creammu," Prim kembali duduk tapi tatapannya tetap tertuju pada sepasang kekasih yang dia kira adalah Kai. Hingga mereka berdua pergi meninggalkan tempat tersebut.

" Sudahku duga itu Kai," Prim bangkit dan keluar dari dalam caffe.

Dia mencoba mendekati Kai namun terlambat karna mereka masuk kedalam mobil dan pergi dengan cepat. Prim tak mau kehilangan Kai, dia masuk kedalam taxi dan meminta sang sopir untuk mengikuti mobil ferrari merah milik Kai. Sementara Odeya berusaha menghubungi Sehun dan mengikuti taxi yang di tumpangi oleh Primrose.

" Tidak bisakah kau lebih cepat?! Aku tak mau kehilangan jejak mereka! " bentak Primrose.

" Sabarlah nona aku tidak bisa lebih cepat dari ini, jika lebih cepat maka polisi akan mengejarku. Lagipula ada kemacetan parah saat ini,"

.

.

.

Odeya terus menghubungi Sehun tapi hasilnya nihil. Sehun tak kunjung menjawab panggilannya.

" Tuan apa kau bisa lebih cepat? Adikku dalam bahaya sekarang," katanya.

" Nona ada kemacetan parah di depan, sesuatu terjadi sepertinya. Lihatlah,"

Odeya hanya bisa terperangah ketika melihat keadaan di hadapannya. Semuanya taxi berwarna kuning. Di taxi yang mana Primrose berada?

Gumpalan-gulmpalan awan hitam datang dan menutup matahari. Langit yang cerah hilang tertutup oleh awan gelap yang membawa air hujan. Kemacetan di kawasan namdaemun tak kunjung selsai. Odeya kehilangan jejak Primrose, tapi Primrose tak kehilangan Kai. Mobilnya berhenti di salah satu hotel, Kai dan Krystal masuk kedalamnya hotel tersebut sambil bergandengan. Primrose sudah tak sabar ingin segera menemuinya tapi taxi yang dia tumpangi tetap tak mau menambah kecepatannya.

" Ayolah aku mohon lebih cepat sedikit lagi. Aku akan menambahkan uangnya,"

" Baiklah kalau begitu,"

*taxi Odeya*

Odeya sangat tidak tenang dalam taxi. Dia terus menatap keluar jendela sambil meratapi kemacetan yang entah kapan berakhir. Dia juga terus menghubungi Primrose dan akhirnya Prim menjawab panggilannya.

" Astaga kau dimana?!," tanya Deya.

" Aku sedang mengikuti Kai," jawabnya.

" Dimana?! "

" Aku tidak tahu, Kai dan gadis itu masuk kedalam hotel,"

" Dimana hotel itu?,"

" Entahlah, ada patung dewa Zeus di depannya."

" Tunggu aku disana," Primrose mematikan panggilannya.

" Pak dimana hotel yang ada patung dewa Zeusnya?," tanya Deya.

" Hotelnya masih jauh nona. Sebenarnya jika tidak terjebat kemacetan seperti ini kita akan sampai dengan mudah,"

Deya terlihat frustasi, ada banyak hal negatif dalam benaknya tentang Kai saat ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

Pasrah...


Tok.. tok.. tok.. Seseorang mengenakan helm mengentuk kaca taxi yang di tumpangi Deya. Dia kemudian membuka helmnya dan menampilkan senyum khasnya.

" Chanyeol,"




















20 vote for next?

Mr.Black [Kai EXO FanFic]Where stories live. Discover now