Nine

2.9K 319 16
                                    

Taehyung sedang berjalan jalan, sekedar melihat lihat toko yang berjejer di pusat pertokoan disini. Tidak ada niatan untuk dirinya membeli barang apapun. Karna sesungguhnya dia harus berhemat disini. Langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang ia kenal. Taehyung menyipitkan matanya, memastikan penglihatannya tidak salah.

Taehyung dengan isengnya mengikuti orang itu dari belakang. Sampai akhirnya ia harus masuk ke sebuah cafe. Taehyung segera duduk di meja yang paling dekat dengan pintu.

"Siapa yang dia temui?" katanya berusaha melihat seseorang.

Dan ia dikejutkan oleh sesuatu, disaat pintu cafe terbuka, menampakan seorang lelaki yang diikuti seorang wanita di belakangnya.

'bukannya itu kakak Jungkook.'

Taehyung mengikuti arah mereka berjalan. Dan waw, apa ini? Yeri, Hana-noona, Jin-Hyung dan ... Jungkook.

Perang dunia-pun terjadi. Sesaat setelah percecokan diantara mereka Yeri keluar dari cafe diikuti oleh Jungkook yang sedikit mengejarnya. Taehyung masih mencerna keadaan. Ia diam tanpa berkutit. Ia diam bukan berarti tidak mendengarnya, hanya saja ia terlalu terkejut dengan kenyataan yang terjadi. Taehyung hanya Berusaha memahami situasi yang ada.

Cukup lama baginya untuk mengerti masalah dari pertengkaran itu. Ia sadar, kalau ternyata Jaehyun adalah anak Jungkook, yang artinya dulu Jungkook telah memperkosanya.

"Bangsat!" Rutuknya dengan amarah yang sudah tak terkendali. Taehyung dengan emosi tingkat dewan berjalan kearah tadi Yeri dan Jungkook berlari.
Ia berhenti di sebuah taman.

Beberapa meter dari tempat ia berdiri ada 2 insan yang sedang berjalan menghampiri 2 insan lainnya. Taehyung lebih mempercepat jalannya, melewati kedua kakak Jungkook. Dan dengan amarah yang sudah tak terkendali, tangannya berhasil membogem wajah tampan Jungkook. Tidak puas hanya melihat Jungkook tersungkur.

Taehyung kembali memukul Jungkook, sampai darah segar keluar dari mulutnya.

"Mati saja kau Jeon Jungkook!" Katanya masih terus memukuli wajah Jungkook. Tidak ada perlawanan darinya, Jungkook hanya diam menerima pukulan dari Taehyung.

"Taehyung hentikan." Mohon Yeri. Tapi taehyung tidak menggubris permohonan Yeri ia masih sibuk memukuli wajah Jungkook, meninggalkan beberapa memar diwajahnya.

"Hentikan!" Seseorang menaarik Taehyung menjauh dari Jungkook.

"Aku belum puas memukulnya!" Taehyung berusaha memberontak, untung tenaga Jin lebih kuat untuk mencegah Taehyung memukul Jungkook. Karena jika dibiarkan Jungkook akan benar benar mati.

"Kau tidak perlu mengotori tanganmu!" Sahut Hana yang sedari tadi hanya menonton.

Jungkook berusaha bangun, ia sedikit meringis saat merasa perih dibeberapa bagian wajahnya. Jujur Yeri merasa kasihan dengan Jungkook saat ini, wajahnya benar benar babak belur dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya. Yeri tidak mengerti bagaimana Taehyung bisa semarah itu. Apa mungkin ia tahu? Hanya itu yang dipikirkan Yeri.

'Kurasa ia tahu.'

😱😱😱

Yeri duduk di sebuah sofa, dihadapannya terdapat kasur yang ditiduri oleh 2 anak. Satu anak bayi yang masih berumur 6 bulan, dan satu lagi anak yang sudah dia asuh selama 4 tahun.

Otaknya tidak bisa berpikir jernih. Pikirannya terganggu oleh sesuatu hal.

Di balik ruangan yang ia tempati, Hana dan Jin sedang sibuk menghakimi Jungkook.

Terkadang ada suara barang yang terjatuh, dan juga suara isakan tangis dari Hana. Dan terkadang suara ringisan Jungkook terdengar jelas di telinga Yeri.

Yeri hanya bisa menitihkan air matanaya, menggigit bibirnya. Jujur ia sangat takut saat ini.

Mungkin saja ini akan menambah buruk keadaan! Ia takut setelah ini Hana dan Jin malah membencinya, dan malah tidak mau menemuinya lagi, Seharusnya Yeri memang menolak tawaran Jungkook sejak awal! Ini salahnya yang terlalu bodoh! Tidak bisa berpikir dengan jernih.
Lalu bagaimana nasibnya dan Jaehyun kelak. Ingin sekali ia menceritakan ini kepada sahabatnya Seungwan, tapi apa daya bahkan sekedar mengambil handphone-pun dia tidak kuat.

Cklek/

Yeri memalingkan wajahnya ke arah pintu yang terbuka, matanya bertatapan dengan Jungkook yang sebagian wajahnya sudah dihiasi oleh memar dan darah. Yeri hanya bisa menutup mulutnya. Tubuhnya gemetar melihat Jungkook yang hampir mengenaskan. Tatapan mereka hanya bersilang beberapa detik, Jungkook dengan dingin berjalan menuju kasur, menggendong Nayeon yang sedang tertidur, membuat Nayeon menangis karena tidurnya diganggu.

Entah kenapa rasanya sakit melihat Jungkook yang bahkan bisa dibilang menyuekinya saat ini. Ada rasa kecewa saat Jungkook hanya menatapnya beberapa detik.

Yeri menundukan kepalanya. Ia tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Bukannya seharusnya ia senang, karena jika Jungkook bersikap dingin kepadanya itu akan membuat mereka dengan mudah menjauh?
Entahlah, terkadang perasaan selalu datang diwaktu yang tidak tepat. Mungkin beberapa jam kemudian Yeri akan menyesali ini.

Tapi sungguh diluar dugaan Kim Yeri saat ini. Sebuah tangan besar menyentuh pipinya lembut sedikit membelainya mengahapus sisa air mata yang membekas di pipinya. Yeri mendongkakan kepalanya, menatap sosok lelaki yang sedang menggendong anak di tangan kirinya.

"Aku pergi dulu ya. Jangan nangis terus. Titip Jaehyun buat aku, dan salam buat dia juga."

Untuk beberapa saat Yeri hanya bisa terpaku menatap Jungkook. Entah dia ingin senang atau marah. Yeri tidak bisa mengerti perasaanya.

Jungkook dengan manisnya mengembankan senyummya, mengelus kembali pipi lembut Yeri. "Maaf buat semuanya. Aku emang cowok bajingan yang gatau diri." Katanya dengan suara rendah, membuat detakan jantung Yeri mulai tidak terkontrol. Ditambah lagi saat Jungkook menempelkan bibirnya di bibir Yeri, hanya kecupan singkat yang berlangsung lima detik. Tapi percayalah itu berhasil membuat Kim Yeri terenyuh dengan kehangatan bibir Jungkook.

"Bye aku pergi. Love you." katanya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Yeri yang masih terpaku dengan kenyataan.

Di saat saat seperti ini, Yeri malah ingin bersama dengan Jungkook. Berlari kepadanya dan memeluk tubuhnya yang kekar. Menangis dan bersandar di pundaknya. Padahal ia tahu Jungkook sudah sangat bajingan baginya. Tapi mungkin ia akan merasa sangat menyesal jika tidak bisa bertemu dengan Jungkook lagi, Jadi disini siapa yang egois?

To be continued

[M]istakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang