9. Aldie Namanya

41 18 1
                                    

Yoga menghampiri ku dengan membawa nampan berisikan makanan.

"Hey, kayaknya lagi seru banget mainan hp." Sindirnya.

"Oh, sorry-sorry. Iya nih anak beruang kutub lagi ngomel." jawab ku sambil nyengir.

"Siapa beruang kutub?" tanya Yoga.

"Sahabat aku, namanya Aldie?" jawabku.

"Sahabat atau pacar? Gak yakin?" Yoga meledek ku.

"Hahahh aku gak pernah pacaran." Ucap ku malu.

"Serius?", tanya Yoga tidak percaya dengan ucapan ku.

"Serius." ucap ku santai sambil mengunyah kentang goreng yang dibawa Yoga tadi.

"Oh.." suara Yoga semakin lirih.

"Kenapa? Kamu mikir aku gak laku ya? Hihi." aku nyengir aja melihat ekspresi Yoga yang tiba-tiba berubah terdiam.

"Gak! Punya Instagram gak, Nam? Gue minta Id'nya dong?" Tanya Yoga dan sekali lagi dia mengalihkan pembicaran kita.

"Ada, follow aja @GathaSonam." Ucap ku.

Yoga sepertinya langsung melihat akun instagram ku.

"Waw, followers'nya dua ribu lebih. Famous juga ya kamu," Yoga memuji ku lagi.

"Gak juga sih, baru juga dua ribu, itu juga temen aku semua kebanyakan. Temen sekolah dari SD sampai SMA ini." jawabku merendah.

"Masa sih? Udah aku follow, follback ya? Kalau temen sekolah banyak yang ngefollow kamu apa bedanya dengan famous? sama aja kamu dikenal banyak orang." Yoga memuji ku sekali lagi.

"Gak tau deh, Yog. Ini udah aku follback." Setelah aku follback instagram yoga lewat tampilan pemberitahuan yang ada di layar, aku langsung memasukkan smartphone ku ke dalam slim bag yang aku kenakan. Aku takut jika Yoga mengira aku tidak menganggap dia ada bersama ku, karena asik sendiri dengan ponsel ku.

Kami berdua langsung melahap makanan yang ada di depan kami.

Saat itu aku lebih memilih makan kentang goreng saja. Yoga sepertinya sedang kelaparan banget. Karena aku melihat dia hampir melahap semua yang ada di meja, dari nasi goreng, kentang goreng, dan sosis bakar sudah ia pesan.

"Kok gak di makan nasi gorengnya, Nam? Gak suka ya?" tanya Yoga kepada ku.

"Bukan gitu. Lagi gak laper sih. Tadi sudah makan sama temen aku waktu lagi latihan. Lagian aku seneng banget lihat kamu makan, jadi ikut kenyang." jawab ku. Memang saat itu aku memperhatikan Yoga yang lahap sekali memakan makanannya.

"Pasti kamu mikir aku rakus?" Yoga menebak apa yang aku fikirkan tentang dirinya.

"Ih, dasar. Kamu sendiri yang bilang ya? Ganteng-ganteng rakus." ejek ku dan aku tertawa.

"Itu-itu ngeledek aku rakus. Pakek mau ngelak. Tapi makasih sudah bilang aku ganteng."

"Terpaksa!" ucapku singkat.

"Wohohoho, terpaksa? Dari pada terpaksa mending cabut aja satu kata itu. Dari pada buat aku habis terbang kelangit terus ditebas sayap aku putus langsung jatuh deh ke selokan." Dia protes.

Bibirnya Yoga membuat garis lengkuk yang manis.

"Oh ya, Aldie sahabat kamu kok tiba-tiba marah kenapa?" sambung Yoga setelah tersenyum.

"Kesel aja sama aku soalnya dia udah jemput tapi akunya pergi sama kamu."

"Dia suka sama kamu?" tanya Yoga sekali lagi. Dan pertanyaan ini membuat aku tertawa.

Bukan Karena TerbiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang