4. Makcomblang

90 46 11
                                    

Sorry guys banyak typo ya di cerita sebelumnya, insyallah akan dipercantik lagi biar gak typo. Lanjut cerita ya....

Setelah ku sajikan segelas air putih kepada Aldie, aku langsung duduk di sampingnya.

"Sonam!" dia memanggil ku.

"Iya, apaan?" jawab ku terkejut.

"Gue mau tanya boleh?" tiba-tiba dia membuka pembicaraan yang serius.

"Boleh, mau tanya apa?" jawab ku lagi.

"Kamu suka cowok kayak gimana?" Aku terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan Aldie.

"Hah?", pertanyaannya membuatku terkejut.

"Iya, kamu suka cowok kayak gimana? Soalnya aku mau kenalin temen ke kamu. Maka dari itu sebelum aku kenalin, aku harus tau dulu tipe cowok kamu kayak gimana?" Tawaran dia membuat ku terkejut sekaligus membuatku tertawa terbahak-bahak.

"Hahhaha!" tertawa lepas dengan tatapan sinis kepadanya. Rasanya perut ku seperti terpelintir dan ingin sekali pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil setelah tertawa.

"Lah, malah ngakak. Aku serius!" tegur Aldie kepada ku.

"Sejak kapan kamu menjadi makcomblang? Mama ku aja gak pernah nyuruh-nyuruh buat cepet punya pacar. Kenapa sekarang kamu yang bingung nyariin aku cowok? Aneh deh!"sahut ku.

"Cuman ngenalin aja, bukan jodohin. Kalau nanti jadi, kan mana disangka?" terang Aldie.

"Dari pada kamu ngenal-ngenalin cowok ke aku, mendingan kamu enyahh aja dari sini, bahkan aku mempersilahkan kamu masuk ke rumah ku juga bukan karena ingin bahas cowok!" protes ku dengan memasang wajah kesal ditambah lagi mata sinis.

"Iya-iya deh. Bawel! Jadi mana tasnya?" pintanya.

"Enak banget langsung minta tas, ongkos ku mana yang udah bawain tas kamu, lagian nih ya bayar gojek lumayan loh buat antar tas doang." protes ku lagi.

"Mata duitan! Pantes masih jomblo. Tarif kamu aja mahal!" Ucap Aldie.

"Sembarangan ya kalau ngomong nih bocah!" Ku dorong kepala Aldie ke belakang hingga tidak sengaja kepala dia kejedok bahu kursi.

"Anjir...sakit, Nam" jeritnya setelah kepala Aldie membentur bahu kursi.

"Sukur, mangkannya kalau ngomong jangan asal. Sekarang jelasin ke aku kenapa tadi gak tepati janji buat ke kantin, lalu gak ada di kelas sampai pelajaran selesai dan akhirnya pulang juga telat kasih kabar. Bahkan upil di hidungmu juga gak kelihatan?" Tanyaku.

"Jadi gini, aku setelah antar  Naira ke perpustakaan, gak sengaja ketemu Pak Agus guru olah raga. Kata beliau harus ikut team basket buat acara DBL di Surabaya mewakili sekolah kita." terangnya.

"Lalu?" tanya ku penasaran.

"Lalu, dia juga cerita kalau aku bakal masuk juga jadi salah satu perwakilan kelompok cerdas cermat antar sekolah tahun ini. Dan Pak Agus ngasih bocoran juga  nanti kelompok cerdas cermat itu terdiri dari Naira, Anam kelas XI C dan gue sendiri untuk cerdas cermat matematika. Sedangkan untuk bahasa inggrisnya yaitu Alena kelas XI B dan Mareta dari kelas kita lagi XI D." jelasnya panjang lebar kepadaku.

"Keren ya kalian, jadi envy banget liat orang-orang genius kek kalian itu. Berasa gak perlu susah payah cari nilai dan belajar. Apalagi Naira, bahkan aku takjub dengan dia sudah manis, pinter, gak sombong dan punya cowok kayak kamu yang bisa di andelin," ucapku iri.

"Apaan merendah jadinya, kenapa bangga-banggain orang lain. Kamu bisa kalau kamu mau, cuman kamu mageran jadi cewek." sindir Aldie.

"Bukan mager atau males, tapi otak aku memang standar." ucap ku lagi dengan keterpaksaan.

"Hahaha, tapi kamu o'on juga ada gunanya buat aku. Bisa buat penghilang bad mood. Lagian kamu lebih dari cantik sebenernya , Nam. Kalau kamu peka terhadap sekitar yang bicara tentang kamu. Kalau kamu itu modis dan cantik pasti aku yakin seratus persen pasti kepala kamu udah menuhi ruangan ini. Langsung deh sombong ke aku", ucap Aldie membuat ku tersipu malu.

"Lebay kamu, Parah kalau udah bikin ngefly orang. bikin aku lupa diri kan!" ucap ku.

Hanya bisa update segini dulu ya, nanti di sambung lagi....
To be continue...

Jangan lupa vote dan commentnya :)

Sengaja partnya kecil-kecil biar gak bosen hihihihihi....

Bukan Karena TerbiasaWhere stories live. Discover now