Happy Ending

Mulai dari awal
                                    

Sinka pun segera membersihkan diri, dia tidak pulang ke rumah kakek neneknya karena mereka sedang tidak ada di rumahnya.

Setelah selesai dia membantu bunda kinal mengemas adonan yang terlihat lebih mirip adonan beberapa jajanan pasar.

"Sudah selesai mandinya sin?", tanya bunda kinal dengan lembut.

"Iya bunda, tapi kelihatannya emang gerah jadi bawaannya keringetan lagi deh!", sinka berucap sambil tersenyum.

"Kamu itu yang jarang olaharaga..jadi gitu, kan dokter udah bilang kalau kamu suruh olahraga terus ?" , ucap bunda kinal dengan pembawa kalemnya.

Sinka lalu membalas dengan pelukan, dari belakang wanita paruh baya itu.

"Bunda bawelnya mirip kak.kinal..!", Ucap sinka. Lalu dibalas dengan pipi sinka berlumuran tepung karena ulah bunda kinal.

"Kakak sama bunda ini..kaya anak kecil?", bella datang lalu mengejek kedua orang itu yang asik becanda.

"Ah..bella, kalau gitu bagaimana kalau gini!", sinka tanpa basa basi langsung menyerang bella dengan tepung membuat bella belepotan oleh tepung.

Sinka mudah akrab dengan keluarga kecil ini, becanda dengan bella dan sang *calon mertua.

Dia berkata seolah dengan kakaknya sendiri, berbeda apabila berbicara dengan ayah kinal yang cenderung berkarisma dan dia menjaga etikanya atau lebih tepatnya memasang wajah cupunya.

"Bunda..kak.sinka jahatin bella masa?", keluh bella sambil memasang wajah dendam kepada sinka.

Sinka hanya meledek kearah bella, bella tidak tinggal diam. Dia menggelitik pinggang sinka hingga tawanya pecah senang.

.
.
.
Sudah hampir pukul sepuluh malam kali ini, sinka lalu menuju kamar tidur sempit milik kinal.

Jujur sinka melihat ruangan ini begitu tidak asing, seperti paham karena sebagian masa lalunya ada disini.

Sinka menepuk lirih jidatnya, oh ya tuhan dia lupa menghubungi kinal.

"Capt...?",sinka lirih membuka suara pada telefonnya.

"Emm..", balas kinal ketus bin cuek kali ini.

"Ngambek?", tanya sinka.

"Gak..", jawab kinal di seberang telefon.

"Gak tapi kok jutek?", sinka bertanya ragu.

"Gak lagi males aja?",sinka mendengus kasar melihat ulah kinal.

"Yaudah ...",ucap jutek sinka membalas perkataan sang kekasih.

"Yaudah..apa lagi coba!", Kinal menunjukan suara betenya.

Tutt....sambungan telefon pun terputus secara sepihak karena kinal memutusnya.

Sinka menarik panjang nafasnya, nasib-nasib LDR gini amat batinnya. Dia lalu memejamkan mata berharap letihnya akan hilang. .dan yang pasti badmoodnya juga segera pergi.

Hampir sepenuhnya sinka terlelap, dia memasuki dunia mimpinya. Dia merasakan aroma yang ia rindukan itu hadir, sinka tersenyum melihat hiasan indah senyum kinal.

Suara nyaring cempreng milik kinal terpaksa, membuat sinka mengucek pelan matanya. Dia bukan bermimpi namun dia memang melihat sesosok kinal.

"Hey gendut ayo bangun..!", ucap kinal memasang tampang jutek.

Sinka mengerang karena kepalanya menjadi pusing, kinal yang melihat sinka hanya menyentuh dahi milik sinka mengecek suhu badan sinka.

"Ya allah dut..kamu demam?", tanya kinal lalu mengangkat tubuh gendut sinka digendongnya di punggung kinal.

Tooku ni Ite Mo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang