~21~

2.9K 188 19
                                    

Luhan yang baru saja menidurkan Ziyu untuk tidur siang mendengar bel pintu apartemen ini berbunyi. Tanpa melihat dari layar Intercom ia langsung membuka pintunya.

DEG!

Luhan terkejut dengan sosok dibalik pintu ini. Ia tidak bodoh ataupun Lupa, sosok wanita setengah baya, dengan penampilan yang sangat anggun, elegan nan berkelas tengah berdiri dihadapannya dengan angkuh.

"Nyonya Oh." Ucap Luhan terkejut.

"Halo Luhan, lama tidak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu apakah kau baik?" Tanya wanita ini pura-pura baik.

"Saya baik. Masuklah dulu nyonya Oh." Jawab Luhan mempersilahkan Ibu Sehun masuk.

Tanpa disuruh duduk wanita ini duduk di sofa ruang tengah. Luhan tidak mempermasalahkan, toh ini adalah apartemen Sehun. Nyonya Oh sah-sah saja melakukan apapun disini.

"Wow, sekian lama tidak bertemu, tidak ada yang berubah darimu. Kau masih seperti yang dulu. Aku dengar kalian sudah bercerai. Aku jujur turut prihatin." Kata nyonya Oh sambil mengambil cangkir teh yang Luhan sajikan kepadanya.

"Hahaha... tidak kusangka, berita itu sudah menyebar kemana-mana." Jawab Luhan merasa terganggu.

"Ngomong-ngomong jelaskan soal ini." Nyonya Oh melemparkan surat kabar yang memberitakan isu mereka berdua. "Aku tidak akan berbasa-basi. Dengar Luhan, kau itu bagian dari masalalu kami. Aku harap kau lekas pergi dari kehidupan putra dan cucuku. Kaulah yang membuat mereka, dan cih! Apa ini, setelah kau berpisah dari istrimu bahkan kau, sorrry, dikatakan mandul tidak punya anak. Dengan percaya dirinya kau kembali ke putraku. Memangnya putraku mainan apa?! Memangnya putraku barang apa?! Yang bisa seenaknya kau pakai lalu kau buang. BAGIKU KAU ITU HANYA PARASIT DIKELUARGA OH." Kata nyonya Oh sarkas.

Luhan merasa tidak suka dengan ucapan nyonya Oh. Benar jika dulu ia melakukan kesalahan yang fatal. Bahkan sampai membuat oranglain kecewa padanya. Tapi ia mengakui itu, dan ingin bertobat - memulai dari awal. Ia ingin bersama Sehun dan Ziyu, keluarganya yang sejati.

"Maafkan aku Nyonya Oh. Aku tahu jika aku salah. Aku meninggalkan Ziyu dan juga Sehun demi wanita itu. Tapi aku sudah bertobat. Aku sadar akan kesalahan yang dulu aku lakukan. Bahkan Tuhan menghukumku. Aku mandul, sperma yang kuhasilkan tidak mampu untuk membuahi sel telur wanita itu. Segala macam cara sudah kami tempuh tapi karena Tuhan menghukumku. Semuanya gagal, sampai dimana wanita itu sudah lelah hidup denganku dan pada akhirnya kami bercerai. Hidupku sangat hancur saat itu. Aku jatuh ke jurang kegelapan. Bahkan aku nyaris bunuhdiri. Aku melakukan beberapa kali percobaan bunuhdiri tapi nampaknya Tuhan masih baik kepadaku. Aku ditolong-Nya kembali, dan yang terakhir. Orang yang merengkuhku disaat aku mau menjemput ajalku karena aku mau bunuhdiri lagi. Cahaya itu datang, cahaya itu adalah Oh Sehun, putra anda. Oh Sehun menangkapku disaat aku akan masuk ke dalam kegelapan. Ia yang menarik tanganku. Dan karena itulah aku sadar, hanya Sehun yang dapat menyelamatkanku. Ia akan selalu menangkapku. DIA, OH SEHUN, AKU MENCINTAINYA. SANGAT MENCINTAINYA. AKU AKUI JIKA AKU DULU SALAH. TAPI TIDAKAH KAU PIKIRKAN NASIP ZIYU? ZIYU ADALAH ANAKKU, PUTRAKU! AKU MENCINTAI MEREKA. AKU INGIN BERSAMA DENGAN MEREKA. KELUARGAKU YANG SEJATI. AKU MOHON BERI AKU SATU KESEMPATAN. KAU ADALAH SEORANG IBU. KAU PASTI MENGERTI BAGAIMANA JIKA KAU KEHILANGAN ANAK KANDUNGMU?? KAU PASTI AKAN HANCURKAN? PIKIRKAN SEKALI LAGI JIKA KAU DIPOSISIKU... KAU PASTI TIDAK MAU KEHILANGAN ANAK-ANAKMU...." Luhan berkata panjang lebar, ia bahkan menangis dihadapan ibu Sehun. Luhan benci menangis, karena ia adalah laki-laki. Tapi karena rasa sesak didalam hatinya, serta ketakutan jikalau nyonya Oh memisahkan mereka membuat emosinya naik. Bahkan nada bicaranya pun ikut meninggi.

Nyonya Oh diam. Ia merenungkan semua perkataan Luhan. Iya, ia tahu bagaimana perasaan seorang ibu. Apa yang dikatakan Luhan tidak-lah salah. Seorang ibu tidak mau berpisah dari anaknya. Seorang ibu akan hancur jika dipisahkan dari anaknya. Ia membayangkan jika ia diposisi Luhan, pastinya ia akan hancur. Ia pasti akan melakukan hal yang sama, seperti apa yang Luhan lalukan - bunuhdiri.

A WIND FLOWER. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang