10. Try Again

585 47 2
                                    

Will you marry me, Farah Divanya?

Kata-kata terakhir Reva barusan terus terulang-ulang di kepalaku seperti kaset rusak. Aku merasakan tubuhku membeku seketika dan suaraku seakan tercekat tidak bisa keluar. Aku tidak memungkiri perasaan yang bahagia yang aku rasakan. Tapi perasaan bahagia itu langsung hilang saat aku mengingat Jessica yang mungkin sedang menangis entah dimana. Mungkin dia akan merasakan saat mataku sebesar bola pimpong saat menangisi Reva dan dia yang akan bertunangan.

"Farrah? Apa jawabannya?" Tanya Reva menyadarkan lamunanku.

"Are you kidding me Reva?"

"Not, im not." Kata Reva yakin.

"Tapi kenapa tiba-tiba gini? Lo mau mainin perasaan dan emosi gue sekarang?" Tanyaku ragu.

"Ya Tuhan ra. Kenapa lo berpikiran negatif terus sama gue?"

"Karena semua perlakuan lo ke gue. Itu udah menunjukkan gimana piciknya dan pendendamnya lo." Kataku.

"Oke lupakan itu. Gimana sama jawabannya? Lo mau kan?" Tanya Reva lagi.

Aku berpikir lagi. Terdiam memandangi jalanan yang gelap. Beberapa kali aku menarik nafas panjang untuk melancarkan oksigen ke otakku agar dia memikirkannya dengan baik. Tapi sayangnya ini bukanlah masalah yang seluruhnya bisa dipecahkan oleh otakku, melainkan campur tangan perasaanku juga harus ikut andil.

Wajah Bastian muncul di pikiranku dan berganti dengan wajah jessica. Apa aku mampu mengambil keputusan yang tidak membuat keduanya kecewa. Demi apapun di dunia ini aku sangat ingin mengatakan 'iya' tapi berbagai pertimbangan yang aku pikirkan membuatku ragu untuk menjawabnya.

Lo nunggu apalagi ra? Ini yang lo tunggu-tunggu dari 8 tahun yang lalu. Satu kalimat dari Reva yang ngebuat lo gak bakalan terpisah lagi sama dia. Lo cuma cukup jawab 'iya' doang.

Jangan ra, pikirkan perasaan Bastian dan Jessica. Bastian selalu ada buat lo, jangan sia-siakan perasaanya. Dan jessica itu sahabat lo. Jangan sampai persahabatan lo rusak cuma karna cowok. Dan lagi Reva selalu ngebuat lo nangis dan sakit hati kan. Dia gak pantes buat lo cintain ra. Bastian yang terbaik buat lo.

Berbagai bisikan itu terus saja membuatku semakin bimbang. Rasanya kepalaku mau pecah. Aku tidak ingin jawabanku kelak akan membuatku menyesal.

"Gue gak bisa jawab sekarang." Kataku.

"Kenapa? Lo ragu sama keseriusan gue? Lo dimana sekarang? Gua mau ketemu supaya lo tau betapa seriusnya gue sekarang."

"Gue..gue..pokoknya gue gak bisa jawab sekarang."

"Tapi gue butuh jawaban lo sekarang ra!"

Aku mencoba berpikir lebih keras lagi untuk menemukan jawabannya. Aku bertanya pada hatiku berkali-kali apa yang harus aku katakan padanya.

Tapi apa ini caranya. Ngajak nikah lewat telepon?? Cupu banget!

"Gue gak bisa." Suara yang sedikit ragu keluar dari mulutku.

"Ma..maksud lo? Lo nolak gue?" Tanya Reva mencoba meyakinkan jawaban yang aku lontarkan.

"Iya. Gue gak bisa terima. Ada dua hati yang mesti gue jaga. Dan lagi pula lo sama gue gak akan pernah bisa cocok va. Lo itu sosok yang paling gak bisa gue mengerti. Gue udah cukup lelah berurusan sama lo va."

It's You, Reva?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang