"Gue masih di rumah."

"Lo mau kemana?"

"Gue mau ke--"

"Ikut!"

"Gak usah teriak. Gue gak budek."

"Ikut ya!"

"Yaudah deh, gue jemput."

"Oke."

Aku berjalan cepat menuju kamarku. Melepas semua bajuku lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"I keep craving craving you dont know but its true, cant get my mouth," aku menyanyikan penggalan lagu imaginationnya Shawn Mendes sambil memakai skinny jeansku.

Ponselku berdering.

"Iya Fabian, bentar lagi." Setelah mendengarkan ucapanku, Fabian langsung memutuskan panggilan.

Aku melanjutkan ke ritual menyisir rambutku. Setelah semuanya beres, aku berjalan ke luar rumah. Aku mendapati Fabian berdiri di depan mobilnya. Ia membukakanku pintu mobil. Jantungku berdetak tak menentu. Although I know it's just a liability. Kalau kalian lupa, dia masih kekasihku.

Dia baru akan menancap gas, saat di belakang  mobil kami, ada mobil Avan baru saja terparkir. Aku hanya mampu terdiam saat Amanda turun dari mobil Avan. Tak lupa satu kecupan mendarat di kening Amanda. Seolah tak mengijinkanku melihat lebih lama, Fabian segera melajukan mobilnya.

"Amanda lagi sakit." Aku memberitahu Fabian.

"Terus?" Sambungnya dingin.

"Gak, cuma kasitau aja. Kamu khawatir?" Tanyaku memberanikan diri.

"Kamu gak khawatir?" Dia membalas pertanyaanku dengan pertanyaan juga.

"Kita gak bakal selesai kalau bahas hal ini lagi." Aku ingin mengakhiri topik tentang Amanda. Niatku untuk memancing sekaligus mencaritahu malah menjadi bomerang untukku. Aku menghela napasku pelan.

"Kita mau kemana?" Tanyaku.
"Udah ikut aja." Aku hanya mengangguk.

Kami berhenti di salah satu kafe yang cukup terkenal. Dari dalam mobil aku melihat Niken masuk ke dalam kafe tersebut. Fabian keluar terlebih dahulu, lalu membukakanku pintu mobil. Ia menggenggam tanganku seolah meminta bantuan. Aku memahami semua bahasa tubuhnya.

"Tenang, ada gue." Aku balas menggenggam tangannya. Kami mengahampiri meja Niken. Niken tampak sibuk dengan ponselnya.

"Wow, lo bawa pacar lo ya?" Tanya Niken pada Fabian.
"Kalo bawa gue emang kenapa?" Aku membalas pertanyaannya.
"Jangan sok galak deh, tinggi lo aja gak nyampe leher gue."

"Tapi setidaknya tubuh gue gak murahan kayak lo!" Hardikku.
"Jaga omongan lo ya." Ia balas menggertakku. Tangan Fabian masih tetap dalam genggamanku.

"Dengerin gue, gue gak bakal biarin lo nyakitin Fabian sedikitpun. Jangan harap Fabian minta maaf sama lo, karena itu hanya akan ada dalam mimpi lo! Ini terakhir kalinya lo gunain kelemahan Fabian buat fitnah dia. Inget itu baik-baik. Gak lama lagi semua kebenaran akan terungkap dan lo, gak akan ada di atas angin lagi." Aku menampilkan smirk ku, lalu segera menarik Fabian pergi dari kafe itu.

***

"Dia pikir dia hebat, memangnya dia siapa? Manfaatin lo buat ambil ketenaran. Cewek kayak gitu gak pantas dapetin apa-apa."

Aku menumpahkan semua kekesalanku. Fabian menyerahkan kembali minuman kaleng yang tadi dibuka olehnya. Aku langsung meneguknya tanpa mengucapkan terimakasih.

Kami sedang menikmati malam di pinggiran kota. Fabian mengajakku duduk di kap mobilnya. Kami rela menyetir berjam-jam hanya untuk menikmati malam penuh bintang ini.

"Lo gak usah cemas. Gue akan selalu ada untuk lo saat lo dalam kesusahan kayak gini." Aku berhenti sejenak, menghela napasku.

"Walaupun nanti, gue bukan siapa-siapanya lo lagi, tapi lo harus ingat. Gue akan terus siap saat lo butuh bantuan." Aku tersenyum diakhir kalimatku.

"Gue benci ngeliat lo gak berdaya kayak gini." Dia menatapku penuh minat, sedangkan aku membuang pandanganku ke depan. Aku tak sanggup menatapnya terlalu lama. "Gu-gue benci, kalo lo tersakiti." Lanjutku.

Kurasakan tangannya menarik daguku menghadap padanya. Aku menatapnya dengan penuh kesedihan. Air mataku tanpa sadar terjatuh, baru saja aku akan menghapusnya, jari panjang Fabian mendahuluiku. Begitu cepat, hingga aku tak menyadari apapun. Fabiam menciumku di kening. Membuat aku terlonjak kaget dengan perlakuannya. "Dan gue benci ngeliat lo nangis, ini terakhirnya gue jadi cowok yang lemah." Ucapnya didepan bibirku.

***

Halo gaes, siapa nih yg msh ada cerita ini di library nya?

Pasti anak wattpad dari bertahun2 lalu ya 🤭

Ada kabar gembira nih, kontrak Algena udah selesai, jadi aku bakal post lagi cerita ini dari awal sampai akhir hohoho!!!

Postnya bakal berurutan yaa gaes tiga hari sekali

Buat yg mau cepat dapat bacaannya, yaitu lima part sekaligus yg aku unpublish (6-10), kalian bsa lihat di Karya Karsa ya.

Jadi ada beberapa hal yang bakal aku post di karya karsa yaitu :

1. Lima part lebih awal di wattpad (udah ada di karyakarsa)

2. Part yang kunci yg dulunya dihapus untuk kepentingan penerbitan kayak :

- UNDER THE DEW
- THE FACT 1
-THE FACT 2
- MASIH BANYAK LAGI TPI LUPA

3. Sepuluh ekstra part yg cuma ada di novel. Sempat di post di Algena cuma langsung aku hapus (soon)

5. SPIN OFF CERITA FABIAN, AVAN, MANDA, ALI DLL. BAKAL AKU POST SESUAI URUTAN PART NYA YA.

4. Spoiler : CERITA GENA FABIAN KHUSUS YANG NGESHIP MEREKA AJA! YG GAK NGESHIP JANGAN BELI

AlgenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang