Part 5

5.8K 309 11
                                    

"Have a great day, Sunshine!" ucapnya setelah aku keluar dari mobil.

"You too, Popeye!" aku berjalan menyusuri jalan menuju sekolah.

Ini adalah minggu ke-3 selama aku bersekolah disini. Semua rencana yang kubuat terlihat baik-baik saja. Dan semenjak kejadian kakak kelas menamparku, aku berusaha untuk tetap diam saja dan tidak melakukan apapun. Sekarang, aku sudah cukup mengetahui beberapa informasi tentang kakak kelas itu.

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku menceritakan hal tersebut ke ka Evan. Dan ternyata ka Evan menceritakan kembali siapa dia sebenarnya. Mereka adalah Nikki, Siska, dan Cindy. Nikki adalah fans berat ka Marcel, dia bisa melakukan hal apapun untuk mendapatkan hal apa yang dia mau. Tapi tidak dengan ka Marcel. Menurutnya, dia adalah laki-laki yang unik dan penuh misteri, Nikki ga akan membiarkan orang lain mendekati ka Marcel. Tapi, karena hal itu ka Evan akan tetap menjagaku walaupun dari jarak jauh. Aku hanya berharap tidak akan ada hal-hal yang tidak kuinginkan itu terjadi.

---

Hari sudah semakin siang dan sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Biasanya setelah pulang sekolah, aku akan langsung menjauhi area sekolah. Tapi mulai hari ini, kegiatanku akan bertambah dengan mengikuti ekskul yang kupilih. Seharusnya, aku mulai mengikuti kelas ekskul ini sejak 1 minggu yang lalu. Tapi aku masih ragu dengan pilihanku

Ekskul yang akhirnya kupilih ini berada di lounge. Anak-anak baru sepertiku dan kakak-kakak senior sudah mulai memenuhi lounge itu. Aku berjalan pelan menghampiri ruangan itu. Aku memilih tempat duduk di dekat jendela. Entah kenapa, aku suka duduk dekat dengan jendela.

Melihat seisi ruangan ini, sepertinya tidak ada yang kukenal. Ini karena factor aku yang jarang keluar kelas dan tidak berani bersosialisasi dengan orang yang tidak kukenal. Tidak lama seorang perempuan yang sudah pasti pengurus ekskul ini berdiri di depan kelas.

"So, selamat siang semuanya. Perkenalkan nama gue Glendora Wijaya. Kalian bisa panggil gue Rara." Dia terlihat seperti perempuan yang berani dan tomboy.

"Gue ketua dari ekskul ini dan selamat dating di ekskul Jurnalistik. Sorry, minggu kemarin gajadi pertemuan karena ada sesuatu yang gabisa gue tinggal."

Oh, ternyata baru di mulai hari ini, itu artinya aku belum ketinggalan. Hahaha

"Jadi, di ekskul ini kita akan lebih meliput tentang kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah ini, kita yang kasih pengumuman dan info-info yang ada di sekolah ini. Dan tugas jurnalistik juga buat madding setiap 2 minggu sekali. Dan isinya tentang hal-hal yang udah kita liput. Kita juga biasanya buat acara-acara yang udah di setujuin sama OSIS. Yah, bisa dibilang kerjasama dengan OSIS." Lanjutnya.

Kak Rara menjelaskan hal-hal yang dilakukan dalam ekskul Jurnalistik. Dia melanjutkan dengan sabar dan detail.

---

Lingkungan sekolah sudah semakin sepi, semuanya sudah mulai meninggalkan sekolah. Aku berjalan sendiri ke arah halte bus dan juga terlihat sangat sepi. Selama aku bersekolah disini, aku belum pernah pulang sesore ini. Aku harus terbiasa dengan keadaan ini, karena pasti ekskul akan dilakukan minimal 1 kali seminggu.

Aku menaiki bus yang biasanya ku naiki. Jam pulang kerja biasanya bus sangat ramai penumpang, dan membuat aku berdiri diantara bangku-bangku yang sudah di duduki penumpang lain.

Karena aku bosan, aku membuka ponselku, dan ku non-aktifkan airplane mode. Satu hal tentang diriku, aku sangat sering bahkan terbiasa menggunakan airplane mode on saat aku tidak ingin menggunakannya. Untuk menghemat baterai ponsel ku.

"Sunshine.. Where are you?"

"Sunshine?"

"Sunshine?! Ini udah sore. Kamu dimana? Kenapa belum sampe rumah?"

"Vicelia Simfoni Pearline ?!?!"

"You're not answering my call?!"

ASTAGA!!! Aku lupa mengabari ka Marcel hari ini ada ekskul. Kenapa dia sudah di rumah? Seharusnya ka Marcel masih ekskul basket.

Dia pasti mengomel karena keteledoranku. Apa dia masih memberi ijin aku pulang sendiri?

---

Aku membuka pintu pelan-pelan berharap ka Marcel tidak menyadari kedatanganku.

"Sunshine!!! Kenapa baru pulang jam segini? Kamu dari mana coba? Ga ngabarin kakak." ucap ka Marcel sambil menghampiriku.

"Ma..ma..maaf Popeye.. Celi lupa ngabarin Popeye, hari ini Celi mulai ekskul jurnalistik dan bakalan pulang sesore ini. Tadi handphone-nya Celi airplane mode, jadi ga bisa liat chat dari Popeye." jawabku dengan penuh keraguan.

"Kamu tuh ya, seneng banget airplane mode handphone kamu. Kalo takut batrenya habis kan bisa bawa powerbank. Kalo kejadiannya kaya gini, kakak jadi gatau kamu kemana kan.."

"Iya Popeye, powerbank Celi udah rusak. Mau beli lupa terus dan belom sempet."

"hah.. Yaudah, pokoknya mulai sekarang kalo kamu ada ekskul pulangnya kakak jemput atau ngga Evan atau Dave yang jemput kamu. No excuse!" balasnya dengan suara yang penuh dengan ancaman tapi karena sayang.

"Sekarang Sunshine mandi, terus makan. Kakak tungguin kamu selesai mandi baru kita makan bareng." Lanjutnya sambil membenahi rambutku yang cukup berantakan.

Aku mengangguk memberi senyuman tulus dan berjalan ke arah kamarku. Benar dugaanku, Popeye tidak akan mengijinkanku pulang sendirian. Walaupun hanya di hari saat aku ekskul. Dan kesalnya, dia juga melibatkan ka Evan dan ka Dave untuk menjemputku kalau Popeye berhalangan.

---

Setelah kami makan bersama, aku kembali ke kamarku untuk menyelesaikan beberapa tugas. Aku fokus dengan soal-soal yang sudah menantangku untuk bergulat. Tanpa sadar, ka Marcel masuk ke dalam kamarku dan memposisikan dirinya di belakangku sambil memeluk leherku.

"eh!" sontak aku kaget ada yang memelukku seperti itu dari belakang.

"kenapa Popeye? Jangan ganggu dulu. Celi lagi sibuk ngerjain tugas nihh.." Jawabku tanpa menatapnya.

"hmm.. nothing. Mau isengin kamu aja. Ahahahha..." Jawabnya sambil tertawa.

"Celi ga percaya, pasti Popeye mau ngomong sesuatu. Kenapa Popeye?" Aku membalikkan tubuhku supaya bisa melihat wajahnya dan memegang pipinya.

"Kakak mau minta maaf soal tadi. Kakak ngerasa ngomongnya terlalu keras sama kamu." Ungkapnya.

"That's okay Popeye. Malahan aku seneng Popeye kaya gitu. Jadi ga secuek biasanya. Ya kan?"

Entah kenapa aku merasa semenjak aku 1 sekolah dengan ka Marcel, dia lebih memeperhatikanku. Mungkin karena papa dan mama tidak ada di Indonesia, jadi dia merasa lebih bertanggung jawab.

"Hah? Ng..nggak ah, kakak biasa aja." Jawabnya salah tingkah.

"Udah ah, Popeye jangan ganggu aku dulu. Nanti tugasnya gak kelar-kelar."

"Yaudah, Popeye ke kamar ya. Gudnite Sunshine" balasnya tanpa lupa mengecup dahiku.

---

Hallooo semua!
Siapa yang mau punya kakak kaya Popeye? Wkwkkw

Yaampun aku udah lama gak update2. Karena aku tiba2 lupa sama jalan ceritanya hehehe dann aku juga belom sempet2 lanjutin.
Maafin yaaa

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA!!!

Love youu!!

My Best BrotherWhere stories live. Discover now