Part 4

6.1K 372 4
                                    


Maaf ya kara aku lama banget upload cerita lagi. karna kemaren laptopnya dipake kakak ku buat kerjain skripsi.

dan sekarang aku mau lanjut cerita cuman bahasa kalimatnya beda (maaf lagi ya aku gak konsisten).

jangan lupa vote dan comment ya! kalian lebih suka pake yang formal atau semi formal atau ga formal hihihi... love ya!

---

Celia POV

aku keluar dari toilet berjalan cepat dan menundukkan kepalaku. Walaupun sudah tertutup dengan hoodie ku tetap saja aku malu dan takut ketauan.

"Celi, lo kenapa?" aku merasa ada yang menyentuh pundakku. oh mai gat! itu siapa? kok dia tau aku? Perlahan aku mengangkat kepalaku dan aku melihat wajah tampan di depanku.

"Hah? Kenapa apanya? Celi gapapa kok.." aku berusaha menutupi bekas tamparan tadi.

"Itu kenapa ditutup-tutupin kaya gitu?" dia menarik hoodie ku ke belakang.

"ihh ka Dave ngapain di tarik hoodie nya? gapapa beneran deh.." langsung ku pakai lagi hoodie ku

"Cel.. lo gausah bohongin gue deh. Ini pipi lo kenapa bisa merah banget kaya gini? Siapa yang berani buat muka lo kaya gini?" ka Dave mendekatiku dan mengelus pipiku yang merah.

Ka Dave dan ka Evan sudah sering memperlakukanku seperti apa yang di lakukan ka Marcel kepadaku. Jadi aku tidak merasa aneh atau canggung. Hanya saja ini di area sekolah, aku takut ada yang melihat aku seperti ini.

"Aww.. perih kak. Jangan di pegang kaya gitu. Nanti merahnya juga ilang. Aku mesti masuk kelas nih. Bye ka Dave!"

"Tapi Cel.."

Aku langsung berlari ke kelas supaya ka Dave tidak menanyakan hal yang aneh-aneh.

---

Pelajaran berlangsung seperti sekolah pada umumnya. Guru mengajar sesuai dengan materi dan murid-murid mencatat apa yang guru tersebut katakan. Setelah itu guru akan memberikan tugas, entah itu tugas rumah atau tugas sekolah. Hanya saja kali ini sedikit berbeda, aku tidak bisa fokus karna tamparan tadi yang masih terasa perihnya di pipiku.

Evelyn menanyakan apa yang terjadi, tapi aku beralasan tanpa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan untungnya dia percaya.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi aku merapihkan buku-buku dan perlengkapan lainnya ke dalam tasku. Aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

"Cel.. Sorry ya hari ini gue ternyata ga bisa ke rumah lo. gue baru inget ternyata hari ini gue udah mulai bimbel. Nanti tugasnya coba gue tanyain sama guru bimbel gue ya. Terus nanti jawabannya gue kirim ke email lo." ucap Evelyn yang ada di sebelahku.

"Oh gitu.. Gapapa emang Vel? Aku ga ngerjain apa-apa dong?"

"Santai aja kali.. Gue balik duluan ya Cel.. Sorry ya. Bye!"

"Iyaa.. Byeeee!"

Ka Marcel hari ini basket ga mungkin aku nungguin dia sampe selesai latihan, ini pipi udah perih banget. Akhirnya aku memutuskan buat naik taksi dan aku menunggu di sekitar halte bus.

---

"Syalom.. Bibi?" ucapku dengan nada sedikit berteriak.

"Iya non.. sebentar" teriak bibi sambil berjalan menghampiriku

"Aduh, itu kenapa pipinya? kok merah gitu kayak habis di tampar?" bibi terkejut saat aku menarik hoodie ku ke belakang.

"Iya bi, tadi ada accident di sekolah. Panjang ceritanya. Celi minta tolong ambilin kompresan dong bi buat pipi Celi.."

My Best BrotherWhere stories live. Discover now