Memory 2

3.6K 455 4
                                    

Pertama kali aku melihatmu, kau seperti sebuah balon hidup ditengah tanah lapang gersang. Melompat-lompat sambil melambaikan tangan. Sejak saat itu, tanah gersang itu menjadi alasanku duduk tenang dalam kelas, dan menantikanmu membuat jejak disana.

"Perhatian anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru, ayo perkenalkan namamu"Baru kali ini aku diam-diam memperhatikan anak baru. Bukan karena dia tampan, karena sebelumnya aku tak tertarik pria manapun, setampan apapun mereka. Hanya saja namja yang satu ini lucu. Di sekolah tingkat akhir, baru kali ini aku melihat seorang namja melambaikan tangannya kepada seorang pria yang aku yakin adalah ayahnya. Dia juga menuliskan sesuatu di angin dengan telunjuknya, jika aku benar, itu bertuliskan sarangheo, karena seorang wanita yang tiba-tiba keluar dari mobil membalasnya dengan menaikkan kedua tangannya dan membentuknya menjadi lambang cinta.

"Annyeong haseyo. Good morning everyone. Let me introduce myself in a a a short time, yeee no show time but short time." Aku ingin tertawa mendengar caranya berbicara, caranya menggerakkan tubuh dan cara bibirnya mengulang-ulang beberapa kata bahasa inggris. "I am Seungkwan...Boo Seungkwan and you can call me Seungkwan or Boo. Nice to meet you." Dia tersenyum manis, sangat manis dengan wajah penuh pipi, bibir mungil dan merah serta mata yang benar-benar hidup, dia terlihat seperti permen kapas. Dia menundukkan badannya, dan melambaikan tangannya. Dia sangat serius saat memperkenalkan diri, tapi dengan cara yang dia lakukan, tidak ada yang sanggup menahan tawa, seketika ruangan menjadi sangat kacau dengan gelak tawa. I was born in Jeju Island, january...january..." Dia seperti melupakan sesuatu. " Bagaimana menyebutkan 16 tahun dalam bahasa inggris?" Dia bertanya pada seluruh murid yang ada di dalam kelas, yang membuat ruangan yabg sudah sempat tenang menjadi ramai lagi oleh tawa. Namun Aku hanya terfokus pada wajah yang dipenuhi pipi dan bibir mungil itu. "Sixteen Years" Aku tanpa sadar menjawab pertanyaannya...betul-betul tanpa sadar. Yang membuat semua mata beralih padaku.

"Oohh, yee,.ne ne ne, sixteen Years. Thank chingu" Dia menatapku, Aku tak mau kehilangan momen, aku kini menatapnya secara terang-terangan. Aaahh bagaimana mungkin ada namja seimut ini.

"My hobby is singing and that is writing" Aku melihat dia sangat berusaha mengingat sesuatu. And I am a Namja" Ruangan pecah oleh tawa, benar-benar kacau. Hingga beberapa siswa dari kelas lain datang melihat apa yang terjadi.

"We know bro, I know" Siswa wanita yang tertawa terpingkal-pingkal mewakili satu ruang itu untuk menyakinkan Namja bernama Seungkwan itu bahwa dia tak perlu memperjelas dirinya. Pria bernama Seungkwan itu menggarut kepalanya yang aku yakin sebenarnya tak gatal.

"Sudah selesai Seungkwan" Guru yang juga tak dapat menahan tawa karena ulah Seungkwan terlihat lebih ramah dan menunjukkan bahwa dia sudah menjadi salah satu penggemar Seungkwan. "Kau boleh duduk dikursi yang masih kosong" Guru perempuan itu menunjukkan beberapa kursi kosong, sayangnya kursi di sebelahku sudah ada yang menempati.

"Seonsaengnim, bolehkah saya bertukar tempat dengan dia?" Dia sedang menunjuk bangku di sebelahku, ulahnya membuatku sedikit terkejut namun juga senang.

"Tidak boleh Boo, kau hanya diperbolehkan menempati yang kosong" Aku menunduk, selesai sudah.

"Seonsaengnim saya mau pindah, ke pojok sana"Aku memutar kepalaku, menatap teman sebangkuku yang masih mengangkat tangan. Tapi aku diam saja, karena memang aku tak bisa menunjukkan sikap ramah pada siapapun.

"Kau yakin, kenapa kau mau pindah?"Ada apa dengan wali kelas kami ini. Apa perlu alasan untuk pindah bangku.

"Saya sulit melihat tulisan di papan tulis, sejak kemarin Nana pindah ke belakang, tadi saya mau pindah, tapi Nana masih duduk disana, jadi saya tunda sampe jam pelajaran dimulai" siswi yang disebut-sebut namanya hanya senyum-senyum sambil menggaruk kepalanya yang entah gatal atau tidak.

"Baiklah Dino, kau boleh pindah ke depan. Kau bisa duduk di sana Seungkwan" Waw, hari ini hari bersejarah, sangat bersejarah, sejak kapan Tuhan mau repot-repot mengabulkan keinginanku!!.

"Aku Seungkwan, dan kau" Seungkwan menjulurkan tangannya. Pria ini memiliki kepercayaan diri yang besar, dengan porsi yang pas, sehingga tidak menjengkelkan.

"Vernon, Choi Vernon"Aku pun menjulurkan tanganku. Selama aku sekolah, baru kali ini aku menjulurkan tangan kepada teman sebangkuku. Baru pada Seungkwan.

"Nanti ajari aku bahasa inggris, okk" Sekarang aku tahu kenapa dia mau duduk denganku, dasar anak bandel.

Kenangan mereka sepertinya indah ya, semoga selalu indah. Fighting Verkwan....
Masalah kalian sebentar lagi datang.....

YOU'RE MY NAMJA, ARASSEOWhere stories live. Discover now