-02-

1.3K 159 32
                                    

"Nana, apa kau mendengarku?"

"Ikutlah denganku!"

.
.
.
.
.

"Sa-saeran?" ucapnya dengan ragu.

"Kau tidak percaya ini aku?" tanya Saeran membuat Nana terkejut.

"K-k-k-kau bisa mendengarku dan menjawab ucapanku?!" pekik Nana.

"Gaaahh.. Kau ini," Nana mencoba mengontrol nafasnya karna terkejut dengan yang terjadi saat ini. Nana kembali mendekatkan ponselnya ke telinga kanannya. Nana mendengar suara beberapa orang sedang berdabat.

"Nana?"

"Ha-- I-iya?"

"Maukah kau ke dunia kami?" tanya Saeran.

"Dunia kalian? Maksudmu aku bisa bertemua denganmu dan yang lain?" tanya Nana dengan antusias.

"Iya, semua. Kau mau?"

"Tentu saja! Bawa aku!"

"Baiklah.."

Beeeeeepp---

Tiba-tiba cahaya putih keluar dari ponsel Nana. Sangat terang dan membuat mata sakit karna silaunya. "Aakh-" Nana menjatuhkan ponselnya ke lantai.

"Ikutlah denganku..." bisik Saeran.

Cahaya putih itu seakan menyedot Nana kedalam ponselnya. Perlahan demi perlahan. Nana lenyap ditelan cahaya putih tersebut.

Nana membuka matanya, tubuhnya melayang di lorong dimensi. Nana kembali menutup matanya saat cahaya putih itu kembali menerpanya.

"Silau."

"Ukh- mataku.." gumam Nana mencoba bangkit.

"Nana? Apa itu benar kau?" ucap seorang wanita didepannya. Tangannya menepuk bahu Nana pelan. Tunggu, Nana seperti kenal suara ini. Sial, matanya masih buram karna cahaya tadi.

"Apa dia terluka? Apa dia baik-baik saja? Apa dia benar gadis yang kita cari?"

" Hei bocah, beri dia ruang!"

Nana akhirnya bisa melihat dengan jelas. Ia pun mendangak keatas. Matanya membulat saat melihat siapa di depannya.

"J-J-J-Jaehee.."

"Apa kau baik-baik saja, Nana?" ucap Jaehee yang khawatir melihat wajah pucat Nana.

"Nana, ini aku! Kau kenal aku kan? Kenal kan?" seru Yoosung menggenggam tangan Nana sambil tersenyum manis.

"Yoo-sung?" ucap Nana dijawab oleh anggukan Yoosung.

"Babe, kau ternyata lebih cantik daripada yang kepikirkan." ucap Zen membantu Nana bangun dan mendudukkannya di Kursi terdekat.

"Zen, omg.. Dia memang tampan.." gumam Nana.

"Menyingkirlah, beri dia ruang untuk bernafas, bodoh!" Jumin mendorong Zen untuk menjauh dari Nana.

"D-Daddy Jumin.."

"Hey.."

"Aku tau suara ini!" Jerit Nana dalam hatinya tak sabar untuk menoleh ke sumber suara.

"Selamat datang, mau Honey Buddha Chips?" ucap Seven sambil menyodorkan Keripik kesukaannya.

"S-Se-Se-ven~" Nana jatuh pingsan saking senangnya melihat semua karakter dua dimensinya tiba-tiba menjadi nyata.

"Huaa dia pingsan~"
"Cepat panggil ambulan!"
"Kau berlebihan."
"Nana bangunlah.. Nana!"

"Hidupku.. Sempurna!!"

.

.

.

.

.

.

TBC

Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang