Chapter 7

41 5 1
                                    

Setelah makan, aku memutuskan untuk mengerjakan PRku di ruang tamu. Ia mengikutiku sambil membawa buku tugas bahasa inggrisnya dan selembaran kertas yang sepertinya berisikan sebuah cerita untuk PRnya. Ia lalu duduk di sebelah kananku.

Hari gini ada aja PR. Kami siswa butuh kasih sayang bukan PR (#eaa)

Tak lama kemudian, jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 15 malam. Tapi PRku juga tak kunjung selesai. Aku sudah mulai menguap beberapa kali. Aku melirik kak Garra yang sedari tadi tidak berbicara sedikitpun padaku. Saat aku meliriknya, ia sedang menopang dagunya sambil membaca lembaran kertas yang dibawany tadi. Ia terlihat kesusahan untuk tetap terjaga. Lucu. Tapi kasihan banget sih hahaha... sebaiknya ia tidur saja.

Di saat aku ingin menyuruhnya tidur terlebih dahulu, tiba-tiba ia terjatuh ke kanan. Karena terkejut, aku spontan memeluknya agar ia tidak membentur lantai. Pipiku langsung memerah. Hatiku berdebar sangat kencang. Ini terlalu dekat tetapi jika aku melepas pelukan ini, dia akan terbentur. Aku harus memindahnya. Ya, aku harus memindahkannya, setidaknya ke sofa di belakangku ini.

Aku berusaha keras untuk mengangkatnya. Namun, aku tidak kuat. Wajar saja. Badannya jauh lebih besar daripada badan mungilku ini. Ugghh... aku tidak bisa. Aku menyerah! Tapi kalau aku tidurin di lantai juga kasihan. Dan gak ada bantal yang bisa kuraih didekatku. Oke, aku terpaksa melakukan ini.

Aku duduk kembali di tempatku sambil tetap memeganginya agar ia tidak terjatuh. Aku meletakkan kepalanya di pahaku, berharap ia tidak terbangun. Aku tidak ingin membangunkan seseorang yang sedang tertidur lelap, apalagi karena capek. Ia sempat bergerak sebentar untuk mencari posisi yang enak. Dari sini, aku dapat melihat wajahnya dengan sangat jelas. Perfect. Hanya kata itulah yang dapat menjelaskannya. Sungguh indah ciptaan tuhan yang satu ini. Ah, sudahlah. PRku belum selesai. Aku bisa-bisa dimarahi lagi karena PRku tidak terselesaikan.

Sekitar 30 menit mengerjakan PRku kembali, tiba-tiba aku merasakan tetesan air di pahaku. Aku merendahkan pandanganku untuk melihatnya. Seketika, aku terdiam. Ia menangis. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Aku menyingkarkan sebagian rambutnya yang menutupi wajahnya lalu mengelus-elus rambutnya perlahan. Mencoba untuk menenangkannya. Apa yang sedang dimimpikannya? Mengapa ia menangis sampai seperti ini?

Tak sampai 5 menit, ia sudah tidak menangis lagi. Entah mengapa, aku merasa lega. Badannya bergerak lagi, aku memperhatikannya. Ia sekarang menghadap ke arahku. Aku merasakan lengannya melingkar di pinggangku. APA-APAAN INI. Aku berusaha melepaskan lengannya dari pinggangku. Namun, ia memelukku semakin erat. Oke, tenang Nara. Calm down... ini cuman lengan yang melingkar di pinggangku. Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Aku tidak bisa menenangkan diriku sendiri! Hatiku berdegup terlalu kencang. Aku akan mengerjakan tugas saja. Ya, dengan begitu pikiranku aku teralihkan.

♡♥♡♥
Maaf update lama banget T-T

Don't forget to vomment below!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Carousel LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang