3- Bertemu

62K 5.3K 187
                                    


"The moment you doubt whether you can fly, you cease forever to be able to do it." – J.M. Marie, Peter Pan



Ada yang mengatakan, dunia layaknya sebuah permainan. Bumi beserta isinya hanyalah papan dan manusia adalah pionnya.

Sejak kecil, dia selalu berhasil mendapat apa yang kuinginkan. Dia bukan tipikal bocah manja yang merengek-rengek. Dia juga bukan tipikal bocah yang bossy. Anak laki-laki itu tak bergelimang harta, maupun kekuasaan. Keluarganya sangat sederhana. Namun, kecerdikannya memungkinkan semua keinginan yang ia miliki terwujud.

Dari dulu, dia bisa mendengarkan suara-suara aneh. Ketika menatap seseorang contohnya. Saat mereka mengatakan "hai", dia bisa mendengar hal lain seperti "sial bocah ini lagi" samar-samar. Kejadian ini terus berlangsung hingga suatu ketika dirinya sadar bahwa suara-suara yang ia dengar adalah suara pikiran orang banyak.

Hal tak biasa ini tentunya sempat membuatnya dipandang aneh oleh beberapa orang, misalnya teman. Mereka berkata A, dia langsung tahu arah pembicaraan mereka adalah B. Teman yang hanya memanfaatkannya menjadi tak bisa berkutik lagi.

Sewaktu debt collector menggedor pintu rumah keluarganya dan menuntut pembayaran segera, sedangkan keluarganya itu dilanda krisis moneter, tanpa ragu bcah itu menggunakan bakatnya untuk bernegosisasi.

Bocah itu menawarkan permainan catur yang ternyata merupakan hobi bagi si penagih hutang itu. Jika debt collector itu menang, maka dalam tiga hari bocah itu berjanji akan melunasi semua hutang, tapi jika anak itu yang menang maka batas pembayaran bertambah sesuai permintaan keluarga. Orang itu menerima dengan tawa mengejek.

Tentu saja, anak itu membaca semua strategi yang lawan pikirkan. Bahkan tak luput umpatan kasar dalam pikiran juga terdengar nyaring baginya. Dalam tiga menit, bocah itu melakukan skakmat.

Nama anak itu, Nathano Gilbert.

Penagih itu tidak terima dan menganggap dirinya curang. Pasalnya, ia lihai dalam bermain catur. Gilbert menawarkan tiga kali kesemptan lagi. Dan ketiga-tiganya Gilbert yang menang. Ia berhasil menyelamatkan keluarganya.

Gilbert tak perlu repot-repot menyembunyikan bakat uniknya. Orang-orang bisa menganggap intuisinya sangat tajam. Bakat ini kerap kali ia terapkan dalam perlombaan debat, catur, dan cerdas cermat. Semua yang membutuhkan logika berpikir cepat dan bisa Gilbert "baca" sungguh mudah baginya. Selalu juara pertama. Hadiahnya pun bisa membantu meringankan beban keluarga.

Dengan bakat itu, memanipulasi pikiran orang jadi lebih mudah. Gilbert hanya perlu menargetkan arah pembicaraan pada apa yang mereka takutkan dan apa yang mereka rahasiakan. Ia pun mendapatkan apa yang ia mau.

Kadang kala, Gilbert bertanya-tanya. Apakah ada yang memiliki bakat seperti dirinya? Atau ada variasi bakat yang hampir mendekati sama seperti bakat miliknya?

Gilbert ingin sebuah tantangan.

Bertemu dengan orang yang bernasib sama sepertinya. Dan memecah misteri di balik kemampuan "unik" ini misalnya.

***

"Tuan, mereka menunggu di luar."

Pria berjas hitam itu melirik ke arah Hammington, sekretarisnya. "Suruh mereka masuk!"

Sekumpulan pria dengan setelan abu-abu masuk dan membungkuk hormat.

"Jadi, katakan alasan kalian ingin bertemu denganku."

The Talented [END] (Baca Lengkap Di Dreame/Innovel)Where stories live. Discover now