Chapter 37

3.1K 99 0
                                    

Haiii guysss. Gue khususin part ini yakkk. :')

Gue lagi seneng banget nih. Hari ini princess kita lagi ultah. Gak kerasa udah 20 aja umurnya baby bie.

Ahh sudahlah gak perlu banyak curcol lagi.:v

Happy ReadinG guys ;)

♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡


Degh!


Seseorang yang sedari tadi mendengar pembicaraan dokter dengan ali langsung mengatup mulutnya rapat2.

Saat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah pintu ruangan tersebut, dia langsung bersembunyi di lorong yang tak jauh dri ruangan tersebut. Kemudian tak lama ali keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju kamar fanesa kembali.

Seseorang itu masih tak percaya dengan kenyataan ini. Dia masih shock mendengar bahwa fanesa memiliki penyakit tersebut. Selama ini yang ia lihat adalah fanesa baik baik saja, tidak ada tanda tanda bahwa akan memiliki penyakit seperti itu.

Ya, orang itu adalah prilly.

Dia mendengar semua apa yang dibicarakan oleh ali dan dokter. Ia tak menyangka dan benar benar tak menyangka.

Saat melihat ali keluar dengan wajah yang sanagat sangat sedih dan frustasi, ia jadi tak tega. Hatinya terasa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh ali.

Setelah lama berdiam diri di lorong tersebut,  prilly memilih lebih baik pulang daripada harus kembali ke kamar rawat fanesa. Itu akan membuat masalah menjadi tambah besar.


♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡

"Sayang aku akan berusaha cari pendonor jantung untuk kamu" kata ali sembari memegang tangan fanesa yang masih belum sadar.

Pagi menjelang, tidur ali terusik saat merasakan seseorang mengelus kepalanya.
"Sayang " panggil ali dengan suara khas bangun tidurnya.

"Kamu tidur sambil duduk? Maaf yah sayang karena kamu jagain aku kamu tidur sambil duduk pasti badan kamu pegal2 kan? "Kata fanesa merasa bersalah.

"Enggak kok sayang. Ini demi kamu."jawab ali dengan nada meyakinkan.

"Emm sayang"panggil Ali dengan nada ragu.

"Ya kenapa? Kok kamu kayak ragu gitu sih. Ada apa? Ayo bilang aja." jawab fanesa yang menangkap bahwa ada keraguan yang akan dikatakan selanjutnya.

Gue harus hati hati nih nanyanya. Entar kalau gak jantungnya malah kambuh. Batin ali.

"Ehh kok ngelamub sih. Kenapa sayang? "Kata fanesa lembut buyarkan lamunan ali.

"Ahh enggak kok sayang. Emmm aku boleh nanya gak? " kata ali dengan ragu ragu.

Pasti ali akan bertanya tentang penyakit itu. Aduhhh gue belum siap untuk bahad ini.  Batin fanesa.

"Emm boleh kok sayang. Mau nanya apa emang? "Kata fanesa berusaha setenang mungkin.

"Emmm kamu punya penyakit jantung? "Tanya ali dengan ragu (?)

"I iya li. Maaf aku nyembunyiin ini semua karena aku gak mau kamu jauh dari aku. Aku hiks aku takut kalau aku Kasih tau kamu kamu bakal ni ninggalin aku. Hiks"jawab fanesa dengam terisak. Entah kapan air mata itu sudah lolos dari mata cantiknya.

"Sayang dengerin aku. Aku gak bakal ninggalin kamu dalam keadaan apapun. Mau kamu punya penyakit apapun aku bakal ada di samping kamu. Jadi jangan takut oke. Kita hadapi sama2. Aku bakal cari pendonor jantung buat kamu. Jadi jangan takut "kata ali tenang dan menghapus air mata yang ada di pipi fanesa.

"Makasih li"kata fanesa langsung memeluk ali. Ali pun membalasnya dengan Kasih sayang.

Ada seseorang yang mendengar percakapan mereka di balik pintu kamar rawat tersebut.

"Ternyata kamu sangat sayang li sama dia"gumam orang itu. Lalu pergi meninggalkan rumah sakit. Entah kemana (?)

♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡ⓟ♡

Segini dulu ya ges. Capek nih ngetik.

Semoga kalian suka sama cerita gue yang gak jelas ini dan banyak typo yang bertebaran dimana mana.

Oke deh sampai jumpa di chapter selanjutnya 😙

Pict tambahan ♡💑

Byee kiss muachh 💋💋💋

Cinta Yang Tak TerbalaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang