bagian 7

6.7K 393 65
                                    

BRUKKK

"Ukh, Naruto."

"Sasuke katakan, tolong jangan sembunyikan lagi dariku. Aku bukan orang lain sekarang. Katakan darimana bekas bercak merah di tubuhmu itu kau dapatkan?" Naruto berdesis menahan marah.

"Aku sudah bilang bukan? Aku alergi dan menggaruknya hingga terluka."

"Sungguh?" Naruto menatap lekat wajah Sasuke.

"Hn." Sasuke menjawab seadanya.

"Baiklah aku percaya, Sasuke. bolehkah?" Naruto semakin mendekat ke arah Sasuke yang terpojok. Sasuke berusaha menjauh dan sedikit mendorong Naruto.

"Naruto, ini di sekolah jangan sampai kita kena masalah, Ayo kembali ke kelas." Sasuke berjalan lebih dulu meninggalkan Naruto.

"Kau bohong lagi, Sasuke. Bagaimana caraku agar bisa membuatmu bicara?" Naruto memandang sendu punggung Sasuke yang menjauh. Bukannya menyusul, Naruto malah pergi ke atap untuk menenang kan diri. Hinata yang melihat kejadian tadi tersenyum puas dan mengikuti kemana arah tujuan Naruto.

"Naruto? Kau disini?" Hinata berakting terkejut saat melihat Naruto duduk di pinggiran atap menatap langit.

"Hn, kau kenapa ke sini?" Jawab Naruto tanpa membalikkan wajahnya.

"Aku sedang tidak mood ikut pelajaran." Jawab Hinata dan ikut duduk di samping naruto.

"Hey, Naruto. Apa kau tau sesuatu?" Ucap Hinata sebesar bisikan tapi masih bisa di dengar Naruto.

"Tentang apa?"

"Tentang Sasuke." Hinata menyelipkan anak rambutnya ke belakang cuping telinganya.

"Sasuke?" Naruto yang tadinya acuh kini menatap Hinata yang duduk di sampingnya. Mulai tertarik dengan obrolan Hinata membuat Hinata menahan seringai nya.

"Iya tentang Sasuke. Ku dengar dia bukan anak dari tuan Guy."

"Kalau itu aku sudah tau." Naruto kembali acuh dan menatap ke depan lagi.

"Kalau tentang Sasuke yang menjual diri? Apa kau sudah tau?" Naruto refleks menatap hinata tajam dan marah.

"Jangan bicara sembarangan tentang Sasuke, Hinata." Suara Naruto terdengar bergetar karena terkejut.

"Aku tidak mungkin bicara jika tidak ada bukti. Kemarin tidak sengaja aku bertemu seseorang yang bekerja di tempat yang sama dengan Sasuke. Orang itu cukup dekat dengan ku. Nama nya Neji. Dia bilang Sasuke kerja di tempat yang sama denganny, dan aku tau Neji bekerja sebagai apa. Aku juga baru tau tuan Guy itu adalah pemilik dari jasa perdagangan pria malam. Tentu saja untuk kalangan elit makanya tidak banyak yang tau." Hinata memasang wajah sendu.

"Naruto, kau pasti kecewa ya? Aku juga tidak menyangka Sasuke seperti itu. Dia terlihat sangat polos."

"Itu tidak mungkin." Warna biru dari mata safir Naruto menggelap kecewa.

"Kalau hanya bertanya tentunya Sasuke tidak akan menjawab jujur. Bagaimana kalau mencari tau sendiri?"

"Jika kau berbohong aku tidak akan diam, Hinata." Naruto beranjak pergi dari sana dengan aura gelap dan emosi. Hinata tertawa terbahak setelah Naruto pergi.

"Hahahah Ternyata dewi fortuna ada di pihakku sekarang. Sayang sekali Sasuke. kau tidak boleh lama lama dengan Naruto ku." Hinata lalu pergi menyusul Naruto.

.
.
.

Sepanjang hari ini Naruto sedikit berbeda. Walaupun menanggapi saat diajak bicara tapi pandangannya kadang kosong seperti berpikir.

No More loveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum