bagian 6

3.5K 319 6
                                    

Aula Konoha High School sudah penuh dengan siswa siswi dari dua sekolah berbeda. Hari ini adalah pertandingan basket antara Konoha High School dengan Suna High School. Semua pendukung sudah hadir dengan spanduk masing-masing untuk mendukung sekolah mereka.

Para pemain sudah bersiap di pinggir lapangan saat para cheerleaders unjuk kebolehan untuk mendukung para pemain.

Naruto menatap kursi penonton yang masih kosong. Berada paling depan. Harusnya kursinya sudah terisi sekarang oleh sahabatnya sekaligus orang yang spesial untuknya. Sasuke belum datang padahal kemarin ia sudah berjanji.

Sesaat kemudian para pemain mulai berkumpul di lapangan saat para cheerleaders menyingkir ke sisi lapangan. Mengambil aba-aba, tak lama pluit di tiup dan pemain berhamburan mengejar bola dan suara bola di pantulkan memenuhi lapangan bercampur suara teriakan pendukung juga para pemain yang berteriak agar bola di oper ke arah mereka. Permainan berlangsung sengit dan imbang, sama kuat. Di tengah panasnya permainan, sosok pemuda raven masuk dan melihat pertandingan itu. Wajahnya terlihat pucat dan letih. Sasuke menatap Naruto yang bermain sangat hebat. Sebagai ketua tim, Naruto bisa membimbing tim nya menggeser nilai lawan. Sasuke masih berdiri di tempatnya berdiri di sudut di mana dia bisa menyendiri dan memperhatikan sosok mataharinya. Senyumnya terbentuk sedikit saat melihat Naruto berhasil mencetak nilai. Tapi seketika senyum nya hilang. Nyeri di bibirnya yang terluka membuatnya menahan sakit.

"Naruto, semangat!" Kata Sasuke yang menyemangati dengan nada lirih sampai permainan berakhir dengan skor di menangkan oleh tim Konoha yaitu tim dari Naruto dkk.

Pandangan hitam dan biru bertemu. Naruto akan berlari ke arah Sasuke tetapi di hentikan oleh teman-teman se-Timnya yang ber-euforia atas kemenangan mereka juga Hinata yang memeluk Naruto erat.

"Kau memang hebat, Naruto!" Hinata memuji Naruto dengan mata berbinar dan memeluknya lagi.

"Terima kasih, Hinata." Naruto melihat ke sisi di mana sosok Sasuke berdiri sebelumnya tapi kini sosok itu tidak ada. Sasuke menghilang. Manik birunya mencari-cari sampai tepukan di bahunya membuat nya menoleh.

"Naruto, kau hebat."

"SASUKE!" Naruto langsung memeluk Sasuke erat.

"Aku kira kau tidak jadi menontonku."

"Seorang Sasuke tidak akan mengingkari janji, Naruto."

"Aku keren kan?"

"Ya, kau sangat keren." Naruto tersenyum lebar mendengar jawaban Sasuke.

"Sasuke, kau pucat. Apa kau sakit? Ah~ Ini?" Tangannya terangkat akan menyentuh luka di bibir Sasuke.

"Aku baik-baik saja" Sasuke menahan tangan Naruto.

"Bibir mu kenapa?"

"Tidak apa, Naruto. Hanya luka kecil, aku tidak sengaja jatuh."

"Ayo ikut, kita rayakan kemenangan kita." Naruto lalu menggandeng tangan Sasuke. Sementara sosok yang tadi di abaikan Naruto memperhatikan interaksi Naru-Sasu menatap kesal dan emosi.

"Tidak akan ku biarkan kau mendekati Naruto ku." Hinata menatap geram Sasuke yang hanya tersenyum kecil saat Naruto merangkul nya dan bercanda dengan teman-temannya.

"Sasuke, kau ikut yah? Sekali ini saja."

"Baiklah." Sasuke menatap Naruto dan Naruto balas menatapnya lalu tersenyum charming. Sasuke memerah.

"Jadian saja. Kalian itu cocok" teriak Kiba.

"Puppy kau ribut. Aku ngantuk."

"Ck, dasar pemalas. Muka bantal. Sana tidur di loker dengan handuk bau Gaara."

No More loveWhere stories live. Discover now