Six

4.7K 255 6
                                    

"Lo rada beda hari ini."

Aku baru aja dateng ke sekolah dan semua orang udah bilang gitu. Tentu saja, penampilan aku rada beda.

"Kenapa makeover tiba-tiba hari ini?" tanya Oliv yang udah ada disebelah aku dengan Bian disebelahnya.

Aku tersenyum penuh arti. "Pengen aja."

Penasaran kenapa mereka bilang gitu? Aku makeover. Makeover jadi gimana?

Penampilan fisik aku; Rambut tergerai curly kebelakang dengan kepangan disamping. Style aku yang biasanya tomboy jadi setengah girly dan setengah tomboy.

Aku yang biasanya jutek, jadi berubah hangat. Ya, aku mencontoh sifat sebagai kakak kelas dan adik kelas yang baik.

"Ada yang namanya Viola Evelyn nggak?" tanya seseorang yang menyelip diantara aku dan Oliv. Aku mengernyit, ini kan Calvin. Masa dia nggak tau kalo orang yang disampingnya ini Viola Evelyn?

"Ini gue, Calv," aku menjawab dan dia menoleh kearah aku. Raut wajahnya. Aku ketawa saat ngeliat raut wajah Calvin yang cengo, kayak orang terpesona gitu.

"Terpesona sama gue?" candaku tetap ketawa.

"Iya."

Aku menunduk dan bisa gue rasakan wajahku memerah. Sial, aku nggak nyangka Calvin bisa jawab gitu.

"Ini Viola, ya?" suara polos itu menyapa indera pendengaranku.

Carol ternyata.

"Bukan. Ini Evelyn," jawabku sebal. Kenapa semuanya pada gak ngenalin aku? Padahal kan cuma ganti style sama rambut doang.

"Ah lo jangan bohong ih. Viola mana pernah gini. Yang ada rambutnya udah berantakan gara-gara sering diacak-acak."

Jir. Apa coba mau ngungkapin aib aku?

"Mana ada. Duh lo nggak percaya sama gue? Apa perlu gue lepasin kepangan gue?" tanyaku sewot.

Carol menatapku penuh selidik dan melihatku dari atas kepala sampai ujung kaki. Ya ampun! Kenapa orang ini nggak percayaan banget?

"Nggak usah. Gue tau lo Viola kok," kata Carol sambil menyengir sok nggak bikin aku kesel.

"Yayaya. Kantin yuk," ajakku sambil menarik tangan Carol.

"Gue gimana nih, Eve?" tanya Oliv setengah berteriak saat aku udah mulai menjauh dari dia dan Bian.

"Ada Bian, 'kan?" jawabku setengah berteriak juga dengan tatapan jahil. Wajah Oliv memerah dan Bian dengan senang hati merangkulnya.

Sepertinya dua hari cukup untuk aku melupakan rasa aku ke Bian. Mungkin itu cuma sekedar crush.

"Lo ngapain sih narik gue ke kantin? 15 menit lagi bel," kata Carol yang setengah menggerutu itu.

"Nggak ke kantin sih. Cuma pengen jalan-jalan aja. Emang lo nggak pusing natepin buku-buku itu doang?" cerocosku sambil melempar senyum ke orang yang menyapa.

"Well, look who's here," teriak seseorang toa yang aku yakin itu pasti Nadine.

"Oh, say hi to our friend," jawabku sambil melipat tangan didepan dada dan menyeringai.

"Jangan sok deket deh lo." Nadine berjalan kearahku dan dengan sengaja menabrakkan bahunya dengan bahuku.

Aku menggeram. "Siapa ya, yang nyapa duluan," aku berkata dengan cukup toa lalu menarik Carol untuk pergi menjauh.

.

"Kak Viola?" aku menoleh ketika ada suara bariton memanggilku yang sedang memasukkan buku ke tas. Carol udah pulang duluan.

UnexpecatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang