Part 1

21 0 0
                                    

  Aku sudah lelah menahan rasa penasaran ini.Kebiasaan baruku setelah jam kuliah selesai,yaitu ke taman kampus mencari gadis itu yang sudah mengganggu pikiranku.Mungkinkah ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama?Bahkan meski aku sudah berulangkali merasakan cinta,tapi hanya kali ini aku merasa ragu-ragu.
"Hei Luki,kamu mau kemana?"Seseorang menghentikan langkah buru-buruku.Karena panggilannya,
Spontan aku menoleh dan mendapati seorang gadis cantik,putih,langsing,yang tidak lain Rania,mantanku yang baru kuputuskan kemarin.Dia mengahampiriku dengan langkah khas modelling.
"Where you will go,baby?"Ucapnya dengan nada menggoda.
"Rania,aku ada urusan.Tolong jangan ganggu aku".Aku sedang tidak ingin berdebat panjang dengannya.Bagiku semua sudah berakhir kemarin.
"Kamu gak bisa mengabaikanku".Ucap Rania penuh percaya diri sambil menunjukkan sebuah teks pesan di ponselnya.
Dia tahu benar cara mengancamku.Hal buruknya itu adalah pesan dari mamaku yang mengundang Rania untuk makan malam keluarga di rumah.
"Ah,sialan!"kerutukku dalam hati.Mamaku sangat menyukai Rania,padahal dia hanya berpura-pura peduli pada mama.Sampai saat ini orangtuaku belum tahu bahwa hubungan kami yang berlangsung dua tahun ini sudah berakhir.
"Baiklah,nanti kujemput jam tujuh malam".Rania tersenyum puas mendengar jawabanku.

Sedikit lebih lama saja aku meladeni Rania,bisa-bisa aku akan kehilangan kesempatanku berkenalan dengan gadis itu.Untungnya gadis itu masih ada di taman.Nampaknya dia sedang sangat menikmati  waktunya saat ini.Sebuah buku di pangkuannya tengah serius menarik perhatiannya.Sesekali dia mengangguk-angguk entah karena terlalu menikmati bacaannya atau terlarut bersama musik yang didengarnya.Headset menempel di telinganya,jadi kupastikan dia menikmati dua hal saat ini,buku dan musik.
"Gadis yang unik".Gumamku pada diri sendiri.Kemarin dia asyik menikmati rontoknya dedaunan.Aneh sekali banyak yang dikerjakannya.
Aku terlalu sibuk memperhatikannya,sampai dia bergegas pergi.Sepertinya ada urusan mendadak.Aku kehilangan kesempatan lagi untuk mengenalnya.

Aku jadi penasaran mengapa dia pergi terburu-buru?Keluar dari kampus dia naik angkot.Aku pun bergegas menyalakan mobil sportku untuk mengikutinya.Setelah lima belas menit mengikutinya,angkot itu berhenti di depan sebuah minimarket.Gadis itu turun dan masuk ke minimarket.Aku sudah seperti penguntit.Rasa penasaranku masih terus berlanjut.Aku pun memutuskan pura-pura berbelanja.
Cukup lama aku berputar-putar di minimarket itu.Sesekali iseng kumasukkan beberapa barang belanjaan yang sebenarnya tidak aku butuhkan.

Akhirnya aku melihatnya,dia keluar dari  ruangan di belakang minimarket yang sepertinya ruangan untuk karyawan.Tampilannya berubah drastis.Dia memakai make up di wajahnya.Padahal tadi di kampus dia tidak pakai make up sama sekali.
Aku terus mengikuti langkahnya menuju meja kasir.

"Telat lagi nih".Teman kerjanya menegur.Sepertinya dia terlambat masuk kerja.
"Iya mba,tadi ada UTS".Jawabnya,memberi alasan yang tidak lain kebohongan.Bukankah dia terlambat karena bersantai ria di taman tadi.Aku masih sedikit menguping pembicaraannya dengan teman-teman kerjanya.
Tawanya terdengar begitu renyah ketika teman cowoknya bercanda tentang sesuatu.Dia lebih seperti pribadi yang ceria di tempat ini.Aku tidak mendapati nada sendu dari suaranya.Entah dia menyembunyikannya atau memang dia tidak punya beban sama sekali.Kontras sekali gadis itu ketika berada di tempat berbeda.

Setelah gadis itu menggantikan kasir sebelumnya,aku bergegas ke meja kasir untuk membayar belanjaanku yang sudah sekeranjang penuh.Sepertinya secara tidak sadar aku mengambil barang di setiap rak.
Gadis itu menyapaku dengan senyuman manis.
"Selamat sore mas,dengan saya Karina,ada kartu membernya mas?"Gadis itu langsung menanyakan apakah aku punya member minimarket tersebut.
"Gak ada Karina".Jawabku sok akrab menyebut namanya.Dia terkejut sejenak,tapi kemudian dia fokus menscan barang-barang belanjaanku.
"Pulsanya sekalian mau diisi mas?"Tanyanya lagi.Sepertinya memang itu pertanyaan wajib di minimarketnya.
"Euhh bagaimana ya,apa aku isikan saja nomormu?"Aku malah masih terus menggodanya.Beberapa orang termasuk teman kerjanya melihatku.Aku memang konyol dan iseng sekali.Sebenarnya ini bagian dari usaha saja supaya tahu tentangnya.Yah,dia adalah Karina.Akhirnya aku tahu namanya juga.
"Tidak,terima kasih.Kalau begitu gak sekalian beli biskuitnya mas,lagi promo beli dua lebih murah".Meski terlihat risih,dia masih menawarkan sebuah produk promo hari itu.Aku rasa dia sangat professional.
"Kalau aku beli banyak, apa aku bisa dapat pin bbm kamu atau nomormu tidak?"
"Tentu".Jawabnya singkat membuatku terkejut.
"Baiklah,aku beli 10 pcs".Sepertinya gara-gara aku antrian jadi lumayan panjang.Beberapa orang sudah di belakangku mendengus kesal,tapi aku tidak peduli.Teman kerja Karina mengambil inisiatif mengalihkan beberapa konsumen untuk dilayani di komputer satunya lagi.

Karina mempercepat gerak tangannya.Tidak lupa dia menuliskan nomor ponsel dan pin bbmnya sebelum menyerahkan struk belanjaku.
"Terima kasih Karina?"
"Sama-sama,dengan saya Karina, senang melayani anda.Silahakan datang kembali".Ucapannya terdengar sangat ramah.

Ms.Loney,I'm coming!!Where stories live. Discover now