4. Perfect Imam-Fadil-ku

1.6K 97 20
                                    

"Kira-kira singkatnya begini. Kau harus bahagia, meskipun tidak harus denganku. Namun kau juga harus mengerti, aku benci kalimat ini."
-Fadil Fajar Latief-

£

Ujian Nasional SMA telah berakhir, dan semua dinyatakan LULUS dan 5 hari lagi akan diadakan perpisahan sekaligus pelepasan dan wisudaan ke Candi borobudur di Magelang. Sebenarnya siswa-siswi disekolah Nayla bisa saja perpisahan ke luar negeri. Tapi untuk apa? Mengagumi keindahan negara sendiri lebih nikmat dibandingkan mengagumi ketampanan pacar orang lain atau profesi orang lain.

"Serius mau daftar penerbangan?" tanya Fadil, setelah selesai mencuci piring.

Nayla mengangguk, "Ajarin Fisika sama Matematika ya?"

Fadil menggeleng, "Bukannya tidak mau, Nay. Tapi apa kamu tau bahwa aku juga sedang masa pendidikan lagi."

"Bukannya udah lulus?" Nayla menatap Fadil tidak percaya.

"Mencari ilmu itu wajib dari buaian sampai ke liang lahat." jelas Fadil lalu duduk didepan Nayla.

"Lagian pendidikan apaan sih?"

Fadil mendekat ke arah Nayla, "Kepo eh?"

"Gak mau ngasih tau hm?" Nayla mencubit pipi Fadil.

"Pendidikan menjadi suami yang baik untuk istriku Nayla." Fadil mengecup singkap pipi Nayla.

Nayla tertawa, "Gak usah alay deh. Tapi kamu serius lagi pendidikan lagi?"

Fadil menggeleng, "Enggak Nay, cape aku juga sekolah terus. Sekarang sudah waktunya Ayah aku pensiun dari perusahaan nya lalu digantikan oleh aku."

Nayla mencubit lengan Fadil, "Kirain bener kamu sekolah lagi." Nayla meneguk juice jeruk nya, "Tapi kamu izinin aku jadi penerbang 'kan?"

Fadil diam seperti sedang memikirkan sesuatu, "Mau jawaban bohong atau jujur?" tanya Fadil.

"Ada jawaban bohong dan jujur?" tanya balik Nayla, Fadil mengangguk, "Dua-duanya dong Mas." lanjut Nayla.

"Serius? Tapi kalau udah tau jangan ngambek ya?"

Nayla mengangguk.

"Kalau jawaban jujur, aku gak izinin kamu alasannya karena sekarang kamu adalah seorang istri kalau kamu jadi pilot kamu bakalan jarang ada dirumah, jarang ngurusin aku, anak kita nanti, padahal pahalanya wanita banyak didapat ketika dia sudah menikah. Kalau bohong nya, aku izinin kamu sebagai pilot." jelas Fadil.

"Jadi?"

"Bukannya aku menilai kalau wanita menjadi penerbang itu gak berpahala, malah kan banyak pilot juga yang mengantarkan orang pergi beribadah ke Mekkah, pergi untuk bertemu orang terkasih, dan banyak lagi." Tambah Fadil.

Nayla mengangguk paham, "Jadi gimana, Mas?"

Fadil tersenyum, "Kamu tinggal pilih dari dua jawaban aku. Kamu udah dewasa dan bisa bedain pilihan kamu yang aku ridhoi." Fadil berdiri lalu berjalan ke arah ruang kerjanya.

£

Hari ini seluruh siswa-siswi disekolahan Nayla, akan pergi ke Magelang. Nayla yang ditemani Fadil merasa tidak bebas karena tidak bisa bergabung dengan teman-teman kelasnya, Nayla diam menyender ditiang pagar sekolah.

Perfect ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang