75

2.9K 152 8
                                    

4 hari setelah itu.

Aku dan Sonny juga sudah memeriksa kandungan ini. Dan hasil nya sungguh mengejutkan aku dan Sonny.

Perut ku terlihat sangat besar. Seperti aku habis memakan seorang bayi.

Kini aku bersama Aly sedang berada di ruang tamu. Kau tau betapa menyesal nya aku melakukan hubungan terlarang itu dengan Justin hingga buncit perutku di ulah nya. Jika saja dulu aku menolak, maka aku tidak seperti sekarang ini. Badan ku mungkin seramping Aly. Menikmati masa muda seperti Aly. Aku sungguh iri dengan Aly. Lihat aku sekarang, aku seorang Carol Carver calon seorang ibu.

Sungguh aku membenci Carol yang sempat menggoda Justin dulu. Apakah aku dulu tidak punya malu saat mendekati om om seperti Justin? Sekarang lah akibat nya aku menggoda seorang Justin Bieber. Merasakan sakit hati saat Justin dekat dengan para jalang. Merasakan lelah membawa bayi di dalam kandungan ku.

"Hey!" Aly melambai lambaikan tangan nya tepat di depan mataku.

Sungguh aku melamun, dan memutar masalalu ku hingga kini aku menyesal setengah mati.

"I'm fucking tired of this shit" gumam ku.

"Hah? Apa Carol?" Tanya Aly.
Dasar telinga kelinci! Mendengar saja apa yang ku ucap kan walaupun aku sedang bergumam.

"Btw, should I mad at Justin.."

"Hah? Marah buat apa ke uncle mu?" Kebiasaan Aly yang suka memotong pembicaraan ku.

"Karena Justin bermain dengan jalang di belakang ku" ucapku terlanjur dengan raut wajah sedih.

"WHAT THE FUCK?!!" teriak Aly kencang. "You should mad at him, Carol!! Jangan biarkan uncle yang kau cintai itu diambil oleh jalang 10$ an." Ucap nya membuat ku ingin muntah.

Bahkan baju ku lebih mahal dari pada harga jalang itu. Aku pun tertawa.

"Sudah lah, aku ingin istirahat dulu" ucap ku sambil berdiri.

"Aku?" Tanya Aly.

"Hah? Kau? Kau kalau mau pulang, pulang sana. Atau kau mau tidur disini??" Secara tidak langsung aku mengusir Aly.

"Baiklah, aku tidak ingin mengganggu istirahat mu, aku akan pulang" ucap nya dengan cengengesan.

"Baiklah, pulang dengan hati-hati" ucap ku sambil memeluk nya.

*****

Keesokan hari nya.

Aku ada Janji dengan Justin di siang hari untuk makan siang di sebuah restoran.

Satu jam lagi tepat nya. Aku akan berangkat ke tempat tujuan.

**

"Hi baby" Justin mengecup punggung tangan ku.

"Hi Justin" ucapku tersipu malu. Karna, entah lah apa yang membuatku malu hingga memerah di depan Justin.

Siang ini ia sangat tampan, tidak seperti pagi tadi saat ia hendak berangkat ke kantor nya. Ia sangat rapi dan harum.

Sedikit basa basi dan akhir nya aku dan Justin memakan makan siang. Dan pencuci mulut.

"Sudah kenyang?" Tanya Justin.

"Yea" ucapku dengan senyuman.

Lalu aku melihat Justin sedang mengalihkan pandangan ku. Entah lah, aku tidak mengerti apa yang ia lakukan saat ini, wajah nya terlihat sangat berseri.

Lalu menarik halus tangan kiri ku, dan mengeluarkan sesuatu kotak dan membuka nya. Ia memasangkan cincin di jari manis di tangan kiri ku.

Ya, di jari manis tangan kiri ku..
WHAT?!?!

"Carol Carver, apakah kau mau menjadi istri sehidup semati ku?" Ucap Justin dengan tegas.

Tak terasa, air mataku menetes.
Aku sangat terharu.

"Ya Justin, aku mau" ucapku.

Ya tuhan. Ini sangat mengharukan. Aku benar-benar tak tau hendak melakukan apa. Inti nya aku sudah sangat lah senang.

Lalu ia berdiri, menghampiri ku dan memeluk ku. Mengecup kening ku.

"Baby, satu bulan lagi kita akan menikah. Tepat tujuh bulan bayi kita. Dan akan kita lakukan baby shower dan baby reveal." Jelas Justin.

Ya tuhan. Aku sungguh bahagia.
Justin melakukan ini padaku.

"Justin, aku tak tau apa yang akan aku katakan padamu. Intinya aku sayang kau dan mencintaimu Justin" ucapku dengan senyuman sempurna.

DADDY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang