1

34.4K 846 8
                                    

"UNCLE CEPAT JEMPUT AKU SEKARANG!" Teriak ku di dalam telpon.
Mungkin sikap ku lebih mengarah seperti bos yang menyuruh bawahannya.
Memang seperti itu.
Setiap berangkat atau pulang sekolah aku selalu di antar oleh uncle Justin.

"POKOKNYA CAROL GAK MAU UNCLE JEMPUT AKU SAMPAI TELAT!" Aku mulai kesal, sadari tadi uncle hanya menjawab 'sabar, ini lagi di jalan' . Kalau lagi di jalan kenapa kok gak kedengaran suara berisik di jalan?
Kan naik mobil, Carol Bodoh!

Tak peduli ini pintu mobil rusak atau enggak.
Aku tutup aja pintunya keras, sampai uncle kaget.
Aku duduk di samping uncle sedangkan tas ku aku lempar ke kursi belakang.

"Nanti rusak pintu mobil uncle, Carol..." ucap uncle Justin sabar.

"Pokoknya aku gak mau tau! Salah sendiri kenapa uncle kok jemput aku lama!?" Ini anak durhaka banget, berani main bentak ke orang tua.

"Uncle kan sudah bilang Cary, kalau tadi uncle ada rapat di kantor" Uncle Justin mencoba untuk meyakinkan.

"GAK MAU TAU!!! pokoknya uncle harus tanggung jawab! Uncle harus Beli In aku tas! Mau gak mau, HARUS!!" Carol.

Nama nya juga Carol Addison Carver.
Sifatnya keras kepala, suka asal nyuruh, anak mami harus di turuti kemauan nya jadi manja, masih agak labil kalau waktu marah.

"Okey.. uncle nyerah. Uncle Beli In kamu tas" pasrah Uncle Justin.

'Emang enak punya musuh kayak aku? Salah sendiri siapa suruh datang terlambat. Jadi kena kan hukuman nya' batin Carol.

Terlihat senyuman Evil dari bibir ku.

Aku memasuki toko ternama ini dahulu setelah itu baru uncle Justin membuntuti ku.

Di sana ada mini ransel, lucu, bagus, keren, harganya?
Gak mikirin harga, kan yang beli in uncle Justin.

Aku ambil tas nya dan menunjukan kepada uncle Justin.

"Bagaimana? Bagus gak? Lucu ya.." ucapku sambil mencoba merayu Uncle Justin supaya membelikannya.

"Mau yang itu?" Tanya uncle Justin.
Aku langsung mengangguk cepat dan uncle Justin langsung memberi isyarat supaya langsung di bawa ke pelayan toko.

Saat aku menunggu si pelayan dan si Uncle.
Aku berkeliling ria di dalam toko.
Hingga akhirnya aku menemukan sesuatu.

Sepatu!! Itu sepatu keren banget.
Cocok sama calon tas baru ku.
Aku langsung menarik uncle Justin ke tempat sepatu itu,lalu menunjukan sepatunya.

"Uncle, ini bagus kan sepatunya? Boleh dong uncle beliin" rayuku.

Ya ya ya,terlihat muka malas uncle Justin.

"Kan tadi Cary sudah minta tas, masa sekarang minta sepatu?" Ucapnya.

"Please beli in uncle, aku janji gak bakalan marahin uncle lagi saat uncle jemput telat" ucapku sambil mengacungkan dua jari tanda suer.

"Enggak!" Bentak nya pelan.

"Bilang aja gak mau ngeluarin uang banyak buat beliin sepatu yang harganya US$ 300.000 . Padahal kan situ CEO, gak peduli mau ngeluarin uang berapa pun" gumamku sampai terdengar di telinga Uncle Justin, lalu menaruh kasar sepatu itu ketempat asalnya.

"Baiklah, akan ku belikan. Asal Cary harus janji gak boleh marahin uncle lagi saat uncle jemput telat" uncle memberikan jari kelingking nya.
Ku lingkarkan jari kelingking ku di jari kelingking nya.

"Im promise" ucapku lalu melepaskan.

Betapa senangnya hari ini aku.
Bisa mendapatkan tas dan sepatu baru.

Selama perjalan aku tersenyum-senyum sendiri.

"Makasih uncle" ucapku sambil menatapnya yang sedang fokus menyetir.

"Iya Cary, sekarang sudah seneng?" Tanya uncle yang langsung membuatku ingin berteriak sambil mengatakan 'Yes' . Tapi tidak mungkin.

Langsung aku mengangguk.
"Makasih uncle Justin" ucapku sambil mencium pipi kanan nya.

"Iya sayang" balasnya lalu mengambil kedua tangan ku dan di ciumnya punggung tangan ku.

Lantas aku malu dan merasakan kedua pipiku mulai memanas.
Kutundukan kepala ku sambil menatap tangan yang bekas di cium uncle Justin.

Saat aku dan uncle Justin masuk rumah.
Kudapati mommy yang sedang menunggu kedatangan ku sedari tafi di ruang tengah.

Uncle Justin menceritakan semuanya pada mom.
Sedangkan aku, aku lagi di kamar habis mandi.

Langsung rebahan sambil main hp.

Ku pikir-pikir. Tadi uncle Justin manggil aku sayang, terus cium tangan ku. Apa maksudnya.
Da juga kalau aku lihat-lihat si Uncle Justin itu tampan juga bak model.

"Dek.. makan malam sudah siap, ayo turun ke dapur" itu suara kak Mark di luar pintu kamar.

"Iya kak" kemudian aku turun tangga bersama kak Mark.

Aku makan makanan ini sangat malas.
Karna lagi tidak mood.
Setelah semua sudah selesai makan.

"Carol, mom akan pergi ke San Diego selama 2 minggu" jelas mom.

Di rumah ini ada Mom, Kak Mark, Granny, pembantu dan satpam.

"Ya udah aku sama Granny" ucap ku malas.

"Granny ke Toronto buat jenguk Granpy selama 2 minggu" jelas mom lagi.

"Ya udah aku di rumah sama kak Mark" ucapku.

"Kak Mark ada panggilan kerja di Washington" sekarang mom sedang meng-skakmat aku.

Baiklah, aku di rumah sendiri sama para pembantu dan satpam.

"Mulai kapan berangkat nya?" Tanya ku malas.

"Mulai besok, jadi mulai besok kamu di titipkan ke uncle Justin" jelas mom yang sedikit membuat ku lega.

Aku hanya mengangguk mengerti lalu pergi ke kamar.

Malas malas dan malas itu yang aku rasakan sekarang.

Hey hey hey....
Cerita nya gimana?
Gak ada prolog ya...

Jadi gini Guys, aku mohon banget sama kalian supaya nge Vomments ini cerita.
Walaupun banyak typo bertebaran dan cerita kayal.

Ayoo... yang silent reader.
Cepet sadar dong jangan bikin susah buat para writers.

Don't forget to leave a Comments and give a Vote.

DADDY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang