63 - SHOULD WE?

4.3K 171 7
                                    

Lmv;
Demi Lovato - Cool For The Summer
------------------------------------

50+ vote for next chapter.

Tentu saja aku sudah minta maaf pada Matt sebelumnya, supaya tidak terjadi kesalah pahaman hanya gara-gara fuckin dare.

"Aku sudah menaruh kamera kecil di sudut atas kamar mu, jadi kau dan Carol pasti tidak bisa mengambil nya. Karna kamera itu sebagai bukti jika kalian benar-benar melakukan dare itu" ucap louis di ambang pintu kamar Sonny. Sedangkan aku dan Sonny berada di dalam kamar Sonny dan berhadapan dengan Louis.

Bagus louis. Aku harus benar-benar melakukan nya.

Aku mengehela nafasku. Berbalik badan bersamaan Sonny menutup dan mengunci pintu kamar nya.

Aku duduk di pinggir kasur sambil mencoba merileks kan diri.

"What the fuck louis do with that camera?!" Teriak Sonny sambil menatap ke sudut atas kamar nya yang sudah terpasang dua kamera mini mata-mata. Jika di lihat dari jauh, maka kamera itu terlihat seperti bolongan hitam kecil yang berada di atas sudut ruangan.

"So.. apakah kita akan benar-benar melakukan nya Son??" Tanya ku pelan.

"Aku tak yakin Carol, aku takut menyakiti bayi mu, dan aku tau kau belum siap juga" GR amat Sonny, pake ngomong kalo aku belum siap lah.

Emang aku siap?
Idk.

Aku berdiri lalu memasuki closet Sonny sambil bergumam. "Fuck you Perrie and Louis!!"

Aku mendapatkan baju kaos oblong putih panjang milik Sonny. Lekas ku lepas semua yang melekat di tubuh ku dan hanya mengenakan kaos pinjaman ini.

Aku keluar dari closet. Dan melihat Sonny sedang berkutat dengan komputer nya.

"What r u doing?" Aku menghampiri Sonny dan berdiri di sisi nya.

Ia mengetik sesuatu, dan menunjukan nya padaku.
"Btw, ini cctv bukan kamera. Jadi, saat ini aku sedang mencari lagu yang pas untuk melakukan hubungan itu" ketik nya.

Wtf? Jadi, louis akan menonton ku di luar sana?

Tak lama dari itu, Sonny pun memutar lagu nya. Lagu yang sangat menggairahkan. Membuat api di dalam tubuhku membara.

Sonny berdiri dihadapan ku, sambil menatap dan tersenyum manis padaku. Mengelus pipiku lembut.
"Are you ready?" Tanya nya.

"Should we??" Tanyaku balik.

"Yes" ia menciumku. Menekan tengkuk ku dengan tangan nya.

Satu tangan nya meraba tubuh ku dari luar kaos ini. Ciuman nya turun ke leherku. Lalu turun ke dada ku. Dan berhenti disana. Lalu kami berdua bertatap-tatapan lagi.

"Take off all of me" suara Sonny berbisik di depan ku.

Aku mengangguk.

Perlahan ku buka kaos nya, dan menariknya ke atas. Lalu melemparnya. Aku melihat shirtless Sonny. Bulu-bulu kecil di garis perutnya.
Aku menyentuhkan tangan ku pusar Sonny dan menggerakan nya ke atas dan bawah. Lalu terus kebawah, melihat sesuatu yang sudah menonjol dibawah sana.

Lalu membuka kancing jeans nya, aku berjongkok untuk menarik kebawah dan melepas nya. Setelah terlepas.
Aku langsung kembali berdiri di hadapan nya. Melihat tubuhnya dari atas sampai bawah. Tercap jelas penisnya dari luar boxer abu-abu nya.

"Yang ini, biar aku yang melepas nya" ucapnya lalu meninggalkan ku dan mengambil sesuatu di laci mejanya.

Aku tetap berdiri diam disini sambil melihat Sonny yang sedang melepas boxernya dan memasang pengaman mungkin.
Lalu ia berbalik badan, melepas kaca matanya dan menaruhnya di meja.

Ia berjalan menghampiriku dengan telanjang bulat. Raut wajahku biasa saja. Bahkan aku masih tidak berani melihat punya Sonny. Aku hanya berani melihat punya Sonny saat mengecap di boxernya tadi.

"Are you ready?" Bisik nya, bahkan suaranya hampir tidak terdengar jelas di telinga ku karna suaranya sangat pelan.

"Yes I am" aku mengangguk.

Tangan nya mengelus perutku. Lalu turun ke bawah dengan kedua tangan nya. Aku mengangkat kedua tangan ku ke atas, karna Sonny yang akan membuka baju ku.

"You're so damn sexy" gumam nya menatapi tubuh ku.

Aku hanya tertunduk malu. Dan tanpa ku sadari, aku tak sengaja melihat punya Sonny. Lumayan lah bagiku.

Lalu aku kembali menatap nya. Dan tiba-tiba tangan nya langsung mengangkat tubuhku ke gendongan nya.
Lalu menghempaskan tubuh ku di kasur.

Ia tidak memberikan pemanasan apapun, karena aku sudah basah duluan. Yah, katakan saja aku cemen.

DADDY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang