A night Through Forever

15K 1K 120
                                    

                 

                 

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Ann

"Kau cantik sekali hari ini, Ann."

Aku mendongak dari laptopku. Jefrey tersenyum sambil melipat tangannya.

"Ugh... Oke. Cari aja cewe lain buat dirayu, player. Gak mempan buat yang sudah punya anak seperti aku," ucapku sambil kembali berpaling pada layar website di depanku.

"Aku memang tidak berharap banyak, Cantik."

"Bagus." Aku tidak menghentikan pekerjaanku.

Terdengar suara Jefrey bangkit dari kursinya.

"Aku cuma mau bicara jujur saja," ucapnya santai.

Ada senyum yang menarik bibirku secara simetris. Ada senang yang menghentikan langkah jemariku di mousepad. Ada gengsi yang menghentikan senyumanku kemudian.

"Bagus, sayang. Kalau gitu belikan aku makan siang dong. Aku gak bisa ke mana mana nih.."

Aku berpaling lagi padanya.

"Apapun, sayang. Asal bisa membuatmu mengerti apa yang kurasakan."

Aku memutar mata dan memasang ear plug ke dalam telingaku.

Jefrey memang begitu. Ia rekan kerja yang baik. Tapi sangat boros kata kata. Ia mendekati banyak sekali perempuan di kantor ini, tidak peduli berapa usianya.

Beberapa dari mereka mengaku pernah melakukan hal lebih dengannya. Sayangnya tak satupun dari mereka yang benar benar serius. Jefrey masih tetap sendiri.

Si tampa Jefrey adalah legenda di kantor ini.

Aku?

Aku bersikap santai kepadanya. Jefrey pernah bertemu suami dan dua anakku di sebuah acara kantor. Dia tidak akan berani beranjak lebih jauh.

Seperti yang tadi dia lakukan. Hanya sebatas itu.

"Oh,ya Jef," panggilku saat ia beranjak meninggalkanku.

Jefrey menoleh.

"Nanti antar aku pulang yah. Mobilku dipakai suami. Kamu gak sibuk kan?"

"Apa sih yang enggak buatmu, cantik," ucapnya lembut. "Akan kubatalkan semua janjiku demi kamu, cantik."

"Sungguh, Jefrey. Aku melakukan ini karena terpaksa."

Jefrey tergelak.

Kupasang lagi ear plug dan menyelesaikan pekerjaan sambil menyantap makan siang dari pembual nomor satu tadi. Pikiranku kembali terpusat pada layar di depanku.

Inilah aku.

Ibu rumah tangga yang meniti karir. Aku yang terbaik di pekerjaanku. Penuh konsentrasi dan berdedikasi. Semua terasa menghilang saat aku menekuni data-data yang harus kuanalisis. Data-data yang harus kuinterpretasikan minggu depan.

Night Through Forever (Complete)Where stories live. Discover now